Mohon tunggu...
Hendy Adinata
Hendy Adinata Mohon Tunggu... Freelancer - Sukanya makan sea food

Badai memang menyukai negeri di mana orang menabur angin | Email: hendychewadinata@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Belajar Dari Kisah Habibur "Lelaki Pemain Barbie"

20 Juni 2016   20:50 Diperbarui: 29 Juni 2016   15:27 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Telah banyak janji-janji yang kita dengar, janji yang keluar dari mulut lelaki pecundang yang tidak bisa dijadikan teladan dan contoh, mulai dari berjanji digantung di Monas, jalan kaki ke Jogya, berjanji potong kuping, kutang srek jadinya potong titit, dll. Semua janji itu bukan tanpa resiko, tetapi sangat berisiko dan fatal bagi yang berjanji. Tapi apa dikata? Mereka pengecut, semuanya itu tidak ditepati, janji tidak ada lagi harganya, mereka telah menggeser makna janji yang adalah mulia.

"Janganlah bapak Habiburokhman menjadi salah satu dari para barisan sakit hati bermental pecundang dan pengecut asal bunyi itu. Jangan mau disamakan dengan mereka! Kamu lelaki mas, lelaki... tanggung jawab demi aku dong"

Jadilah lelaki terhormat yang kata-katanya dapat dipegang dan dapat dipercaya oleh bangsa. Jangan berjanji bila tidak mampu menepati. Tepati lah bila itu janji, janji itu utang. Bila perlu tempuh jalan seppuku/ harakiri seperti para samurai di Jepang yang gagah dan berani mati untuk membuktikan apa yang diucapkan bukanlah sesuatu yang asal bunyi. Dengan begitu masyarakat dunia tahu bahwa di Indonesia janji adalah sesuatu yang serius dan tidak boleh dipermainkan.

Teman Ahok terbukti bukan orang-orang pengecut. Bukankah Teman Ahok harus dapat lawan yang seimbang, ya Habiburokhman adalah salah satu yang berkesempatan. Penulis sebagai lelaki akan menyaksikan ini, begitu juga jutaan lelaki di Indonesia menanti janji Habiburokhman untuk terjun dari Monas. Jangan buat malu laki-laki pak. Belum tentu juga mati.

 

Jangan Mengecewakan Keluarga dan Anak...

Seorang perempuan akan sangat bangga dan bahagia apabila memiliki seseorang kekasih yang tepat janji, bertanggung jawab, setia apalagi sopan. Terbayang masa depannya pasti cerah bersama lelaki seperti itu. Lelaki dapat diandalkan sebagai kepala dan pemimpin keluarga yang pastinya tidak akan kuatir hidup bersama lelaki itu.

Calon mertua pun pasti langsung setuju ketika tahu pacar anaknya seorang yang bertanggung jawab pada janji, mengapa tidak? itu calon lelaki yang mantap.

Seorang anak akan sangat bahagia apabila mengetahui sang ayah, sang superheronya yang mengajarinya naik sepeda dan berenang adalah seorang ayah yang dapat diandalkan dan seseorang yang tepat janji. Begitu tabah melaksanakan setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya. Dengan begitu anak akan tumbuh menjadi lelaki yang sama dengan ayahnya dengan mewarisi prinsip yang baik, dengan menjunjung tinggi kebenaran dan kelaki-lakian. Mencontoh ayahnya toh ayahnya tidak malu-maluin...

Lebih menyakitkan apabila sebaliknya, mau taruh dimana muka anak istri mu ini mas? Penulis saja malu punya bapak seperti itu, sudah asal bunyi nyaring lagi... ya ampun

Apalagi sebagai perempuan punya pacar dan suami begitu, hindarkan hamba mu ini ya Tuhan dari lelaki seperti itu...

Sebagai tetangga yang baik penulis hanya bisa mensupport bapak Habiburokhman untuk tetap semangat. Malu juga sih punya tetangga begitu, tapi numpang beken bolehlah. Tidak tega rasanya melihat tetangga sendiri jadi bahan bully'an sekompleks, tobat pak tobat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun