5. Kurangnya Proses Review yang Ketat
Jurnal predator biasanya tidak memiliki proses review yang ketat, atau bahkan tidak melakukan review sama sekali. Hal ini mengakibatkan kualitas artikel yang diterbitkan rendah dan tidak terjamin kredibilitasnya.
6. Cakupan Jurnal yang Terlalu Luas
Jurnal predator biasanya menerima artikel dari berbagai bidang ilmu, bahkan yang tidak relevan dengan fokus jurnal. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki keahlian dan fokus yang jelas.
7. Kesalahan dan Ketidakkonsistenan dalam Penulisan
Artikel yang diterbitkan dalam jurnal predator sering kali memiliki banyak kesalahan, baik dalam tata bahasa, ejaan, maupun format penulisan. Hal ini menunjukkan bahwa proses editing yang dilakukan tidak memadai.
8. Publikasi yang Tidak Terindeks di Database Reputable
Jurnal predator biasanya tidak terindeks di database reputable seperti Scopus, ScienceDirect, atau Google Scholar. Hal ini berarti bahwa artikel yang diterbitkan dalam jurnal tersebut tidak diakui secara luas oleh komunitas ilmiah.
9. Reputasi yang Buruk di Kalangan Akademisi
Jurnal predator biasanya memiliki reputasi yang buruk di kalangan akademisi dan peneliti. Anda dapat mencari informasi tentang reputasi jurnal tersebut melalui forum online, komunitas ilmiah, atau bahkan dengan bertanya kepada kolega Anda.
10. Menawarkan Publikasi Tanpa Pertimbangan Kualitas