Dunia kerja terus mengalami perputaran dari hadirnya lulusan baru siap kerja (fresh graduated) hingga purnya karyanya seorang pekerja. Itu terus berulang-ulang dari waktu ke waktu. Jika untuk sekedar menikmati hidup, maka kita bisa masuk dalam siklus itu dan petik hasilnya. Tetapi bagi yang mencari makna kehidupan, itu saja tentu tak cukup. Itulah mengapa saya memilih judul artikel ini Gaji Tinggi Tak Selalu Jadi Pilihan Terbaik.
Untuk memahaminya kita perlu berangkat dari pemikiran bahwa gaji (uang) merupakan sarana penunjang bagi kita dalam pemenuhan kebutuhan. Tanpa gaji (uang) tentu kita tidak memiliki daya dalam pemenuhan sehari-hari. Oleh karena itu, kita pasti sependapat jika gaji itu penting. Â Tapi perlu juga diketahui bahwa gaji itu penting, tetapi gaji itu bukan segalanya. Mengapa?
Perlu diketahui esensi gaji itu bukanlah terkait nominal, tetapi terkait dengan apa yang bisa di dapat. Lulusan baru (fresh graduated) perlu tahu hal tersebut karena jangan sampai terjebak pada nominal semata. Lulusan baru perlu mengakui bahwa pengalaman merupakan kebutuhan yang lebih utama dari pada gaji.
Tentu bagi lulusan baik menimba pengalaman seharusnya menjadi prioritas dari pada menunggu untuk mendapatkan pekerjaan yang memberikan gaji yang terbaik. Hal tersebut karena pengalaman itu juga memiliki harga mahal yang bahkan tidak lagi ternilai dengan nominal uang.
Tentu imbauan untuk tidak menunggu pekerjaan yang ideal perlu dipahami bukan berarti asal-asalan saja menerima pekerjaan. Tetapi perlu diartikan bahwa pilihan itu tetap ada, hanya saja disusun secara realistis sesuai dengan kemampuan dan kondisi pasar tenaga kerja. Nah untuk itu disini akan saya bagikan tips bagaimana tips tidak menunda-nunda untuk memperoleh pekerjaan tetapi tidak asal-asalan juga.
Pertama, mulai dari mengenal diri sendiri mulai dari tipe kepribadian, keahlian dan ketrampilan. Itu perlu karena di dalam dunia kerja itu kenyamanan adalah hal utama untuk dapat menggejot kinerja. Perlu diketahui bahwa bekerja itu tidak membuat kita bahagia, sehingga dalam hal ini kita harus bahagia sebelum bekerja.
Itulah mengapa perlunya kita mengenal pribadi kita sebelum memasuki dunia kerja. Selanjutnya, perlunya kita mengenal keahlian dan ketrampilan karena di dunia kerja itu secara tidak langsung kita bersaing, jika kita memiliki keahlian dan ketrampilan yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan, maka sudah tentu kinerja kita akan optimal dan unggul.
Kedua, terapkan sistem filter dalam berburu pekerjaan. Langkah kedua ini adalah tindak lanjut dari langkah pertama. Atas hasil pengenalan kepribadian, keahlian dan ketrampilan selanjutnya hal tersebut dapat digunakan untuk memilah-milah informasi pekerjaan.
Perlu diketahui bahwa informasi pekerjaan itu banyak bisa dari media massa, media online ataupun melalui job fair. Filter informasi harus benar-benar diterapkan jangan sampai hasrat untuk segera bekerja justru menjerumuskan pada pilihan pekerjaan yang salah. Disitu akhirnya hanya buang-buang waktu saja jangan dong.
Ketiga, setalah memperoleh hasil dari proses filter tentukanlah pilihan mana pekerjaan yang paling tepat. Seringkali, pilihan pasti jatuh pada pekerjaan yang memberikan gaji tertinggi. Tetapi jangan salah pilih ya, untuk fresh graduated yang harus dicari adalah pengalaman, jadi seharusnya yang dikejar adalah pengalaman.
Coba bayangkan biaya khurus bahasa Inggris bisa mencapai jutaan rupiah, tetapi jika anda bekerja sebagai agensi tour turis asing, maka secara tidak langsung anda akan dituntut bisa berbahasa asing dan akhirnya anda mahir, tanpa harus khursus. Itulah hal yang perlu dipertimbangkan suatu pengalaman yang tidak tersadari yang ternyata penting.