Mohon tunggu...
Hendry Sianturi
Hendry Sianturi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

manusia yang miskin wawasan.\r\n"corgito, ergo sum; Aku berpikir maka aku ada"

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Libur Lebaran, Bertemu Bule dan Supir Isteri Pengusaha Terkaya

2 Agustus 2014   00:30 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:39 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak Ncek ini sudah lama tinggal di jalan jaksa sehingga dia memahmi karakter-karakter turis. Dia juga sering membantu turis mereservasi penginapan. Menurutnya sejak bule pertama sekali berkunung ke sana sampai sekarang, jalan jaksa banyak perubahan. Nilai-nilai tradisionalnya banyak yang hilang. Jalan jaksa yang dulu dikenal dengan rumah-rumah sederhananya, kini sudah digeser dengan hotel-hotel lux. Ternyata bule-bule dulu, sering nginap di home stay rumah-rumah warga di jalan Jaksa.

Meskipun sedih, namun laki-laki paruh baya ini tidak terlalu memikirkannya. Menurutnya asalkan bule-bule dan masyarakat pribumi tidak membuat ulah dan onar, Jalan Jaksa akan tetap banyak didatangi oleh bule.

Satu lagi yang menurut pak Ncek ingin dilakukannya di jalan Jaksa, yaitu dia ingin membuat toko aksesoris khas Jalan Jaksa. Dulu sudah pernah ada, tapi karena modal kurang, akhirnya tidak berkembang. Saat ini dia sedang mengusahakan modal untuk membuka toko lukisan dan aksesoris. Jika modal sudah dapat, sehabis lebaran ini, ketika sudah normal lagi, dia mau membuka toko tersebut.

***

Besoknya (31/07), malam-malam aku dan temanku main ke jalan Dewi Sartika. Kami nongkrong di warung roti bakar jam 9 malam. Waktu kami asyik nongkrong, ada laki-laki bertubuh besar, berambut gondrong, berkulit hitam dan memakai jaket jeans biru, menghampiri kami. Dengan suara yang bongor, dia memintaku untuk mengirim SMS lewat HP-nya. Aku pun bingung. Masa punya HP nggak bisa pakai HP sendiri? Akhirnya, karena aku menolak, dia langsung pergi.

Seorang bapak-bapak berusia 57 tahun yang sedari tadi melihat tingkah pemuda tersebut hanya tersenyum. Ternyata laki-laki tersebut kaget waktu melihat bapak paruh baya itu. Menurut bapak tersebut, laki-laki itu mulanya ingin meminta uang keamanan kepada penjual roti bakar. Tetapi karena melihatnya, dia langsung ketakutan dan pura-pura minta bantuanku untuk meng-sms temannya.

Percakapan kami dengan bapak tersebut bermula dari itu. Selanjutnya dia menceritakan tentang pengalaman hidupnya. Sebut sajak Pak Hadi, memiliki pengalaman kerja yang banyak sepanjang hidupnya. Dia pernah bekerja di pengeboran lepas pantai, menjadi teknisi di bandara Cengkareng, cleaning service di wisma Kosgoro (underbone Golkar), menjadi supir angkot dan terakhir ini sebagai supir istri dari salah satu pengusaha keluarga Salim.

Dia menceritakan bahwa dia sangat nyaman bekerja dengan istrinya itu yang berinisial M. Sesekali, katanya, M sering memperhatikannya seolah-olah seperti keluarga sendiri. Dia pun mengagumi majikannya itu. Pekerjaannya memang lebih banyak mengantar putrinya ke sekolah. Tapi sesekali dia juga sering mengantar M ke salon.

***

Banyak yang beranggapan kalau mendengar cerita pengalaman orang berjam-jam, adalah perbuatan yang membosankan. Tapi menurutku, justru sangat menarik. Apalagi yang bercerita adalah orang-orang yang lebih tua dan matang secara pengalaman. Aku selalu beranggapan, saat aku mendengarkan khususnya pengalaman hidup mereka, saat itu pula pintu kegagalanku akan semakin jauh, dan pintu kesuksesan akan semakin dekat. Karena pengalaman buruk mereka akan menjadi atensi di memoriku dan pengalaman bagus mereka akan menjadi sumber-sumber ideku.

Meskipun temanku sudah jenuh, tapi aku masih tetap keukeuh mendengar pengalaman mereka. Kadang-kadang, agar aku terkesan mengikuti cerita pengalamannya, aku bertanya pada mereka. Mereka pun langsung menjawab. Pengalaman orang-orang adalah guru bagi yang mendengarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun