Jika memang anggaran selalu jadi biang kerok, menurut penulis pejabat di tingkat pusat harus sudah memikirkan kebijakan apa yang harus dibuat dalam membangun/ meningkatkan kapasitas jajaran di bawahnya.
Saat ini hampir semua kegiatan tatap muka telah ditinggalkan dan digantikan dengan tatap muka daring. Cobalah dengan membuat video-video yang membahas tema bersangkutan dan yang sifatnya teknis.
Jika video itu durasinya 4 jam, bisa dibagi menjadi 4 sesi. Nontoh anime, drakor, atau film di bioskop saja mampu berjam-jam, masakan mengikuti kegiatan yang meningkatkan kapasitasnya dalam bekerja itu tidak mampu.
Bukan jajaran di bawah tidak mampu, tapi memang sarananya yang tidak tersedia. Harus ada komitmen yang tinggi dari pejabat di tingkat pusat dalam hal ini. Tidak boleh lagi "mengkambinghitamkan" anggaran.
Tentunya video itu harus digarap dengan sungguh-sungguh. Tidak sekadar atau asal-asalan dari segi kejelasan suara, penerangan, dan sebagainya. Hal ini bisa lebih banyak menghemat anggaran, dibandingkan dengan harusnya peserta rapat datang ke Provinsi atau pusat, bayar tiket pesawat/ taksi, penginapan, konsumsi, uang harian, kuotanya pun terbatas dan sedikit sekali.
Dengan adanya metode-metode pengajaran online, itu akan menjangkau banyak audiens dan menghemat banyak anggaran. Tidak perlu lagi harus mengundang narasumber yang "Ha ho ha ho".
Daerah butuh narasumber berkualitas. Akankah pejabat di pusat lebih memperhatikan hal ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H