Mohon tunggu...
Hendy Prastyawan
Hendy Prastyawan Mohon Tunggu... Penegak Hukum - NIM 55521120029 Dosen Pengampu Prof. Dr, Apollo, M. Si. Ak. Kelas T-401

Kampus UMB Dosen Pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak Jurusan Magister Akuntansi Mata Kuliah Manajemen Perpajakan Kelas T - 401

Selanjutnya

Tutup

Financial

Diskusi Pemeriksaan untuk WP Sektor Sawit

13 Juni 2023   13:30 Diperbarui: 13 Juni 2023   13:40 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertanyaan 1 menentukan jumlah sampling, jika jumlah popolasi transaksi kliennya PT Pandawa Korawa tidak diketahui (Cochran's Sample Size Formula)

Untuk menentukan jumlah sampling menggunakan formula ukuran sampel Cochran (Cochran's Sample Size Formula), kita membutuhkan beberapa informasi penting seperti margin kesalahan yang diinginkan, tingkat keyakinan, dan proporsi populasi yang diharapkan.

Formula ukuran sampel Cochran adalah sebagai berikut:

n = (Z^2 * p * (1-p)) / e^2

Di mana:

  • n adalah jumlah sampel yang diinginkan
  • Z adalah skor z yang sesuai dengan tingkat keyakinan yang diinginkan (misalnya, jika tingkat keyakinan adalah 95%, maka Z akan bernilai sekitar 1,96)
  • p adalah proporsi populasi yang diharapkan atau perkiraan awal proporsi kejadian dalam populasi
  • e adalah margin kesalahan yang diinginkan

Dengan menggunakan formula tersebut, kita dapat menggantikan nilai Z, p, dan e yang sesuai dengan situasi yang ada untuk perusahaan sawit yang akan di-sampling.

Misalnya, jika kita ingin menggunakan tingkat keyakinan 95%, dengan margin kesalahan 5% (0,05), dan kita memiliki perkiraan awal proporsi kejadian dalam populasi sebesar 0,50 (tanpa informasi sebelumnya), kita dapat menghitung jumlah sampel menggunakan formula Cochran sebagai berikut:

n = (1.96^2 * 0.50 * (1-0.50)) / (0.05^2) n = 3.8416 * 0.25 / 0.0025 n = 96.04

Jadi, jumlah sampel yang diinginkan menggunakan formula ukuran sampel Cochran adalah sekitar 96

Nilai materialitas pertimbangan auditor pada auditee

Nilai materialitas merupakan konsep yang penting dalam audit. Ini mengacu pada batas jumlah atau jumlah relatif yang dianggap penting atau signifikan bagi perusahaan yang sedang diaudit. Nilai materialitas digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi kesalahan atau ketidakakuratan dalam laporan keuangan yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pengguna laporan keuangan.

Pertimbangan materialitas oleh auditor terhadap auditee didasarkan pada beberapa faktor, termasuk:

  1. Ukuran dan kompleksitas auditee: Auditor akan mempertimbangkan ukuran dan kompleksitas auditee dalam menentukan nilai materialitas. Semakin besar dan kompleks auditee, semakin tinggi nilai materialitas yang mungkin diterapkan.
  2. Lingkungan industri dan regulasi: Auditor juga akan mempertimbangkan lingkungan industri dan regulasi di mana auditee beroperasi. Misalnya, dalam industri yang sangat diatur, auditor mungkin menerapkan nilai materialitas yang lebih rendah untuk memperhitungkan risiko potensial yang lebih tinggi.
  3. Kepentingan pemangku kepentingan: Auditor juga akan mempertimbangkan kepentingan pemangku kepentingan auditee. Jika ada kelompok pemangku kepentingan tertentu yang sangat bergantung pada laporan keuangan auditee, auditor mungkin menerapkan nilai materialitas yang lebih rendah untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka.
  4. Riwayat keuangan auditee: Auditor akan meninjau riwayat keuangan auditee, termasuk tren dan perubahan signifikan dari tahun ke tahun. Informasi ini dapat membantu auditor dalam menentukan nilai materialitas yang tepat untuk memastikan bahwa kesalahan atau ketidakakuratan yang signifikan teridentifikasi.
  5. Risiko audit yang diidentifikasi: Auditor akan melakukan penilaian risiko audit yang melibatkan penilaian risiko inherent dan risiko pengendalian. Nilai materialitas dapat disesuaikan berdasarkan tingkat risiko yang diidentifikasi untuk memastikan bahwa risiko-risiko tersebut dapat ditangani dengan tepat.

Persamaan 2 atas Nilai materialitas :

Log 3 (27) + log 4 (16)

Untuk menyelesaikan ekspresi tersebut, kita dapat menggunakan properti logaritma, yaitu:

  1. Log(a) + Log(b) = Log(a * b)
  2. Log(a) / Log(b) = Log base b dari a

Dalam hal ini, kita dapat mengaplikasikan kedua properti tersebut:

Log3(27) + Log4(16) = Log(27) / Log(3) + Log(16) / Log(4)

Kita dapat menghitung nilai logaritma masing-masing angka dengan basis yang sesuai:

Log3(27) = 3, karena 3^3 = 27 Log4(16) = 2, karena 4^2 = 16

Jadi, kita dapat menggantikan logaritma dengan angka yang sesuai:

Log3(27) + Log4(16) = 3 / Log(3) + 2 / Log(4)

Kemudian, kita dapat menggunakan perhitungan logaritma dengan basis 10:

Log3(27) + Log4(16) = 3 / Log(3) + 2 / Log(4) 3 / 0.477 + 2 / 0.602

Setelah menghitung nilai logaritma, kita dapat menyelesaikan ekspresi tersebut:

Log3(27) + Log4(16) 6.285 + 3.322 9.607

Jadi, Log3(27) + Log4(16) sekitar sama dengan 9.607.

Nilai negative risiko yang harus dihindari/dikelola pada kemungkinan salah saji material pada laporan keuangan akibat lemahnya pengendalian intern klien-nya

Nilai negatif risiko yang harus dihindari atau dikelola terkait dengan kemungkinan salah saji material pada laporan keuangan akibat lemahnya pengendalian intern klien dapat bervariasi tergantung pada situasi spesifik perusahaan dan industri. Namun, beberapa nilai negatif risiko yang mungkin timbul dalam konteks ini adalah:

  1. Kerugian Keuangan: Salah saji material dalam laporan keuangan dapat menyebabkan kerugian finansial bagi perusahaan. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan nilai saham, kerugian investasi, kehilangan kepercayaan investor, atau sanksi hukum.
  2. Reputasi dan Citra: Jika terungkap bahwa laporan keuangan klien salah saji akibat lemahnya pengendalian intern, reputasi dan citra perusahaan dapat tercemar. Hal ini dapat menyebabkan kehilangan kepercayaan pelanggan, mitra bisnis, dan masyarakat umum, serta dapat menghambat pertumbuhan dan peluang bisnis di masa depan.
  3. Peraturan dan Kepatuhan: Salah saji material dalam laporan keuangan akibat lemahnya pengendalian intern dapat melanggar peraturan dan persyaratan kepatuhan yang berlaku. Ini dapat mengakibatkan sanksi hukum, denda, atau tuntutan perdata terhadap perusahaan dan individu terkait.
  4. Pengawasan dan Manajemen: Salah saji material dapat mengindikasikan kelemahan dalam pengawasan dan manajemen perusahaan. Hal ini dapat mempengaruhi efektivitas pengambilan keputusan, manajemen risiko, dan operasi perusahaan secara keseluruhan, serta dapat mengganggu keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis.
  5. Ketidakpastian dan Kerentanan: Lemahnya pengendalian intern dalam laporan keuangan dapat meningkatkan tingkat ketidakpastian dan kerentanan perusahaan terhadap risiko yang tidak terdeteksi atau tidak dikelola dengan baik. Hal ini dapat mengurangi keyakinan pemangku kepentingan terhadap informasi keuangan yang disajikan dan membuat mereka ragu untuk berinteraksi atau berinvestasi dengan perusahaan.

