Daerah perkotaan yang berkembang tidak pernah lepas dari berbagai  macam fenomena yang mempengaruhi perkembangan kota tersebut. Jumlah penduduk perkotaan meningkat pesat seiring dengan urbanisasi, angka  kelahiran yang tinggi, serta banyak faktor lainnya.Â
Peningkatan ini berdampak pada munculnya beberapa isu perkotaan yang kompleks. Mulai  dari masalah permukiman, sanitasi, transportasi, kriminalitas, pengangguran, kemiskinan, dan banyak isu-isu perkotaan lainnya. Oleh  karena itu diperlukan adanya tata kelola perkotaan dalam perencanaan  kota.
Bapak Ridwan Sutriadi, ST, MT, PhD seorang dosen jurusan  Perencanaan Wilayah dan Kota ITB, berpendapat bahwa terdapat 6 komponen  dalam tata kelola perkotaan. 6 komponen ini diturunkan dari Pras  Kusbiantoro yang antara lain:
- Planning Procces
Planning Proccesatau  proses perencanaan merupakan tahap paling awal dalam tata kelola  perkotaan. Dalam proses perencanaan terdapat beberapa tahap yang tidak  dapat dipisahkan, yaitu formulation, implementation, controlling dan reporting. - Competitives
Competitives(daya saing) berarti kemampuan suatu kota untuk berkompetisi dengan kota-kota yang lain. - Land and Urban Form Management
Pegelolaan  lahan perkotaan merupakan hal yang penting dalam tata kelola perkotaan,  harus jelas seperti apa nantinya kota itu akan dibentuk. - Infrastructure and Service Management
Pengelolaan  prasarana dan sarana di perkotaan merupakan hal yang penting dalam  pengelolaan perkotaan. Perlu dipikirkan secara matang melalui kajian  teknis yang cukup rumit dalam mengintegrasikan sarana dan prasarana yang  ada. - Urban Institutional Management
Dalam komponen ini menitik beratkan adanya controldalam pembangunan. Serta kerjasama pemerintah dengan stakeholderlain yang terlibat, dan juga fiskal. - Urban Space and Hinterland Management
Pembangunan  ruang perkotaan harus berorientasi pada pembangunan jangka panjang.  Karena suatu wilayah tidak dapat berdiri sendiri tanpa kawasan yang  berada di sekitarnya sebagai pendukung. Yang sering menjadi permasalahan  adalah bagaimana suatu kota bisa mengelola tidak hanya pada kawasannya  saja, tetapi juga ikut mengelola kawasan pendukung di sekitar.
Competitives (Daya Saing)
Isu competitivesmencuat  seiring dengan semakin berkembangnya inovasi-inovasi dan kebijakan  dalam pengelolaan sebuah kota. Suatu kota dapat dikatakan memenuhi komponen competitives(daya saing) ketika kota tidak hanya  mampu untuk melangsungkan hidup bagi masyarakatnya, namun kota tersebut juga harus mampu bersaing dan berkompetisi dengan kota-kota lainnya.Â
Hal ini bisa  dilakukan dengan perencanaan yang baik dari segi sumber daya alam maupun  manusianya, sosial budaya, infrastruktur, ataupun aspek yang lainnya. Seringkali ekonomi menjadi tolak ukur daya saing dari suatu kota  terhadap kota lainnya.
Persaingan Kota mengacu pada kemampuan  suatu wilayah perkotaan untuk memproduksi dan memasarkan serangkaian  produk (barang dan jasa) yang mewakili nilai yang baik (belum tentu  harga termurah) dalam kaitannya dengan produk yang sebanding daerah  perkotaan lainnya (Webster dan Muller, 2000).
Daya saing yang pada  dasarnya merupakan kemampuan daerah /kota untuk menumbuhkan sebuah daya  tarik dan iklim yang produktif untuk kegiatan ekonomi /usaha (Taufik,  2005). Daya saing dapat digambarkan sebagai produktivitas dan kemampuan  ekonomi daerah terhadap wilayah lainnya.Â
Dengan demikian peran  pemerintah sangat penting dalam membangun iklim ekonomi yang kondusif  bagi wilayahnya (Jeddawi, 2009). Pemerintah yang sangat erat kaitannya  dengan birokrasi maka daya saing daerah juga sangat dipengaruhi oleh  birokrasi daerah (Jeddawi, 2009).
Berdasarkan penelitian yang  dilakukan oleh Achmad (2012) daya saing daerah merupakan ukuran  kemampuan dan produktivitas ekonomi antar kota/wilayah dalam mengembangkan kegiatan ekonominya. Terdapat 3 faktor utama daya saing  kota/wilayah antara lain:
- Infrastruktur
Salah satu yang  paling utama adalah infrastruktur transportasi merupakan kunci dari  mobilitas barang maupun manusia. Infrastruktur transportasi juga  menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam kota dan sebagai jaringan  aksesibilitas menuju wilayah lainnya. Kemudahan jangkauan ini memudahkan  distribusi barang sehingga menciptakan pertumbuhan ekonomi. - Sumber Daya Manusia
Kualitas  sumber daya manusia dapat tercermin dari tingkat pendidikan sehingga  menciptakan keunggulan kompetitif. Sumber daya manusia yang unggul dapat  menciptakan inovasi-inovasi kegiatan usaha dan teknologi yang baru  sehingga mempercepat pertumbuhan ekonomi, dan bukan malah sebagai  penghambat. - Kelembagaan
Pemerintah sebagai fasilitator dan  regulator dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi berdampak pada berbagai  kebijakan birokrasi dan peraturan yang dibuat. Tidak jarang ditemuai  bahwa kualitas pemerintahan dari pelayanan public yang buruk menciptakan  iklim investasi yang buruk pula. Pemerintah juga dapat berperan dalam  mendorong spesialisasi ekonomi kota/wilayah berdasarkan poetnsi daerah  masing-masing. Dengan demikian pemerintahan yang baik memainkan peran  utama dalam menciptakan iklim ekonomi yang kondusif dan lingkungan  perkotaan yang berkelanjutan.
Sehingga berdasarkan teori  tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam meningkatkan daya saing  kota/wilayah dibutuhkan penyediaan infrastruktur yang merata, menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, serta adanya dukungan  kelembagaan dari pemerintah.Â
Namun selain ketiga faktor tersebut  diperlukan pula kreativitas dan inovasi-inovasi dalam pembuatan setiap  kebijakan agar perkembangan kota tidak tertinggal oleh kota yang lainnya, mengingat saat ini persaingan kota bukan hanya dalam skala  nasional namun internasional.
Konsistensi dari pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan, visi pembangunan yang jelas serta dukungan penuh dari seluruh stakeholderyang terlibat merupakan hal yang tidak kalah penting dalam perwujudan  peningkatan daya saing kota.Â
Karena pada dasarnya tata kelola perkotaan  bukan hanya tanggung jawab pemerintah maupun swasta, tapi tanggung jawab  dari seluruh elemen masyarakat yang terlibat.
Daftar Pustaka:
Ghozali, Achmad. 2014. Faktor Utama Dalam Peningkatan Daya Saing Perkotaan.Surabaya; Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya, 26 Maret 2018
Hendy Eka Ardiansyah (08211640000015)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H