Kamiko dan Haruka kembali bertemu di taman. Kamiko bercerita tentang kepedihannya akibat kematian tunangannya. Kamiko belum tahu saat itu, kalau pembunuh tunangannya adalah Haruka. Di tengah-tengah kepedihan Kamiko, Haruka hadir menjadi sosok pendamping. Dielusnya rambut Kamiko yang hitam dan panjang. Saat itu, Haruka merasakan kebahagian yang luar biasa karean bisa berada di dekat Kamiko.
Saat asyik bermesraan, ayah kamiko datang bersama ibu kamiko dan dua pengawal. Ayah kamiko memarahi kamiko karean bermain ke taman di tengah kemisteriusan kematian tunangannya. Mirip seperti ayah Haruka, ayah Kamiko pun galak. Kamiko dimarahi di depan Haruka. Tanpa bisa mengelak, Kamiko ditarik paksa sang ayah untuk kembali ke istana.
Haruka yang tidak tahan dengan kesendiriannya akhirnya menghampiri rumah Kamiko. Namun, Haruka mendapat hambatan. Di depan pintu istana, Haruka harus berhadapan dengan dua penjaga istana yang menggenggam tombak. Haruka tidak diperbolehkan menemui Kamiko. Di samping itu, Haruka mendengar dua orang perempuan menggunjingnya. Emosi Haruka naik. Dengan belati warisan tersebut, Haruka menghabisi nyawa dua perempuan tersebut,
Serasa kepalang tanggung, Haruka nekad menghampiri rumah Kamiko kembali. Dia pun akhirnya masuk ke istana setelah membunuh kedua pasukan penjaga dengan belatinya. Ketika di dalam Haruka sempat bertarung dengan ayah Kamiko. Setelah itu mereka kembali keluar istana. Di luar istana, ayah dan ibu Kamiko dibunuh secara membabi-buta,
Setelah orang tuanya tersungkur, Kamiko keluar istana. Dia melihat mayat-mayat berserakan di luar rumahnya. Kamiko bahkan sempat menyaksikan, Haruka menusuk-nusuk belatinya beberapa kali ke perut ibunya. Kamiko pun marah kepada Haruka. Tetapi Haruka mengatakan bahwa aksi ini dilakukan karena Haruka mencintai Kamiko.
Sebaliknya, Kamiko menganggap Haruka mempunyai kelainan. Kamiko berlari menghindari Haruka. Tiba-tiba Haruka mengayunkan belatinya, dan mengenai Kamiko. Lalu, Kamiko pun tersungkur. Haruka sadar, kalau dia telah membunuh Kamiko. Dia menangisi jasad Kamiko. Karena merasa bersalah, Haruka pun menajamkan Tanto tersebut ke perutnya sendiri. Haruka pun tersungkur persis di samping jasad Kamiko.
***
Teater ini mengisahkan tentang seorang putri istana yang mendapat tekanan dari ayahnya sehingga memiliki kepribadiaan yang labil. Sampai-sampai Haruka menyukai sesama jenisnya. Selain itu, dengan tanto warisan, dia menjadi pembunuh berdarah dingin. Demi kehendak bersama Kamiko, Haruka rela membunuh siapa saja yang menghalanginya mendekati Kamiko.
Pertunjukkan Haruka, inign berpesan bahwa hasil didikan anak yang sering diintimidasi oleh orang tua, akan mempengaruhi karakter dan psikis anak. Selain itu, kehidupan sosial budaya masyarakat timur saat ini masih kental dengan diskriminasi gender. Anak laki-laki dalam satu keluarga masih lebih penting dibandingkan anak perempuan. Pesan lainnya, sutradara ingin menyampaikan bahwa semakin maraknya cinta sejenis yang sering menjadi kontroversi.
Pertunjukaan ini mengambil dimensi waktu zaman kerajaan Jepang dan berlokasi di Jepang. Meskipun sedikit klise, namun para aktor yang kebanyakan adalah mahasiswa sastra epang UI ini telah berhasil membuat perasaan penonton campur aduk. Apalagi ini adalah pemetasan perdana mereka, alhasil cukup baik. Persiapannya pun tidak tanggung-tanggung. Pihak produksi harus merogoh angka puluhan juta untuk mempersiapkan pertunjukan ini.