Baru-baru ini lagi Viral tentang Customer yang terkejut bahwa Request untuk Hadiah Natal untuk keluarganya dengan menambahkan tulisan Natal, namun di tolak oleh suatu toko roti Chocholicious. Saya dapatkan dari beberapa grup.
WoW!! Sejujurnya saya sebagai penganut Kristiani cukup terkejut dengan kejadian dan berita ini, bahkan beberapa anggota di grup menjadi emosi dan kesel banget, sebagian dari kami tersinggung. Â
Mengapa di Negara yang Berbhineka Tunggal Ika hal ini bisa terjadi?
Sejak jaman dahulu, ketika saya masih bocah yang masih minta uang jajan, hal yang lumrah dan indah ketika tetangga dan teman-teman yang Non Kristen mengucapkan "Selamat Natal kawan, Selamat Natal sahabatku..."
Ah.. Hal yang Biasa....
Bertahun-tahun hal ini terjadi.
Bahkan ketika berganti menjadi Sms, Ucapan selamat natal berbagai jenis pun muncul,
sampai pada jaman digital versi BBM & Whatsapp, berbagai ucapan selamat Natal muncul.
Sampai... tahun lalu, ada larangan memakai atau memasang atribut natal, bahkan tahun ini yang menurut saya cukup berbeda,
seakan banyak yang mempunyai faham baru, sebagian besar menjadi berubah dan berbeda.
Hal yang biasa itu sekarang sudah tidak biasa lagi.
Mengapa Demikian?
Karena ada beberapa yang mengatakan alasan prinsip agamanya.
Wow... Apakah Anda yakin? Ataukah Anda hanya mendengar dari pengajaran satu atau beberapa orang saja?
Apakah Anda tidak mengkajinya sendiri?
Padahal Natal adalah suatu kebudayaan turun temurun, dan ucapan yang bagi kami para Kristiani, merupakan bentuk toleransi beragama itu sekarang sudah mulai memudar.
Namun...
Ting Tong.. tiba2 muncul message dari teman saya yang berkata:
"Selamat Natal ya brooo, moga2 tambah dekat dengan Tuhan dan tidak lelah berbuat baik terus menerus"
Bagi saya, ucapan ini bagaikan mata air di padang belantara.
Langka dan sangat Berharga.
Begitu berharga dari sahabat saya yang Muslim mengucapkan Selamat Natal kepada kami, para Kristiani.
Terima Kasih Sahabatku. Aku begitu menghargai Ucapan Selamat darimu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H