Mohon tunggu...
Henggar Budi Prasetyo
Henggar Budi Prasetyo Mohon Tunggu... Administrasi - Travelers

Bandung, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa? Antar Anak Hari Pertama Sekolah itu Penting!

20 Juli 2016   09:59 Diperbarui: 20 Juli 2016   10:07 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TK-SD Assalam Bandungan, Suasana Belajar

Gerakan Mengantar Anak Hari Pertama Sekolah yang diinisiakan dan digulirkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memang masih terasa aneh dan tak umum untuk sebagian masyarakat. Selain itu, definisi yang luas membuat timbulnya presepsi-presepsi yang berbeda-beda. Secara artifisial mengantar anak ke sekolah adalah hadir secara fisik di sekolah di hari pertama sekolah. Kemudian dari kata hari pertama sekolah juga menimbulkan arti berbeda:

1. Apakah yang dimaksud hari pertama sekolah setelah libur?

2. Apakah hari pertama sekolah untuk anak-anak yang baru masuk pertama sekolah?

Tetapi, Apapun presepsi tentang makna mengantar anak hari pertama sekolah adalah tujuannya. Dikarenakan walaupun dapat dimakanai berbeda-beda, tetapi tujuannya bisa dipastikan yaitu, mengoptimalkan tumbuh kembang anak yang tidak lain untuk masa depan anak yang diharapkan dapat cerah dan bersinar.

Untuk itu, sudahlah dihentikan perdebatan yang memicu kontroversi dari gerakan mengantar anak di hari pertama sekolah. Disinilah saya akan menyampaikan testimoni tentang mengantar anak di hari pertama sekolah yang saya peroleh dari rekan kerja bernama DETTA (Semarang, 19/7) -

Detta adalah seorang wanita karir, sudah dipastikan bahwa dari seluruh waktunya dalam sehari lebih banyak dihabiskan di tempat kerja dari pada dirumah. Tetapi hal tersebut dia katakan bukanlah membatasi atau mengurangi kasih sayang terhadap keluarga. Dia beranggapan bahwa kasih sayang tidak melulu soal waktu, tetapi juga soal kualitas. Dalam benaku, aku juga setuju karena kita bekerja untuk keluarga bukan untuk senang-senang. Keberadaan kita ditempat kerja adalah sebagian bentuk kasih sayang kita kepada anak.

Detta memiliki dua putra Edgar & Ernest yang sangat disayangi. Setiap istirahat kerja Detta selalu menyakan kabar dari anak-anaknya dan selalu dengan senyum ramah, walaupun ada tekanan pekerjaan yang harus diselesaiakan. 

Edgar & Ernest telah berumur 6 tahun, sebelumnya pada usia 5 tahun Edgar & Ernest oleh Detta diikutkan home schooling untuk TK Kecil. Namun, karena Detta rasa bahwa Edgar & Ernest akan memasuki Sekolah Dasar pada umur 7 tahun atau 1 tahun lagi. Maka, Detta memiliki pemikiran untuk membiarkan Edgar & Ernest masuk sekolah umum, yaitu di TK Besar Semarang. Detta cukup selektif dalam memilih sekolah umum. Sekolah TK Besar Semarang cukup terpadang dan rata-rata adalah anak dari orang tua yang intelektual.

Meskipun, demikan Detta masih memiliki kekawatiran karena sebelumnya Edgar & Ernest belajar dirumah sehingga kurang interaksi dengan teman sebaya, sekarang di TK Besar Semarang. Mereka akan bertemu dengan komunitas yang lebih besar. Detta kawatir apabila diantara terjadi gesekan dengan teman sebaya. Tentu Edgar & Ernest akan minder dibanding temanya yang sudah TK kecil disitu. Dan bertepatan dengan tanggal 18 Juli 2016 benar benar hari pertama sekolah untuk Edgar & Ernest memasuki sekolah. Detta sengaja cuti kerja untuk mengantar dan menunggu Edgar & Ernest.

Benar dugaan Detta, pada saat memasuki gerbang sekolah Edgar & Ernest masih memegangi kakinya. Sampai Detta duduk, ketika anak-anak yang lain Edgar & Ernest tetap masih memegangi Kaki Detta. 

