Dalam rangka memelihara kerukunan dan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, seringkali kita mendengar istilah toleransi. Pada dasarnya, toleransi merupakan bentuk upaya demi menjaga kerukunan hidup antar manusia dengan segala perbedaan yang dimiliki. Perbedaan-perbedaan itu dapat meliputi ras, suku, warna kulit, agama dan berbagai perbedaan lainnya.Â
Namun realita yang kerap terjadi saat ini adalah pertentangan dan minimnya toleransi dalam beragama. Acapkali agama dijadikan permasalahan atas pertentangan-pertentangan yang ada. Muncul pemberitaan di media mengenai pembakaran tempat ibadah dan terorisme. Sehingga kehidupan yang aman dan damai pun menjadi angan-angan belaka.Â
Toleransi di Era Media Sosial
   Suatu hari, saya mendapatkan notifikasi di media sosial tentang undangan dari grup tertentu. Ternyata, grup itu merupakan wadah untuk berdebat agama. Saya pun geleng-geleng mengetahuinya. Bukan hanya itu, member dari grup tersebut tidaklah sedikit, lebih dari 500 orang. Iseng-iseng, saya buka page grup itu, dan pada salah satu status update dengan komentar yang banyak, hanya berisi ejekan, makian dan perkataan yang tidak pantas.
 Realita tersebut merupakan tanda bahwa rasa kasih sayang dan saling menghormati kian terkikis serta menjamurnya kebencian. Dunia maya seolah juga membutuhkan solusi demi terjalinnya kerukunan hidup di dalamnya. Dengan segala kelebihannya, era medsos dapat memberikan kemajuan hidup umat manusia, akan tetapi juga memberikan kemungkinan buruk terhadapnya, contohnya adalah pertentangan antar agama.
Solusi Atas Problematika Yang Ada
   Guna menyikapi permasalahan toleransi bergama diatas, kita senantiasa dituntut untuk selalu memutar otak demi memecahkan problema tersebut. Dalam rangka mewujudkan toleransi beragama kita dapat melakukan hal-hal berikut sebagai solusi.
1. Etika dalam ber-Medsos
  Etika dibutuhkan dalam memposting, memberikan komentar dan chatting. Hal ini bertujuan agar kita selalu bijak dalam melakukan hal-hal tersebut. Supaya tidak menyinggung hati orang lain dan menjaga kerukunan pada media sosial.
2. Saling menghargai dalam beragama
  Sebagai penganut agama, kita mungkin tidak mengakui konsep agama lain. Namun meskipun begitu, kita mesti tetap harus menghormati dan menghargai agama lain begitu juga sebaliknya.
3. Memelihara persatuan dan kesatuan.
  Pahamilah semboyan "Bhinekka Tunggal Ika". Meskipun kita berbeda, tapi kita adalah keluarga, kita tetap satu.
4. Menanamkan rasa kasih sayang
  Saya percaya agama apapun mengajarkan tentang kasih sayang. Islam akrab dengan "rahmat semesta alam". Sebagaima umat Nasrani identik dengan kata "cinta kasih". Begitu juga dengan agama lainnya. Tatkala kita saling mengasihi, maka perdamaian akan senantiasa terpelihara.
  Poin diatas merupakan cara-cara untuk menjalin toleransi beragama. Namun semuanya tidak akan berarti apabila tidak diwujudkan dengan tindakan nyata.
Kesimpulan - Cerminan Untuk Kita Semua
   Setelah mengetahui problematika yang ada, yaitu minimnya toleransi beragama di media sosial, kita mesti tahu tindakan seperti apa yang harus kita ambil. Kita sadar bahwa kerukunan dan perdamaian hidup merupakan hal yang sangat vital. Apalah gunanya kita saling bermusuhan karena agama yang semestinya menjadi keberkahan bagi kita. Dari sini, kita tahu, kita dapat membedakan mana yang benar dan mana yang tidak benar sebagai perwujudan kedewasaan dalam berpikir. Akan tetapi saya percaya bahwa saya, begitu juga Anda merupakan orang-orang yang cinta kedamaian, selalu dan akan selalu menjaga kerukunan kehidupan yang rukun. Sedikit dari saya, semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin....
With love,
Hendy
Facebook : Hendy Reynaldi
Twitter : @hendy_reynaldiÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI