Mohon tunggu...
Hendy Adinata
Hendy Adinata Mohon Tunggu... Freelancer - Sukanya makan sea food

Badai memang menyukai negeri di mana orang menabur angin | Email: hendychewadinata@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kho Ping Hoo, Kitab Sakti Pancasila dan Ketidaksaktian Pancasila

1 Oktober 2019   15:25 Diperbarui: 1 Oktober 2019   15:41 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Paham dan fenomena yang lain bagaimana?

Dewasa ini, kampanye menuntut legalisasi LGBT di sejumlah negara semakin giat, apakah Indonesia akan bergabung dengan negara-negara yang sudah terlebih dahulu melegalkan LGBT? Jika ya, maka Liberalisme lebih sakti dari Pancasila.

Di lain pihak, ada sekelompok orang yang menguasai tanah atau memiliki lahan yang luasan wilayahnya ribuan atau malah ratusan ribu hektar. Pertanyaannya apakah pantas demikian? Apakah harus ditindak mengingat Pasal 28H ayat (4) UUD 1945 sendiri mengatakan bahwa setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun. Bagaimana dengan aturan di bawah UUD 1945 yang mengatur perihal pembatasan kepemilikan atas lahan? Jika negara menguasai semua, maka Komunisme lebih sakti dari Pancasila.

Isu terkait mendirikan negara Islam di Indonesia bagaimana? Apakah Pancasila akan diganti dengan Syariat Islam? Kita tunggu saja kelanjutannya.

Demo mahasiswa yang menuntut Presiden mengeluarkan Perppu KPK di satu sisi mempertontonkan kepada kita pertarungan antara "kehendak Pemerintah" dan "kehendak rakyat". Kita tahu kedaulatan berada di tangah rakyat, namun kita juga berusaha memahami kebijakan yang diambil oleh pemerintah tentang bagaimana KPK ini hendak dibawa ke mana ke depannya.

Masakan kebijakan pemerintah tidak berasal dari rakyat padahal pemerintah dipilih oleh rakyat. Masakan juga rakyat yang berdemo tidak menyuarakan kepentingan rakyat atau hanya menyuarakan kepentingan sekelompok orang yang ada di belakang demo itu? Sulit kita untuk menjawabnya.

Yang jelas nasib bangsa ini sangat dipertaruhkan. Pemerintah jangan tertipu dengan fenomena kehendak rakyat yang palsu, sebaliknya rakyat juga jangan mudah terbawa suasana yang dapat ditumpangi oleh berbagai kepentingan. Semoga pada akhirnya rakyat Indonesia sendirilah yang menang.

Di saat negeri ini masih bermasalah dengan ideologi sendiri yang katanya sudah final, masalah korupsi dan penegakan hukum, lingkungan hidup, diskriminasi/ intoleransi terhadap suku bangsa, dan masalah lainnya terus menggerogoti bangsa ini. Bila diibaratkan, Indonesia ini seperti pegulat yang sedang memiting musuhnya, tapi ada beberapa orang yang ikut masuk ke arena dan berusaha melepaskan pitingan itu. Mereka mencubit, menggelitiki dan menampar pegulat kita.

Kembali kepada topik awal, apakah Pancasila sakti?

Dalam cerita silat yang ditulis oleh Kho Ping Hoo, digambarkan bahwa jika seorang pendekar ingin memiliki kesaktian yang melebihi tokoh-tokoh terkemuka di dunia kang ouw, sang pendekar harus belajar silat dari kitab-kitab langka. Kitab tersebut pun hanya dimiliki oleh perguruan-perguruan besar dan masing-masing kitab berisikan teknik yang punya ciri khasnya tersendiri. Kitab itu berisi pengajaran, teknik melatih diri, dan jurus silat yang semuanya saling berhubungan.

Untuk menguasai secara sempurna apa yang ada di dalam kitab, seseorang harus sudah digembleng terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan kitab tersebut berisi teknik tingkat tinggi yang tidak mudah untuk dipelajari oleh orang-orang biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun