Menilai orang lain itu sangat mudah, semudah membalikkan telapak tangan kita dengan syarat tangan kita tidak stroke (kalau stroke ya lain cerita, betul?)
Selain mudah, murah pula biayanya atau malah gratis (kebanyakan sih gitu). Tentunya penilaian tidak selalu tepat, kebanyakan keliru. Dengan gampangnya kita menjudge seseorang tanpa kita benar-benar tahu siapa dia yang adalah sama-sama manusia ciptaan Tuhan.Â
"Oh dia... pemalas orangnya, suka marah orangnya, mood-mood'an, apa sih yang dia tahu? goblok gitu. Oh hendy... dia mah gitu orangnya" (Ilustrasi saja sodara-sodara)
Sebuah pertemuan di suatu malam
"Bg, aku mau tanya 'semudah itukah kita menilai orang lain?" tanya junior ku.
"Sangat mudahlah, mau contoh? kamu aja bisa kalau hanya mencari yang negatif-negatifnya tentang mereka" (aku tunjuk meja di seberang yang isinya anak-anak muda gondrong, dengan celana di bagian lutut koyak, kaos hitam oblong, seorang main gitar sambil yang lainnya nyanyi dengan syahdu)
"Apa yang kamu nilai dari mereka?" tanya ku
"Mereka itu orang-orang dak jelas, kuliah ngulang sana ngulang sini, ngumpul-ngumpul ngerokok, topik pembicaraan dak ada yang berbobot, nyanyi terus mabok, apa yang bisa diharap dari mereka"
"Kalau abang mau tambahkan, pasti dak akan habis-habis kalau hanya cari yang jelek-jeleknya dari mereka"
Lagu pun makin keras di seberang sana, junior ku tidak berani menoleh
"Tapi bg, harusnya mereka sadar kedepan itu persaingannya berat, kasihan orang tua juga yang membayar uang kuliah mereka"
aku diam mendengarkan