Mohon tunggu...
Hendy Kusmarian
Hendy Kusmarian Mohon Tunggu... Administrasi - pemandu medan perang bisnis

http://terobosan.biz.id/pemandu-perang-bisnis/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Konsumerisme Sebagai Sumber Kehancuran Masyarakat

5 Juli 2017   12:46 Diperbarui: 5 Juli 2017   17:16 3119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pola ini sangat terlihat di London tempat para pedagang bangsawan dan makmur tinggal dan menciptakan budaya kemewahan dan konsumsi yang perlahan-lahan diperluas melintasi kesenjangan sosio-ekonomi. Pasar berkembang sebagai pusat perbelanjaan, seperti New Exchange, yang dibuka pada tahun 1609 oleh Robert Cecil di Strand. Toko-toko mulai menjadi penting sebagai tempat bagi para warga London untuk bertemu dan bergaul dan menjadi tujuan populer di samping teater. London juga menyaksikan pertumbuhan bangunan mewah sebagai iklan untuk posisi sosial.

Periklanan berperan utama dalam menciptakan masyarakat konsumeris, karena barang dipasarkan melalui berbagai platform dalam hampir semua aspek kehidupan, yang mendorong pesan bahwa kehidupan pemirsa membutuhkan suatu produk. Periklanan berubah seiring konsumen agar sesuai dengan targetnya, mengenali kebutuhan mereka serta asosiasi merek dan produk mereka sebelum si pemirsa sadar.

Media di mana orang-orang terpapar iklan selalu berubah dan berkembang, karena para pemasar selalu berusaha untuk berhubungan dengan pemirsa mereka, dan menyesuaikan diri untuk menjaga perhatian. Misalnya, papan reklame (billboard) dibuat sekitar waktu mobil menjadi lazim di masyarakat, dan ia diciptakan untuk memberi pemirsa rincian singkat tentang suatu merek atau suatu "ungkapan unik" yang bisa dikenali dan diingat oleh seorang pengemudi. Pada abad ke-21 ada fokus yang ekstrem pada teknologi dan digitalisasi budaya. Banyak iklan dilakukan dalam kampanye-kampanye terpadu melalui berbagai media yang membuat mengabaikan pesan-pesan perusahaan hampir tidak mungkin.

Aram Sinnreich menulis tentang hubungan antara pengiklan online dan penerbit dan bagaimana hal itu diperkuat oleh digitalisasi media, karena data konsumen selalu dihimpun melalui aktivitas online mereka. Dengan cara ini, konsumen dibidik berdasarkan pencarian mereka dan diberondong dengan informasi tentang lebih banyak barang dan jasa yang pada akhirnya mungkin mereka butuhkan, yang memosisikan diri sebagai kebutuhan bukannya keinginan.

Tren ini sangat dipercepat pada abad ke-18, seiring meningkatnya kemakmuran dan mobilitas sosial meningkatkan jumlah orang dengan penghasilan bebas untuk konsumsi. Pergeseran penting mencakup pemasaran barang untuk individu dibandingkan dengan barang untuk rumah tangga, dan status baru barang sebagai simbol status bukan karena kegunaannya semata. Penemu dan pengusaha tembikar, Josiah Wedgwood, melihat bagaimana mode aristokrat perlahan-lahan meresap ke dalam masyarakat. 

Dia memelopori penggunaan teknik-teknik pemasaran untuk memengaruhi dan memanipulasi arah selera dan kesukaan yang berlaku agar barangnya diterima di kalangan aristokrat; hanya masalah waktu sebelum barangnya diborong dengan cepat oleh kelas menengah juga. Contohnya diikuti oleh produsen lain dari berbagai macam produk dan penyebaran dan pentingnya gaya konsumsi menjadi semakin penting.

Revolusi Industri secara dramatis meningkatkan ketersediaan barang-barang konsumsi, walaupun utamanya masih terfokus pada sektor barang modal dan infrastruktur industri (yaitu pertambangan, baja, minyak, jaringan transportasi, jaringan komunikasi, kota industri, pusat keuangan, dan lain-lain). Munculnya department store merupakan pergeseran paradigma dalam pengalaman berbelanja. 

Untuk kali pertama, kita bisa membeli beragam barang menakjubkan, semua di satu tempat, dan berbelanja menjadi kegiatan rekreasi populer. Bila sebelumnya normanya adalah kelangkaan sumber daya, era Industri menciptakan situasi ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Untuk kali pertama dalam sejarah produk-produk tersedia dalam jumlah yang luar biasa, dengan harga sangat rendah, yang tersedia untuk hampir semua orang di negara industri.

Pada pergantian abad ke-20 rata-rata pekerja di Eropa Barat atau Amerika Serikat masih mengeluarkan sekitar 80-90% dari pendapatan mereka pada makanan dan kebutuhan lainnya. Yang dibutuhkan untuk mendorong konsumerisme adalah sebuah sistem produksi dan konsumsi massal, yang dicontohkan Henry Ford, produsen mobil Amerika. 

Setelah mengamati jalur perakitan di industri pengepakan daging, Frederick Winslow Taylor membawa teorinya tentang manajemen ilmiah ke penataan jalur perakitan di industri-industri lain; ini menghasilkan produktivitas luar biasa dan mengurangi biaya semua komoditas yang diproduksi di jalur perakitan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun