Semangat mengaji di tengah krisis motivasi. Mungkin pernyataan ini membuat kita bertanya-tanya kenapa itu bisa terjadi ? ya bener itu terjadi di Kampung Sabron Sari, Distrik Sentani Barat, Kabupaten Jayapura. Terdapat dua pusat mengaji di sana yaitu pondok tahfiz Al Aziziyah dan TPQ Al Ma'arif.Â
Santri yang mengaji di sana rata-rata masih sekolah SD dan sedikit yang SMP. Jumlah santrinya tidak terlalu banyak dan lebih banyak anak-anak yang tidak mengaji. Berdasarkan data yang penulis peroleh setelah wawancara dengan beberapa tokoh di kampung Sabron Sari, anak-anak di sana bisa dibilang mengaji sampai lulus SD dan setelah itu tidak ada lagi penekanan untuk mengaji.Â
Hal ini dikarenakan beberapa faktor antara lain; faktor pertama adanya sifat malu di dalam diri setiap anak yang ketika sudah lulus dari sekolah dasar banyak teman-teman yang seumuran dengannya tidak mengaji lagi, sehingga karena itu mereka merasa malu kalau mau mengaji dengan adek-adek tingkat sekolah dasar. faktor kedua adalah karena sekolah.Â
Kebanyakan anak-anak kalau sudah lulus sekolah dasar melanjutkan sekolahnya ke kota dan itu jauh dari kampung. Hal ini yang menyebabkan waktu mereka untuk mengaji tidak ada. Faktor ketiga yang paling penting adalah kurannya motivasi untuk belajar agama.Â
Mungkin ini tidak diherankan dikarenakan daerah kampung Sabron Sari termasuk daerah plural yang dikelilingi oleh masyarakat yang beragam baik keberagaman agama, maupun keberagaman ras dan budaya. Inilah yang menyebabkan adanya krisis motivasi dalam diri setiap anak. Penulis sadari selain dari faktor keluarga dan sekolah, faktor utama yang paling menentukan nasip dan kebiasaan dari seorang anak adalah faktor pergaulan dengan teman sebaya atau teman sekawan. Ini memiliki hubungan dengan faktor pertama yaitu munculnya rasa malu dalam mengaji dikarenakan teman sekawan/sejawan tersebut.Â
Akan tetapi penulis sadari walapun banyak orang yang berusaha mengapus agama Allah di muka bumi, akan ada lebih banyak orang yang akan mempertahankannya. Ditengah banyaknya faktor tersebut ada juga beberapa anak baik tingkat sekolah dasar maupun SMP walapun bisa dihitung dengan jari masih mengaji dan memperdalam pemahaman mereka akan agama islam. Mereka semua adalah santri yang terus semangat mengaji di tengah krisis motivasi.Â
TPQ Al Ma'arif adalah TPQ yang fokus pelajarannya di bagian tajwid dan tahsin, selain itu juga mengajarkan tentang dasar-dasar fiqih seperti sholat, puasa, zakat, dan lain-lain. Santri yang belajar di TPQ ini terdiri dari tingkatan sekolah dasar dan beberapa juga SMP. Merekalah anak-anak yang selalu semangat dalam mengaji ditengah krisis motivasi.Â
Lokasi mengaji mereka di masjid Al Ma'arif, akan tetapi karena masjid masih dalam proses renovasi untuk sementara waktu dipindahkan ke rumah nya ustaztnya. Mereka kalau secara zohir hanya anak-anak kecil yang masih polos, akan tetapi hakikatnya mereka adalah generasi penerus kampung Sabron Sari.Â
Serasa KKN Nusantara di kampung Sabron Sari seperti rumah yang selalu di bacakan hal-hal yang baik. Ini dirasakan oleh penulis sendiri bahwa ditengah perbedaan keyakinan, ras, dan budaya tetapi lepas dari itu terdapat kerukunan yang kuat diantara masyarakat kampung Sabron Sari.Â
Anak-anak nya adalah anak anak yang semangat dalam menuntut ilmu di sekolah tetapi karena beberapa faktor di atas membuat mereka harus memilih. Salah satu saran penulis adalah munculnya banyak sekolah-sekolah tahfiz dan pondol sehingga anak-anak yang beragama islam bisa meperkaya khazanah keislamannya.Â
Selain itu motivasi dari setiap orang sangat penting dan harus terus diberikan. Ini menerus penulis menjadi PR bagi KKN Nusantara bagaimana memberikan motivasi kepada adek-adek yang sedang belajar baik di sekolah maupun di TPQ agar bisa lebih semangat dan menemukan jati diri mereka.Â
Selain TPQ Al Ma'arif di kampung Sabron Sari juga terdapat pondok Tahfiz yang sudah memiliki santri kurang lebih 50 an orang. Pondok ini dipegang langsung oleh seorang hafizoh lulusan pondok pesantren Al Aziziyah Kapek Lombok dan suaminya seorang sekretaris kampung Sabron Sari yang bernama Sopyan Pelu.Â
Ini yang membuat penulis kagum dimana gurunya adalah seorang hafizoh yang berasal dari daerah yang sama dengan penulis sendiri yaitu Lombok, akan tetapi bisa mengabdikan diri di tanah yang jauh dari Lombok yaitu Papua. Inilah yang bisa dikatakan pernikahan membawa rahmat.Â
Dengan adanya pondok tahfiz dan TPQ ini diharapkan bisa melahirkan generasi generasi Qurani di tengah kampung Sabron Saridan ditengah banyak perbedaan dan krisis motivasi. Pelajar yang sangat penting didapatkan oleh penulis sendiri yaitu tidak semua anak bisa seperti anak-anak yang ada di kampung Sabron Sari yang masih bisa mengaji ditengah perbedaan dan krisis motivasi. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan semoga anak-anak bangsa bisa menjadi generasi bangsa yang sejati.Â
ket : "Krisis motivasi adalah suatu keadaan dimana kurangnya motivasi yang diberikan sehingga akan berpengaruh pada  proses pembentukan jati diri. Motivasi sangat penting dalam hidup ini. penulis teringat dengan sebuah ungkapan bahwa " orang yang sukses adalah mereka yang pandai memotivasi dirinya" akan tetapi motivasi diri tidak akan lahir apabila tidak dibiasakan mendengar motivasi dari orang lain, maka akan sangat berbahaya apabila pada kondisi yang menguntungkan kita masih tetap tidak bergairah dan tidak memiliki motivasi. Maka sebagai seorang guru/pendidik/orang tua sering-seringlah jadikan motivasi sebagai pengantar tidur anak-anakmu. Karena banyak orang sukses karna didasari dengan motivasi.Â
by : Hendy AldianÂ
more info for KKN Kolaborasi Nusantara di Kampung Sabron SariÂ
IG : kkn_sabron sari 2022
FB : KKN SABRON SARI
YB : KKN Nusantara Kampung Sabron SariÂ
hadist Qudsi : "Hai anak Adam, infakkan (nafkahkanlah hartamu) niscaya aku akan memberikan nafkah kepadamu"
bagi yang mau infak dengan tujuan pembangunan masjid Al Ma'arif dan pondok tahfiz Al Aziziyah yang berlokasi di Kampung Sabron Sari, Distrik Sentani Barat, Kabupaten Jayapuran, Provinsi Papua silahkan untuk menghubungi kontak di bawah ini :
kontak person : 087823404318Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H