Tiba-tiba ... Kring _ Kring _ Kring (suara bel sekolah berbunyi)

Edgar & Ernest bertanya, Mah itu bunyi apa. Bel nak, Setelah itu Detta menyuruh Edgar & Ernest itu ikuti teman-teman kamu. Edgar & Ernest pun mengikuti baris untuk persiapan masuk sekolah. Kekawatiran Detta terbukti lagu, Edgar & Ernest yang sebelumnya home schooling karena masih pertamna masih kesulitan untuk mengikuti gerakan dari teman-temanya. Kemudian Detta di dalam barisan anak-anak tersebut melihat ada satu anak yang terlihat jagoan (preman), berbeda sendiri dengan teman-teman lainya: kata-katanya kasar dan bajunya lusuh. Disinilah Detta mulai kawatir akan Edgar & Ernest jangan sampai sekelas dengan anak tersebut. Kebutulan ada beberada kelas untuk tingkatan TK Besar.

Setelah baris berbaris diumumkan pembagian kelas dan yang ditakutkan terjadi bahwa Edgar & Ernest sekelas dengan anak itu. Detta pun hanya pasarah dan percaya pada guru. Setelah masuk kelas orang tua diijinkan untuk melihat anaknya untuk mendampingi anak-anaknya didalam kelas. Sampai bel berbunyi waktu pulang ...

Detta sengaja pulang terakhir untuk membiasakan anaknya dengan lingkungan sekolah. Setelah sekolah mulai sepi Detta mengajak Edgar & Ernest pulang. Didepan pintu gerbang Edgar & Ernest dan Detta bertemu dengan anak jagoaan tadi. Dettapun lalu mengajak ngobrol, 

Siapa namu nak, dijawab Anton. Dimana rumahmu? Tanggul Indah . What! Detta kaget ... bagi yang tidak tahu tanggul indah bisa baca artikel berikut ini Tanggul Indah (klik). Detta mulai maklum jika anak tersebut tumbuh jagoan (preman) terlihat kasar. Ya, kemudian Detta bertanya mana ibu kamu, dirumah? bapak kamu, dijawabnya mati. Untuk anak sekecil Anton menyebutkan bahwa bapaknya mati dengan mudah. 

Detta pun mengajak Anton pulang bersama Edgar & Ernest pulang bersama. Memasuki Tanggul Indah Dettapun bertanya dimana rumahmu dia menanjuk itu. Detta melihat bahwa dirumah Anton terdapat tulisan terima pijak. Detta lalu bertanya pada Anton, ibumu dirumah kerja apa? dijawabnya tukang pijat. Diluar terlihat lelaki anteri untuk jasa pijat dirumah tersebut. Terlepas dari pekerjaan orang tua, Tanggul Indah terkesan sebagai tempat transaksi jasa seks komersial. Ya begitulah tempat Anton.

Sampai dirumah Detta semakin kawatir tentang hari-hari berikutnya: Tetapi semakin berfikir bahwa Detta masuk TK Umum bahwa untuk menyesuikan dengan banyak teman-teman dengan karakter berbeda. Detta lalu memberi tahu Ernest & Edgar yang kebetulan juga penasaran dan banyak bertanya tentang kejadian di sekolah, terkhusus tentang Anton. Pertanyaan Edgar & Ernest salah satunya, Mamah mati itu apa? Detta menjawab mati itu sudah tidak bernafas dan dikubur. Dijawab : oh gitu ya mah, jadi anton ga punya bapak? Detta menjawab ya! Detta melanjutkan pertanyaan dengan nasihat, itu jadi kamu harus bersyukur masih punya bapak dan mamah. Lalu Detta berperan bahwa kamu tidak boleh ngegang (berkelompok) atau memilih teman, tetapi kamu harus bisa menjaga diri terkhusus dengan Anton. Bagaimanapun Anton dengan kondisi tersebut memiliki karakter yang lebih kasar yang berpotensi menularkan pengaruh buruk.

Ya itulah cerita tentang pengalaman Detta mengantar anak ke sekolah. Salah satu peran penting mengantar anak adalalah untuk mengenal teman-teman anak di sekolah. Dengan mengenal teman-teman anak dalam proses belajar mengajar kita akan mengetahui perkiraan perkiraan tentang pengaruh yang mungkin ditularkan dari lingkungan sekolah sehingga dapat diantisipasi.

Jadi sudahkah anda mengantar anak di hari pertama sekolah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun