Bulan suci ramadhan menjadi bulan yang kita semua rindukan. Bulan suci memberikan nuansa yang mendorong kita semakin dekat dengan sang Pencipta diantaranya melalui ibadah puasa. Selain itu, tanpa disadari hubungan kita dengan saudara, tetangga ataupun rekan kerja menjadi semakin erat dengan kegiatan-kegiatan yang bisa dilaksanakan bersama-sama diantaranya ibadah. Selain itu, kehadiran penjaja takjil dengan aneka kuliner yang menggugah selera menambah kebahagian kita dengan hadirnya ramadhan.
Namun, menengok satu tahun kebelakang kita dihadapkan kondisi yang tidak biasa. Pandemi Covid-19 menuntut kita semua merubah kebiasaan untuk disesuaikan dengan protokol pencegahan Covid-19. Akibat yang kita rasakan adalah nuansa ramadhan yang berbeda. Hal yang membuat kurang salah satunya tentu adanya larangan pulang kampung atau mudik. Kita semua dituntut untuk tetap berada dirumah.
Satu tahun lebih telah berlalu dan kini ramdahan telah datang kembali. Tentu harapannya adala ramadhan kali ini akan memberikan nuansa yang lebih baik. Jika dibandingkan tahun sebelumnya ada kelonggaran yang diberikan kepada kita. Aktivitas bersama utnuk beribadah saat ini tidak lagi dilarang dan hanya dibatasi. Selanjutnya, penjaja takjil juga diberikan ruang untuk tetap berdagang sesuai dengan panduan protokol kesehatan.
Apapun itu, nuansa ramadhan tentu akan memberikan kesan baik. Hal tersebut karena ramadhan pada dasarnya adalah mengasah hubungan kita dengan sang Pencipta. Terlepas tahun ini mudik tetap dilarang, tentu besar harapan ramadhan ini akan berjalan dengan baik dan menjadikan kita pribadi yang lebih baik dari tahun ke tahun dimulai dari hari demi hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H