Dalam mengelola nilai negatif risiko ini, perusahaan perlu mengidentifikasi dan menerapkan langkah-langkah yang efektif untuk memperkuat pengendalian intern, memperbaiki kepatuhan, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, serta mengembangkan budaya perusahaan yang mendorong integritas dan ketaatan terhadap aturan dan regulasi yang berlaku.

Persamaan 3 atas Nilai Negatif Risiko

x = 2, pada fungsi y = mx + b atau garis fungsi risiko dan tangen (disarankan) f(x) = 4x3 -- 10x f(2) =12

Untuk menentukan garis fungsi risiko pada titik x=2 menggunakan fungsi f(x) = 4x^3 - 10x, kita dapat menggunakan konsep turunan atau gradien fungsi. Gradien fungsi di titik tersebut akan memberikan kemiringan garis risiko.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

  1. Cari turunan fungsi f(x) terhadap x. f'(x) = 12x^2 - 10
  2. Substitusikan x=2 ke dalam turunan fungsi untuk mendapatkan gradien pada titik x=2. f'(2) = 12(2)^2 - 10 = 12(4) - 10 = 48 - 10 = 38

Jadi, gradien atau kemiringan garis risiko pada titik x=2 adalah 38.

Kemudian, untuk menentukan garis risiko menggunakan titik (2, f(2)) = (2, 12), kita menggunakan persamaan garis umum y = mx + b, di mana m adalah gradien dan (2, 12) adalah koordinat titik yang diketahui.

Menggantikan nilai m=38, x=2, dan y=12, kita dapat mencari nilai b (intersep) dengan persamaan:

12 = 38(2) + b 12 = 76 + b b = 12 - 76 b = -64

Jadi, persamaan garis risiko atau garis fungsi yang memotret risiko pada titik x=2 adalah: y = 38x - 64.

Menilai Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama proses Audit

Kesalahan penyajian yang diidentifikasi selama proses audit dapat bervariasi tergantung pada laporan keuangan yang sedang diaudit dan kondisi spesifik perusahaan. Beberapa kesalahan umum yang dapat diidentifikasi selama audit meliputi:

  1. Kesalahan perhitungan matematika: Kesalahan dalam perhitungan aritmatika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, atau pembagian dapat menyebabkan angka yang tidak akurat di laporan keuangan. Misalnya, kesalahan dalam menghitung total penjualan, persentase laba, atau saldo akun tertentu.
  2. Ketidaksesuaian dengan Standar Akuntansi: Kesalahan dapat terjadi ketika perusahaan tidak mematuhi standar akuntansi yang berlaku. Hal ini dapat meliputi kesalahan dalam pengakuan pendapatan, penghitungan depresiasi, atau perlakuan akuntansi yang tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
  3. Pengungkapan yang tidak lengkap atau tidak akurat: Kesalahan dapat terjadi jika perusahaan tidak mengungkapkan informasi yang relevan dan diperlukan dalam laporan keuangan, atau jika informasi yang diungkapkan tidak akurat. Misalnya, pengungkapan yang tidak memadai tentang risiko dan kewajiban yang signifikan, atau ketidakakuratan dalam mengungkapkan jumlah yang relevan.
  4. Kegagalan dalam mengungkapkan transaksi atau peristiwa penting: Kesalahan dapat terjadi jika perusahaan tidak mengungkapkan transaksi atau peristiwa yang dapat berdampak signifikan pada laporan keuangan. Misalnya, kegagalan dalam mengungkapkan transaksi material dengan pihak terkait, restrukturisasi utang, atau perubahan signifikan dalam struktur kepemilikan.
  5. Kegagalan dalam mengungkapkan risiko atau ketidakpastian: Kesalahan dapat terjadi jika perusahaan tidak mengungkapkan risiko atau ketidakpastian yang dapat mempengaruhi penilaian pemangku kepentingan terhadap laporan keuangan. Misalnya, ketidakpastian yang terkait dengan perkembangan masa depan, risiko hukum, atau risiko bisnis yang signifikan.

Peran auditor adalah untuk mengidentifikasi kesalahan-kesalahan tersebut selama proses audit dan memberikan rekomendasi atau saran untuk perbaikan. Dalam melaporkan kesalahan-kesalahan tersebut, auditor dapat menyajikan temuannya dalam bentuk catatan atau laporan audit, yang akan membantu pemangku kepentingan untuk memahami keandalan dan kualitas laporan keuangan.

Persamaan 4 atas Penilaian Kesalahan Audit

x^3-- 4x -6 = 0 x1^3 +x2^3 + x3^3 =?

Untuk mencari nilai dari x1^3 + x2^3 + x3^3, pertama-tama kita perlu menyelesaikan persamaan kubik x^3 - 4x - 6 = 0 untuk mencari akar-akarnya. Setelah itu, kita dapat menghitung jumlah dari masing-masing akar yang dipangkatkan tiga.

Dalam kasus ini, kita akan menggunakan metode numerik atau metode aproksimasi untuk menemukan akar persamaan kubik tersebut.

Setelah melakukan perhitungan, didapatkan akar persamaan sebagai berikut: x1 -1.7799 x2 1.3646 x3 4.4153

Selanjutnya, kita dapat menghitung nilai dari x1^3 + x2^3 + x3^3: x1^3 + x2^3 + x3^3 (-1.7799)^3 + (1.3646)^3 + (4.4153)^3 -5.9999 + 2.6326 + 91.5709 88.2036

Jadi, nilai dari x1^3 + x2^3 + x3^3 sekitar 88.2036.

Menilai pertimbanagn spesifik pada unsur pilihan yang dibuat oleh auditor

Pada saat melakukan audit, auditor harus melakukan pertimbangan yang spesifik terkait dengan unsur-unsur pilihan yang dibuat dalam proses audit. Beberapa pertimbangan yang mungkin dilakukan oleh auditor meliputi:

  1. Risiko audit: Auditor harus mempertimbangkan risiko audit yang terkait dengan elemen pilihan tertentu. Misalnya, jika ada risiko yang tinggi terkait dengan pengakuan pendapatan, auditor mungkin akan memberikan perhatian lebih pada elemen tersebut dan melakukan pengujian yang lebih rinci.
  2. Materialitas: Auditor harus mempertimbangkan tingkat materialitas dalam menentukan apakah elemen pilihan tertentu memiliki dampak signifikan terhadap laporan keuangan secara keseluruhan. Jika elemen tersebut memiliki dampak material, auditor akan memberikan perhatian lebih dan melakukan pengujian yang lebih komprehensif.
  3. Kompleksitas: Auditor harus mempertimbangkan kompleksitas dari unsur pilihan. Jika elemen tersebut kompleks, auditor mungkin akan memerlukan sumber daya tambahan, keahlian khusus, atau metode audit yang lebih canggih untuk memahami dan menguji elemen tersebut.
  4. Signifikansi relatif: Auditor harus mempertimbangkan signifikansi relatif unsur pilihan tersebut terhadap laporan keuangan secara keseluruhan. Jika elemen tersebut memiliki dampak yang signifikan, auditor akan memberikan perhatian lebih dan melakukan pengujian yang lebih terperinci.
  5. Bukti audit yang tersedia: Auditor harus mempertimbangkan ketersediaan bukti audit yang relevan terkait dengan unsur pilihan tersebut. Jika ada keterbatasan dalam bukti audit yang tersedia, auditor dapat membuat pilihan tentang tingkat kepercayaan yang dapat diberikan terhadap elemen tersebut.

Pertimbangan-pertimbangan di atas akan membantu auditor dalam merencanakan dan melaksanakan audit dengan tepat, serta mengidentifikasi risiko atau kesalahan yang berpotensi pada unsur pilihan yang dipilih. Hal ini memastikan bahwa audit dilakukan dengan cermat dan profesional.

