Salah satu prinsip penting dalam audit adalah independensi auditor. Auditor harus bekerja secara independen dan objektif dalam mengevaluasi laporan keuangan dan proses bisnis klien. Pemikiran Kantian, khususnya prinsip kategoris imperatif, dapat mengingatkan auditor untuk bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip moral universal, termasuk menjaga independensi mereka dan menghindari konflik kepentingan.
- Martabat Klien
Kantianisme menekankan pentingnya menghargai martabat manusia dan memperlakukan setiap individu dengan hormat. Dalam konteks audit, ini berarti auditor harus memahami klien dengan jujur dan memperlakukan mereka dengan penghormatan, menghargai kerahasiaan informasi dan menjaga kepercayaan yang diberikan oleh klien.
- Transparansi dan Komunikasi
Pemikiran Kantian menggarisbawahi pentingnya komunikasi yang jujur dan transparan. Auditor harus berkomunikasi dengan klien secara efektif, memberikan informasi yang akurat, dan menjelaskan temuan audit dengan jelas. Prinsip-prinsip Kantian dapat memandu auditor dalam memastikan komunikasi yang jujur dan menghindari manipulasi informasi.
- Penalaran Moral
Kantianisme mendorong penggunaan penalaran moral yang rasional dalam pengambilan keputusan. Auditor perlu menghadapi situasi yang kompleks dan harus mengambil keputusan yang etis. Pemikiran Kantian mengajarkan pentingnya penalaran moral yang teliti dan mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari tindakan yang diambil.
- Tanggung Jawab Profesional
Auditor memiliki tanggung jawab profesional untuk menyajikan laporan audit yang akurat dan obyektif. Prinsip-prinsip Kantian, seperti tanggung jawab moral dan kewajiban, dapat memberikan panduan bagi auditor dalam menjalankan tanggung jawab profesional mereka dengan integritas dan kompetensi.
        Relevansi Kantianisme dalam audit memberikan landasan etika yang kuat bagi auditor dalam menjalankan tugas mereka dengan profesionalisme dan menjaga integritas dalam proses audit. Pemikiran Kantian dapat membantu membangun hubungan yang kuat antara auditor dan klien, serta memastikan bahwa audit dilakukan dengan transparansi, independensi, dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip etika universal.
        Dalam memahami klien pada proses audit, auditor dapat menerapkan 12 pemikiran Kantian sebagai panduan. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang setiap pemikiran Kantian dan aplikasinya dalam memahami klien pada proses audit:
- Perlakukan Klien sebagai Manusia yang Berharga
Auditor harus menghargai dan menghormati martabat manusia klien. Ini berarti melihat klien sebagai individu yang berharga, bukan hanya sebagai entitas bisnis. Dalam proses audit, auditor harus menunjukkan sikap yang menghargai, empati, dan memperlakukan klien dengan rasa hormat yang tinggi.
Contoh Kasus :
Auditor menemukan adanya potensi pelanggaran terhadap peraturan keuangan oleh klien. Namun, jika informasi ini diungkapkan, dapat berdampak negatif pada reputasi klien dan mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan. Auditor yang menerapkan pemikiran Kantian akan mempertimbangkan prinsip-prinsip etika universal dan memutuskan untuk bertindak dengan adil. Auditor akan melaporkan pelanggaran tersebut kepada klien dan mengusulkan tindakan perbaikan yang sesuai, mengedepankan kepentingan umum dan integritas dalam proses audit.
- Berpikir Universal dan Berlaku Adil
Auditor harus berpikir secara universal dan objektif dalam menilai situasi audit. Tindakan dan keputusan harus didasarkan pada prinsip-prinsip etika universal yang dapat diterima oleh semua pihak yang terlibat. Auditor harus menjaga objektivitas, menghindari prasangka, dan memastikan perlakuan yang adil terhadap klien.
- Bertanggung Jawab terhadap Keputusan Audit