Kedamaian identik dengan kebahagian. Mengapa demikian?Â
Kebahagian tidak dipungkiri merupakan suatu kebutuhan bagi setiap orang. Dan kebahagian dapat dikatakan merupakan muara dari tujuan kehidupan. Pernahkan anda mempertanyakan mengapa anda harus makan, mengapa anda harus bekerja, serta berbagai keharusan yang melekat dalam kehibupan manusia. Tidak dipungkiri bahwa dari pertanyaan tersebut tidak akan ada akhirnya, kecuali dijawab dengan kebahagian.
Mengapa anda harus makan, karena saya ingin bahagia. Makan memberikan energi untuk aktifitas keseharian untuk mencapai tujuan-tujuan lain yang muaranya adalah kebahagian. Bisa dibayangkan jika tidak makan, mungkin anda akan sakit dan akan terhambat dalam melakukan aktifitas mencapai tujuan anda.
Ketika sudah mengetahui kebahagian sebagai muara tujuan hidup, apakah itu selesai?
Tentu tidak, kebahagian yang dirasa seringkali semu tidak hakiki, hal tersebut karena seringkali diantara kita menganggap kebahagian bersumber dari luar. Masifnya penggunaan sosial media akhir-akhir ini merupakan salah satu faktornya. Tidak sedikit dari kita yang mengukur standar kebahagian dari apa yang dialami dan dirasakan orang lain.Â
Resah, gelisah tentu akan hadir ketika kebahagian itu didasarkan pada suatu yang ada diluar, akibatnya adalah belum tentu kemampuan/ kapasitas yang dimiliki diri anda mampu untuk mencapai kebahagian tersebut. Dan ketika anda berhasil mencapai, bisa jadi anda baru menyadari bahwa itu bukan tujuan anda, ketika tenaga dan biaya sudah anda keluarkan habis-habisan.
Disini, kedamaian adalah kunci. Untuk mencapai kebahagian tentu kita tidak bisa mengesampingkan jiwa kita, dimana jiwa kita memiliki suatu kebutuhan untuk mencapai kebahagian, berbeda dengan keinginan, kebutuhan sifatnya adalah rasional untuk dicapai sesuai kondisi masing-masing pribadi.
Sederhananya, ketika anda menginginkan gawai mutakhir dengan harga diluar kapasitas anda, meskipun anda tidak memiliki dana saat ini. anda bisa mengajukan pinjaman (Keinginan). Namun, ketika mengangsur banyak kebutuhan yang harus dikesampingkan karena ternyata secara keuangan tidak cukup tentu anda tidak akan sebahagia.
Oleh karena itu, kita perlu berdamai dengan keinginan. Kita perlu rasional dalam berfikir menentukan sesuatu yang memang sesuai kapasitas kita atau tidak karena hakikat kebahagian bukan terpenuhinya keinginan, tetapi suatu keadaan dimana kita bisa bisa berdamai dengan keinginan, menyesuaiakan dengan kebutuhan dan berfikir secara jangka panjang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H