Karena keasikan berbicara sampai saya lupa menyediakan materi -- materi ajar untuk keesokan harinya. Halo adik Shely saya minta maaf ya soalnya saya harus menyiapkan materi untuk besok mengajar. Agak lama Sherly menjawab enta kaget atau gugup saya tidak tahu. Tiba -- tiba ia memanggil " halo... kakak Hengki apakah saya tidak salah dengar katanya mau siapkan materi memangnya sudah jadi guru ya.
Tidak mau membuat dirinya penasaran sayapun menjawabnya, ya adik Sherly sementara ini saya mengajar di salah satu sekolah yang ada di kota kita, Sherly berulang -- ulang melontarkan pertanyaan mengenai status saya soalnya yang dia tahu saya adalah seorang wartawan di kota kami.
Halo....kakak benarkah sudah menjadi guru? pertanyaan yang sama dilontarkannya lagi. Ya adik untuk sementara saya membantu mengajar karena ada permintaan bantuan untuk mengajar makanya saya mengajar. Oh ya kakak provisiat ya berarti selama tidak ada kabar ini kakak lanjut kuliah, Ya adik tetapi tidak selesai, jawabku. Hmmmm....... Kenapa tidak selesai. Ya ade, kita anak petani penghasilan orang tua tidak seberapa untuk biaya kuliah, apa lagi kuliahnya di jawa, belum makan minum, bayar kos, jadi ketika sudah tidak ada yang biaya lagi saya putuskan untuk kembali kampung halama. Ya kakak tidak apa -- apa itu semua jalan Tuhan tidak usa putus asa, seperti saya dulu tidak ada arti di mata masyarakat tetapi karena kakak saya bisa berubah menjadi seorang wanita yang baik dan sekarang saya sudah bekerja meskipun honornya kecil tetapi halal. Ya Adik Sherly terimakasi itu mungkin jalan Tuhan buat kita umat_Nya.
Percakapan kami saling meneguhkan membuat kami larut dalam permenungan akan kehendak Tuhan. Halo Adik Sherly kamu baik -- baik sajakan, lama ia tidak menjawab entah mengapa sampai terjadi hal itu. Dengan suara agak berat ia menjawabku. halo kakak saya baik -- baik saja.
Kedengarannya Sherly lagi menangis, Halo adik mengapa kamu menangis mencoba untuk memastikan bahwa ia baik-baik saja, belum selesai saya bertanya, Sherly sang gadis manis itu mulai berbicara,
 kakak terus terang saya menangis bukan karena ada yang marah tetapi saya sangat terharu akan kebaikan  yang saya alami darimu, pengalaman saya juga seperti yang kakak alami, empat tahun yang lalu saya juga melanjutkan kuliah namun sampai di pertengahan saya kembali itu karena penghasilan orang tua yang tidak seberapa untuk biaya perkuliahan saya.
Dan dengan tidak direstuinya hubungan saya dengan pilihan saya oleh kedua orang tua maka saya putuskan untuk terjun ke dunia yang sebenarnya tidak boleh saya jalani waktu itu, dan seandainya waktu itu saya tidak berjumpa dengan kakak entah apa yang terjadi terhadap kehidupan saya dan tidak dapat di bayangkan apa yang akan terjadi kepada saya.Â
Aku hanya mendengar apa yang di sampaikanya mengingat dirinya ingin supaya aku menjadi pendengar yang baik baginya.Â
Ya adik Sherly janganlah berkecil hati semua itu adalah ujian bagi kita, Jalani saja hidup ini dengan penuh tanggung jawab karena hidup itu adalah anugrah dari Tuhan.
Percakapan kami malam itu membuat kami larut dalam suatu kebahagiaan yang sangat luar biasa oleh karena ada nasehat dan ada pertobatan, bersyukur dan selalu mencintai diri maka semesta akan bersekutu dengan kita, melalui orang lain ataupun sesama kita segala persoalan dapat diselesaikan.
Semoga cerpen ini bermanfaat bagi para pembaca.