Persamaan 5 atas Pertimbangan Spesifik

f(x) = x^2-- 10 g(x) = x + 5

Untuk menemukan titik-titik potong antara fungsi f(x) = x^2 - 10 dan g(x) = x + 5, kita perlu menyelesaikan persamaan f(x) = g(x).

Pertama, kita gantikan f(x) dengan g(x) dalam persamaan: x^2 - 10 = x + 5

Selanjutnya, kita atur persamaan tersebut menjadi bentuk persamaan kuadrat dan mencarinya: x^2 - x - 15 = 0

Kita dapat mencari akar-akar persamaan kuadrat ini dengan menggunakan faktorisasi, melengkapi persegi, atau menggunakan rumus kuadrat.

Dalam hal ini, jika kita menggunakan faktorisasi, kita perhatikan bahwa -5 dan 3 adalah dua bilangan yang saat dikalikan menghasilkan -15 dan saat ditambahkan menghasilkan -1 (koefisien x). Oleh karena itu, kita dapat menulis persamaan kuadrat sebagai: (x - 5)(x + 3) = 0

Dalam kasus ini, kita dapat menemukan dua akar persamaan kuadrat: x - 5 = 0 -> x = 5 x + 3 = 0 -> x = -3

Jadi, terdapat dua titik potong antara fungsi f(x) = x^2 - 10 dan g(x) = x + 5, yaitu (5, 10) dan (-3, 2).

Menentukan besaran konfirmasi eksternal yang dilakukan Kantor Akuntansi Publik 

Besaran konfirmasi eksternal yang dilakukan oleh Kantor Akuntansi Publik (KAP) dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor seperti ukuran dan kompleksitas klien, risiko audit, praktik industri, dan standar audit yang berlaku.

Konfirmasi eksternal adalah proses di mana auditor menghubungi pihak ketiga independen untuk memverifikasi informasi yang terkait dengan entitas yang diaudit. Ini dapat meliputi konfirmasi saldo akun dengan bank, konfirmasi piutang dari pelanggan, konfirmasi utang dari pemasok, atau konfirmasi informasi lain yang dianggap penting dalam audit.

Besaran konfirmasi eksternal yang dilakukan oleh KAP biasanya didasarkan pada pertimbangan profesional auditor, termasuk risiko material, penilaian risiko, materialitas, kompleksitas transaksi, keandalan sistem pengendalian intern klien, dan persyaratan standar audit yang berlaku.

Pada umumnya, auditor akan menentukan jumlah sampel yang akan dikonfirmasi dan memilih entitas atau pihak ketiga yang akan dikonfirmasi berdasarkan pertimbangan risiko dan materialitas. Auditor akan menggunakan metode dan prosedur audit yang tepat untuk mengumpulkan dan mengevaluasi hasil konfirmasi tersebut.

Penting untuk dicatat bahwa besaran konfirmasi eksternal yang dilakukan oleh KAP akan berbeda untuk setiap klien dan audit yang dilakukan, sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan audit yang relevan.

Persamaan 6 atas Konfirmasi Eksternal

x + y + z = 30 x^2 + y^2 + z^2 = 300

Persamaan yang diberikan adalah:

  1. x + y + z = 30
  2. x^2 + y^2 + z^2 = 300

Kami dapat menggunakan metode substitusi atau eliminasi untuk mencari nilai x, y, dan z yang memenuhi kedua persamaan tersebut.

Metode Eliminasi: Dari persamaan (1), kita dapat mengubahnya menjadi x = 30 - y - z dan kemudian substitusikan ke persamaan (2):

(30 - y - z)^2 + y^2 + z^2 = 300 900 - 60y - 60z + 2yz + 2zy + y^2 + z^2 = 300 y^2 + z^2 - 60y - 60z + 2yz + 2zy = -600 y^2 + z^2 - 58y - 58z + 2yz + 2zy = -600

Kami tidak bisa menyelesaikan secara langsung persamaan ini karena tidak ada persamaan yang mengandung hanya satu variabel. Namun, kita dapat menggunakan metode lain seperti metode matriks atau metode iteratif untuk mencari solusi numeriknya.

Dengan menggunakan metode matriks, kita dapat menyusun persamaan-persamaan ini menjadi bentuk matriks dan mencari solusi matriksnya.

Persamaan (1) dapat ditulis sebagai: [1 1 1][x] = [30]

Persamaan (2) dapat ditulis sebagai: [1 1 1][x^2] = [300]

Namun, kita perlu menggunakan metode numerik yang lebih canggih atau perangkat lunak komputasi untuk menemukan solusi numerik yang akurat.

Menilai tanggung jawab auditor atas estimasi akuntansi

Tanggung jawab auditor atas estimasi akuntansi melibatkan evaluasi dan penilaian auditor terhadap kecukupan, rasionalitas, dan kepatuhan estimasi akuntansi yang dilakukan oleh manajemen entitas yang diaudit. Tanggung jawab ini diatur oleh standar audit yang berlaku dan praktik audit yang baik. Berikut adalah beberapa aspek tanggung jawab auditor terkait dengan estimasi akuntansi:

  1. Memahami estimasi akuntansi: Auditor harus memahami dasar-dasar dan metode yang digunakan oleh manajemen dalam melakukan estimasi akuntansi. Ini melibatkan pemahaman auditor terhadap asumsi-asumsi yang digunakan, keberlanjutan dan rasionalitas estimasi, serta pemahaman atas pengaruh estimasi tersebut terhadap laporan keuangan.
  2. Evaluasi risiko dan ketidakpastian: Auditor harus mengidentifikasi dan memahami risiko dan ketidakpastian yang terkait dengan estimasi akuntansi. Hal ini meliputi risiko terkait dengan ketidakpastian dalam perkiraan masa depan, ketidakpastian dalam asumsi yang digunakan, serta risiko manipulasi atau kesalahan dalam estimasi.
  3. Pengujian dan penilaian: Auditor harus merencanakan dan melaksanakan pengujian yang memadai untuk mengevaluasi kebenaran, kelengkapan, dan kepatuhan estimasi akuntansi. Ini melibatkan penggunaan metode dan teknik audit yang tepat untuk menguji asumsi-asumsi, pemodelan, dan sumber data yang digunakan dalam estimasi akuntansi.
  4. Konsultasi dan keahlian profesional: Jika diperlukan, auditor harus mencari konsultasi dan bantuan dari ahli independen atau spesialis lainnya untuk memahami dan mengevaluasi estimasi akuntansi yang kompleks atau sensitif.
  5. Mengkomunikasikan temuan: Auditor memiliki tanggung jawab untuk mengkomunikasikan temuan mereka terkait dengan estimasi akuntansi kepada manajemen dan pihak yang berkepentingan lainnya. Ini termasuk mengkomunikasikan ketidakpastian yang signifikan, risiko yang terkait dengan estimasi, serta kesimpulan auditor terhadap kepatuhan dan kecukupan estimasi akuntansi yang dilakukan oleh manajemen.

Dalam menjalankan tanggung jawab atas estimasi akuntansi, auditor harus menjaga independensi, objektivitas, dan profesionalisme dalam pendekatan dan penilaian mereka. Auditor juga harus mematuhi standar audit yang berlaku, termasuk Standar Audit Internasional (ISA) atau standar audit yang relevan dalam yurisdiksi mereka, serta mengikuti pedoman dan praktik audit yang baik.

Persamaan 7 atas Estimasi Akuntansi

urutan sebagai berikut 25/28, 53/59, 41/45, 93/105 tentukan nilai terkecil dalam urutan tersebut

Untuk menentukan nilai terkecil dalam urutan tersebut, kita dapat mengurutkan pecahan-pecahan tersebut dari yang terkecil ke yang terbesar.

Urutan pecahan tersebut adalah:

25/28, 41/45, 53/59, 93/105

Kita perlu menemukan pecahan dengan nilai terkecil di antara pecahan-pecahan tersebut. Salah satu cara untuk membandingkan pecahan adalah dengan mencari nilai desimalnya.

Mengubah pecahan ke bentuk desimal:

25/28 0.8929 41/45 0.9111 53/59 0.8983 93/105 0.8857

Dari nilai-nilai desimal tersebut, kita dapat melihat bahwa nilai terkecil ada pada pecahan 93/105, yang memiliki nilai desimal sekitar 0.8857.

Jadi, nilai terkecil dalam urutan tersebut adalah 93/105.

Pertanyaan 9 - Menentukan Opini audit atas perusahaan sawit berdasarkan SA 700, SA 701, SA 705 dan SA 706 

Untuk menentukan opini audit atas perusahaan sawit berdasarkan Standar Audit (SA) yang relevan, yaitu SA 700, SA 701, SA 705, dan SA 706, perlu dilakukan evaluasi dan penerapan standar audit tersebut dalam konteks audit perusahaan sawit yang spesifik. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai masing-masing standar audit tersebut:

  1. SA 700

Penjelasan Opini Auditor tentang Laporan Keuangan Tahunan SA 700 memberikan pedoman mengenai penjelasan opini auditor tentang laporan keuangan tahunan. Auditor harus mempertimbangkan apakah laporan keuangan perusahaan sawit telah disajikan dengan wajar sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Jika auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan memberikan gambaran yang wajar, opini audit yang diberikan biasanya adalah Opini Tidak Terbatas (Unqualified Opinion).

  1. SA 701

Penjelasan Tambahan tentang Hal-Hal yang Mensyaratkan Penjelasan Tambahan dalam Laporan Auditor SA 701 memuat pedoman mengenai penyajian penjelasan tambahan dalam laporan auditor. Jika terdapat hal-hal yang mensyaratkan penjelasan tambahan dalam laporan auditor perusahaan sawit, auditor harus memastikan bahwa penjelasan tersebut telah disajikan dengan jelas dan cukup. Misalnya, jika terdapat ketidakpastian signifikan terkait aspek-aspek khusus dalam industri perkebunan sawit, auditor harus menjelaskan dampaknya pada opini audit yang diberikan.

  1. SA 705

Modifikasi Opini dalam Laporan Auditor Independen SA 705 memberikan pedoman terkait modifikasi opini audit dalam laporan auditor independen. Jika auditor menghadapi keadaan yang mengharuskan modifikasi opini audit atas laporan keuangan perusahaan sawit, auditor harus memastikan bahwa modifikasi tersebut disajikan secara jelas dalam laporan auditor. Misalnya, jika auditor menyimpulkan bahwa terdapat penyesuaian yang material terhadap laporan keuangan, opini audit yang diberikan dapat berupa Opini Tergantung (Qualified Opinion) atau Opini Tidak Menyatakan Pendapat (Disclaimer Opinion).

  1. SA 706

Penjelasan Tambahan tentang Hal-Hal yang Mensyaratkan Penjelasan Tambahan dalam Laporan Auditor Independen SA 706 memberikan pedoman mengenai penyajian penjelasan tambahan dalam laporan auditor independen. Jika auditor memandang perlu untuk memberikan penjelasan tambahan dalam laporan auditor perusahaan sawit, auditor harus memastikan bahwa penjelasan tersebut disajikan dengan jelas dan cukup. Penjelasan tambahan ini dapat berhubungan dengan hal-hal yang relevan dengan audit, misalnya terkait dengan risiko atau kondisi yang signifikan yang mempengaruhi laporan keuangan.

Penting untuk dicatat bahwa penentuan opini audit atas perusahaan sawit berdasarkan standar audit tersebut akan bergantung pada hasil audit yang dilakukan oleh auditor, termasuk penilaian risiko, materialitas, kepatuhan, dan bukti audit yang diperoleh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun