Mohon tunggu...
Henggar Budi Prasetyo
Henggar Budi Prasetyo Mohon Tunggu... Administrasi - Travelers

Bandung, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tanpa Partai, Satu Juta KTP untuk Ahok Sia-sia?

1 Agustus 2016   20:45 Diperbarui: 1 Agustus 2016   20:55 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta - Suara miring terkait keputusan Ahok memilih maju melalui jalur partai mulai bermunculan. Hal tersebut merupakan imbas dari rencana Ahok untuk maju melalui jalur independen. Pendukung Ahok-pun telah mengerahkan segala upaya untuk dapat mengusung melalui jalur independen. Meskipun, terdapat syarat yang harus dipenuhi, yaitu: satu juta KTP yang merupakan representasi pemilih.

Tidak ada yang mustahil bagi relawan pendukung Ahok. Genap satu juta KTP-pun telah terkumpul. Namun, tepat di saat pendaftaran calon Gubernur DKI 1 dimulai Ahok dengan didukung tiga partai Golkar, Nasdem, dan Hanura. #Ingkar-Janji kata-kata yang menyeruak kepermukaan, terkhusus yang mengatasnaman pendukung Ahok yang merasa kecewa atas perubahan keputusan untuk maju melalui jalur partai politik.

Secara sepihak memang benar bahwa Ahok telah ingkar janji. Namun, faktanya tidak pernah ada hitam diatas putih, tidak pernah ada deklarasi yang menyatakan bahwa Ahok akan maju melalui jalur indepen. Untuk itu sudah seharusnya sebagai pendukung Ahok yang bijaksana sudah sepatutnya keputusan tersebut dihargai. Diluar itu, keputusan Ahok untuk maju melalui jalur partai politik juga disertai komitmen dari partai politik dengan memberikan dukungan tanpa syarat. Hal tersebut dapat merupakan jaminan bahwa Ahok tetap memiliki kebebasan didalam memimpin DKI 1 kedepan, apabila memang rakyat DKI masih memberikan kepercayaan.

Pilihan Ahok untuk maju melalui jalur partai politik merupakan keputusan yang tepat, meskipun tidak dapat dikatakan sebagai kebutusan yang benar. Dikatakan tepat karena disini, Ahok telah mengakui keberadaan partai yang notabene merupakan kendaraan politik yang terbentuk dari sekumpulan masyarakat yang terorganisasi dan terlembaga. Adanya dukungan dari partai politik akan memudahkan Ahok dalam menghimpun dukungan hingga tingkat akar rumput. Diluar itu dibanding dengan pendukung independen, pendukung partai politik lebih terorganisir dan terlembaga sehingga dapat bertindak cepat dan responsif dalam meraih dukungan rakyat sebelum pemilihan, dan sesudah pemilihan dapat menjadi kepanjangan tangan pemerintah untuk dapat menjalankan suatu kebijakan.

Tentu keuntungan maju melalui jalur partai politik tersebut, tidak akan didapat oleh Ahok jika melalui jalur independen. Dukungan untuk Ahok jika melalui jalur independen adalah dukungan dari relawan. Berbeda dengan partai politik, relawan cenderung tidak terorganisasi dan terlembaga dan terkadang bergerak karena adanya suatu isu-isu tertentu. Ditambah, klaim dari relawan Ahok yang menyatakan telah terkumpul satu juta KTP pendukung Ahok belumlah dapat divalidasi kebenarannya sehingga hal tersebut justru akan menyulitkan Ahok nantinya, apabila memaksakan diri untuk maju lewat jalur independen. Diluar itu, tujuan Ahok untuk maju sebagai DKI 1 adalah untuk meneruskan pembangunan. Untuk itu yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara untuk dapat menghimpun dukungan politik termasuk dukungan dari partai politik sebagai representasi dari rakyat. Untuk itu sudah seharusnya Ahok mulai bersahabat dengan partai politik, meskipun perlu digaris bawahi bahwa hubungan tersebut profesional, transpran, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Untuk relawan Ahok satu ilustrasi untuk direnungkan; Satu Juta KTP kurang 1 buah KTP hasilnya ganjil, kurang dari satu juta. Dan relawan Ahok basisnya adalah suatu kumpulan yang terbentuk secara insidental tidak terorganisasi dan terlembaga, hal ini memiliki potensi untuk terjadinya perubahan pilihan hingga mendekati pendaftaran, verifikasi calon, atau bahkan hari pemilihan. Disinilah sebagai pendukung Ahok, harus mulai bijaksana dan mulai memahami termasuk berprasangka baik atas pilihan Ahok maju melalui jalur partai poltik. Sekali lagi, pertarungan menjadi DKI 1 bukanlah tujuan akhir, tetapi DKI yang lebih baik merupakan PR bagi calong yang terpilih nanti. What next?

K

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun