Mohon tunggu...
Henggar Budi Prasetyo
Henggar Budi Prasetyo Mohon Tunggu... Administrasi - Travelers

Bandung, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Perlunya Pemahaman tentang Stabilitas Sistem Keuangan untuk Masa Depan yang Lebih Baik

11 Juni 2019   22:34 Diperbarui: 11 Juni 2019   22:39 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: bi.go.id/ pemahaman terhadap stabilitas sistem keuangan akan menghatarkan mencapai masa depan yang lebih baik

Perencanaan masa depan diperlukan karena kita memiliki tujuan (cita-cita) yang tidak bisa terwujud salah satunya disebabkan  karena keterbatasan kemampuan. Perencanaan akan mendorong kita untuk memiliki pedoman (road map) sehingga dapat memetakan keunggulan, kelemahan, peluang serta risiko.

Keterbatasan kemampuan keuangan (finansial) merupakan hal yang paling sering kita hadapi. Hal tersebut disebabkan karena sebagian besar dari kita antara pendapatan dibanding pengeluaran tidak sebanding. Permumahan (hunian) merupakan salah satu jenis kebutuhan yang tidak bisa begitu saja di beli oleh sebagian orang. Atas kondisi tersebut, maka dapat ditentukan solusi penyelesainnya dengan cara pengajuan pinjaman ataupun dapat dilakukan dengan tabungan. Pinjaman memiliki kekurangan berupa nilai lebih yang harus dibayar dari harga pembelian (bunga), sedangkan apabila memilih tabungan memang kita akan mendapat nilai  sesuai dengan harga pembelian akan tetapi disadari atau tidak nilai uang di masa depan lebih rendah di banding nilai saat ini.

Berbicara tentang kebutuhan, maka dasar pertimbangan adalah kesegeraaan (waktu), pinjaman dapat digunakan untuk kebutuhan yang mendesak, sedangkan tabungan dapat digunakan untuk kebutuhan yang tidak mendesak. Soal itu, tentu sobat semua lebih memahami tentang kebutuhan masing-masing. Saran dari saya buat skala prioritas dan selalu evaluasi mengingat kebutuhan dari waktu ke waktu selalu berubah.

Jika sobat sekalian sudah tau apa yang menjadi tujuan serta apa saja yang dibutuhkan untuk mencapainya, artinya sobat sudah siap untuk menyusun perencanaan masa depan. 

Stabilitas sistem kuangan merupakan salah satu hal yang perlu di pahami dalam perencanaan masa depan, mengapa? Hal tersebut karena uang telah menjadi alat tukar pada sebagian besar kebutuhan kita saat ini. Stabilitas sistem keuangan secara tidak langsung memiliki pengaruh terhadap kemampuan kita dalam pemenuhan kebutuhan, untuk itu pemahaman tentang stabilitas sistem keuangan (SSK) itu diperlukan.

Pertama untuk memahami SSK dapat dilakukan dengan memahami definisi, sebagai berikut?

Stabilitas Sistem Keuangan adalah suatu kondisi yang memungkinkan sistem keuangan nasional berfungsi secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap kerentanan internal dan eksternal sehingga alokasi sumber pendanaan atau pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional (PBI 16/11/PBI/2014 tentang Pengaturan dan Pengawasan Makroprudensial) 

Sistem keuangan adalah suatu sistem yang terdiri atas lembaga keuangan, pasar keuangan, infrastruktur keuangan, serta perusaahaan non keuangan dan rumah tangga, yang saling berinteraksi dalam pendanaan dan/atau penyediaan pembiayaan pertumbuhan perekonomian. (Bank Indonesia)

sumber: bi.go.id/ infrastruktur sistem pembayaran
sumber: bi.go.id/ infrastruktur sistem pembayaran
Posisi kita di dalam sistem keuangan adalah sebagai rumah tangga. Hal tersebut karena kita adalah pengguna layanan jasa keuangan  baik dalam bentuk pinjaman atau tabungan. Rumah tangga tidak memiliki peran secara langsung terkait stabilitas sistem keuangan. Namun, hal tersebut tidak dapat dijadikan alasan untuk tidak paham apa itu stabilitas sistem keuangan. Hal tersebut karena  apabila terjadi permasalahan stabilitas sistem keuangan, maka sudah tentu kita akan terkena imbasnya. 

Masalah stabilitas sistem keuangan telah terjadi beberapa kali di Indonesia, salah satunya ketika krisis 1998. Imbas dari krisis 1998 berupa kenaikan harga secara umum yang tidak terkendali (inflasi). Implikasi dari hal tersebut adalah terjadinya penurunan nilai uang. Akibat dari hal tersebut tentu kita akan kesulitan dalam pemenuhan kebuhan. Uang yang seharusnya cukup untuk kebutuhan kita, menjadi tidak cukup.

Itulah salah satu dampak dari masalah stabilitas sistem keuangan.

Mengapa masalah stabilitas keuangan dapat terjadi? Hal tersebut karena adanya kerentanan internal dan eksternal yang tidak terkendali atau tidak mampu ditangani. Salah satu penyebab tidak terkendalinya kerentanan internal dan eksternal  disebabkan oleh keterlambatan deteksi. Untuk itu, deteksi dini merupakan suatu langkah yang wajib dilakukan untuk meminimalkan risiko yang ditimbulkan.

sumber: bi.go.id/ bagan kebijakan makroprudensial
sumber: bi.go.id/ bagan kebijakan makroprudensial
Kabijakan makroprudensial merupakan monitoring serta analisis risiko atas potensi instabilitas akibat terjadinya gangguan yang menular (contagion) pada sebagian atau seluruh sistem keuangan karena interaksi dari faktor ukuran (size), kompleksitas usaha (complexity), keterkaitan antarinstitusi dan/atau pasar keuangan (interconnectedness), serta kecenderungan perilaku yang berlebihan dari pelaku atau institusi keuangan untuk mengikuti siklus perekonomian (procyclicality). 

Bank Indonesia sebagai bank sentral merupakan otoritas sentral yang memiliki peran dalam perwujudan stabilitas sitem keuangan. Hal tersebut telah tertuang sebagai tujuan Bank Indonesia. Selain itu, pemerintah, pelaku usaha sektor perbankan dan jasa keuangan-non bank, korporasi termasuk rumah tangga juga memiliki peran masing-masing mengingat kewenangan bank sentral adalah pembuatan kebijakan sedangkan kita adalah pelaksana kebijakan.

Bagaimana stabilitas sistem keuangan dapat dicapai?

Risiko masalah stabilitas sistem keuangan tentu tidak dapat dihindari karena hal tersebut merupakan keniscayaan. Untuk itu, maka penanggulangan merupakan suatu yang harus disiapkan. Di dalam penanggulangan masalah stabilitas sistem keuangan dilakukan oleh Komite Stabilitas Sistem Keuangan adapun anggota dari komiter tersebut, terdiri dari: Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner OJK, serta Ketua Dewan Komisioner LPS. Adapun  dalam penanganan permasalahan stabilitas sistem keuangan dapat merujuk pada kerangka (bagan), sebagai berikut:

sumber: bi.go.id/ protokol manajemen krisis
sumber: bi.go.id/ protokol manajemen krisis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun