Mohon tunggu...
Hendy Mustiko Aji
Hendy Mustiko Aji Mohon Tunggu... Dosen - Dosen di Universitas Islam Indonesia

Dosen di Universitas Islam Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Baru Belajar Sedikit, Merasa Paling Pintar Sedunia

25 Maret 2018   22:54 Diperbarui: 26 Maret 2018   00:44 1604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Dunning-Krugger Effect

Ketika ilmu yang bertambah sedikit dapat menjadi kehancuran yang besar. Kira-kira itulah yang coba disampaikan oleh Krugger dan Dunning dalam penelitian mereka tahun 1999-2000. 

Orang yang bodoh (tidak kompeten) cenderung overestimate pada kemampuan mereka, sedangkan orang yang pintar (kompeten) cenderung underestimate pada kemampuan mereka. 

Maksudnya piye?

Maksudnya, orang yang bodoh (tidak kompeten) cenderung percaya diri mereka bisa segalanya, sedangkan orang yang pintar (kompeten) cenderung humble atau tidak percaya diri dengan kemampuan mereka. 

Hubungan antara tingkat "kemaki" dan "kerendah-hatian" seseorang dapat dilihat pada gambar berikut:

The Dunning-Krugger Effect
The Dunning-Krugger Effect
Kemaki atau rendah-hatinya seseorang adalah hasil interaksi dua faktor, yaitu: 1) tingkat kepercayaan diri, dan 2) pengalaman dan pengetahuan.

Orang yang tidak punya pengalaman dan pengetahuan (amatir) biasanya tidak akan percaya diri dengan kemampuan mereka. Singkat kata, mereka akan tahu diri dan tidak berlagak. 

Tapi coba perhatikan, ketika orang amatir ini mulai mempelajari dan memahami sedikit ilmu, tingkat kepercayaan dirinya melambung tinggi. Dengan ilmu yang sedikit itu, dia merasa paling bisa segalanya. Semua dikritik dan dilibas. Ada yang tidak sependapat dengan ilmu yang baru dia pahami, langsung berkoar-koar. 

Semakin bertambah usia dan semakin dia belajar, dia akan sadar bahwa ternyata dirinya tidak pintar seperti yang dia bayangkan. Sampai pada titik dia akan merasa sangat bodoh sekali. Mungkin pada titik inilah dia akan mengenang masa-masa lalu ketika pernah jadi manusia kemaki. Ia akan mulai malu sendiri sambil bergumam didalam hati "ternyata gue guoblok!". 

Semakin usia dan ilmu yang terus bertambah, kebijaksanaan mulai tumbuh. Dia akan merasa bahwa "the more I learn, the more I realize that I know nothing!" (semakin saya belajar, semakin saya sadar bahwa saya tidak tahu apapun)

Sampailah akhirnya pada puncak kebijaksanaan seorang berilmu, dimana segala sesuatu tidak semudah yang dibayangkan.

Sayangnya, seseorang sering terhenti selamanya pada fase dimana ilmunya sedikit tapi dia tidak sadar kalau dia itu bodoh. Akhirnya kemaki kuadrat. Baperan! Dinasihatin, dikasih tahu yang benar malah baper! Usia bertambah tuwo tapi masih tidak merasa/sadar kalau dirinya itu bodoh.

Ini banyak sekali kita lihat disekeliling kita. Misal orang yg baru lulus S1 lalu diterima beasiswa S2 di luar negeri sudah berlagak mendebat dan mengkritik dosennya dahulu. Atau juga orang yg baru lulus S3 (doktor) yg merasa cuma dia yg paling doktor.

Mari kita banyak belajar agar kita tahu ternyata ilmu pengetahuan itu ibarat lautan luas, sedangkan yang sudah kita pelajari hanya bagaikan buih di lautan.

So, "stay hungry, stay foolish!" (Steve Jobs) 

Nb:

Kemaki = Berlagak/Belagu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun