"Dunia politik adalah dunianya dewa-dewa langit yang tak menentu dan kadang tak dimengerti oleh awam pengikutnya. Berbagai permasalahan yang hanya didiskusikan oleh para dewa menjadikan manusia hanya mampu menebak-nebak karena memang bukan untuknya. Lewat dimensi lain yang hanya beda kamar, tugas para dewa adalah mensejahterakan kehidupan dunia manusia yang ada di luar  kamarnya. Pekerjaan dan proyek yang dilakukan oleh dewa hanya bisa diketahui setelah buah dihasilkan. Oh... itu rupanya yang selama ini dikerjakan para dewa kita di dalam kamar, betapa tak mampu diselami arah pikirnya"
***
"Trunojoyo heboh, media massa gencar sana-sini, elit banteng ngotot, dewa langit geleng-geleng, kepolisian berkubu-kubu, Yang terhormat menafsir-nafsir dan carut marut yang akan segera berlalu ini gara-gara ketidaksempurnaan beberapa pasal yang akhirnya menjadi celah dan berwarna abu-abu"
Setelah setahun lebih ini bekerja, memang dapat dikatakan Jendral Badrodin berhasil mengatasi masalah-masalah keamanan. Publik menilai sendiri kinerja Bapak Badrodin ini.
Kepada Bapak Jendral, kegiatan politik besar-besaran dilebih dari 300 daerah dalam rangka pemilihan kepala daerah pada Desember 2015 lalu dapat diacungi dua jempol. Aman terkendali pak dan berjalan tanpa gejolak, meskipun pada awal tahun 2016 terjadi teror bom di dekat jantung kekuasaan RI, untung tidak sampai Istana yakni di Jl Thamrin, Jakarta Pusat. Istilahnya kecolongan gitu. Catatan lainnya mengenai kinerja Kepolisian masih banyak, dari yang baik sampai yang dapat dibilang bobrok tidak di uraikan dalam tulisan ini.
Dunia Kepolisian RI Memasuki Babak BaruÂ
Kabar rencana perpanjangan tugas Jendral Badrodin Haiti dari Istana sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) menyulut pro dan kontra.
Sebagian berpendapat bahwa perpanjangan tugas Badrodin itu tidak melanggar undang-undang dan didapati bahwa kinerja Badrodin selama ini sudah bagus. Sebagian lagi menentang karena dinilai menghambat regenerasi di tubuh Kepolisian. Yang mana yang benar?
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa Jendral Badrodin telah memimpin Polri sejak awal 2015 dan pada akhir Juli nanti (beberapa minggu mendatang) beliau telah masuk dalam usia pensiunnya sehingga harus mengakhiri profesinya sebagai anggota aktif Kepolisian begitu juga dengan jabatannya sebagai Kepala Polri harus beliau tanggalkan pada saat itu juga.
Sebaliknya apabila Istana masih menghendaki dan dengan persetujuan yang terhormat maka Jendral Badrodin akan kembali bertugas.
Siapa yang harus dicalonkan? Pertanyaan yang sampai saat ini belum dapat dijawab karena pasti akan menyulut api, biarkan dulu suasana tenang dan stabil terkendali.
Daripada sibuk memikirkan siapa calon Kapolri itu, ada beberapa hal yang sangat menjadi perhatian kita semua. Ya, aturan mengenai Jabatan Kapolri yang menimbulkan perdebatan.