Mohon tunggu...
Hendry Syafaruddin
Hendry Syafaruddin Mohon Tunggu... Konsultan - sosial budaya

pemerhati sosial dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Buka Isolasi Desa, Tingkatkan Ekonomi Warga

14 Februari 2014   17:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:49 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut Ewib, Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) Tanjung Paku, sebelum jembatan gantung dibangun, warga kesulitan mengolah lahan pertanian karena akses ke lahan pertanian sulit dilalui, karena harus menyeberangi sungai terlebih dahulu. Akibatnya banyak lahan pertanian tidak dikelola dengan baik, apalagi disaat kondisi air sungai meninggi dan deras ketika musim penghujan. Padahal desa yang dihuni oleh 230 KK atau 873 jiwa ini, sebagian besar warganya menggantungkan hidupnya disektor pertanian.

Ali Sadri, Fasilitator Teknis PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Merlung mengungkapkan, hal itulah yang melatarbelakangi warga mengusulkan pembangunan jembatan gantung melalui PNPM Mandiri Pedesaan TA 2012. Berdasarkan perhitungan teknis yang dilakukan Ali Sadri dengan sejumlah warga desa yang ikut serta dalam penyusunan desain dan perhitungan pembiayaannya, jembatan gantung tersebut menghabiskan biaya sebesar Rp.236juta, diluar swadaya warga Rp 7,4juta. Dalam pelaksanaannya, jembatan gantung itu dikerjakan oleh tenaga kerja lokal yang dikoordinir oleh Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) yang diketuai oleh Dian Suryadi.

Kini setelah jembatan gantung itu selesai dibangun, warga Desa Tanjung Paku sangat terbantu karena dengan mudah warga dapat menuju lahan pertanian dan membawa hasilnya ke desa, sehingga aktivitas ekonomi (pertanian) yang selama ini agak terkendala mulai menggeliat.

[caption id="attachment_312015" align="aligncenter" width="300" caption="Jembatan gantung yang dibangun warga melalui PNPM Mandiri Perdesaan di Sarolangun, Jambi."]

13923726321758893395
13923726321758893395
[/caption]

Sementara, di Way Kanan, Lampung, kisah mengharukan datang dari warga Dusun VI Kampung Gunung Sangkaran, Way Kanan, Lampung. Warga Dusun VI itu mengharapkan adanya jembatan gantung sebagai penghubung antara Kampung Gunung Sangkaran dan Kampung Panca Negeri. Karena untuk mendapatkan layanan kesehatan, pendidikan dan pasar terdekat, mereka harus menyeberangi aliran Sungai Way Tahmi.

Harapan warga adanya jembatan akhirnya terwujud ketika PNPM Mandiri Perdesaan menempatkan usulan pembangunan jembatan gantung yang diusulkan warga Kampung Gunung Sangkaran menjadi salah satu prioritas kegiatan yang didanai pada 2011. Hal ini tentu membuat warga desa haru, karena telah berulangkali diusulkan, baru kali ini terwujud.

Tur Hendarto, Fasilitator Teknis Kecamatan mengatakan, jembatan gantung ini dibangun menggunakan dana PNPM Perdesaan tahun 2011 sebesar Rp. 136 juta. Berkat antusias warga dan harapan akan jembatan ini tinggi, maka partisipasi warga melalui swadaya juga tinggi, sehingga volume jembatan ini yang semula 1,5 x 60 meter dalam realisasinya menjadi 1,5 x 85 meter.

Feri, salah seorang Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) di desa itu mengatakan, untuk pembangunan jembatan gantung ini, swadaya warga luar biasa. Sepanjang 2 km lahan untuk pembukaan badan jalan menuju jembatan direlakan sejumlah warga demi pembangunan jembatan yang diidamkan itu.
Madani, Kepala Dusun VI mengatakan, tingginya antusias warga terhadap pembangunan jembatan ini karena kesulitan yang selama ini dirasakan warga untuk mengakses layanan kesehatan, pendidikan dan layanan lainnya. Untuk mencapainya warga harus menyeberangi Sungai Way Tahmi terlebih dulu. Bahkan sudah jamak warga yang sakit harus digotong beramai-ramai melalui sungai itu untuk memperoleh layanan pengobatan. Bahkan warga pernah menyeberang dengan kondisi air cukup tinggi hingga leher orang dewasa. Anak-anak usia sekolahpun, banyak yang dititipkan pada sanak saudara di kampung lain agar tetap bisa bersekolah.

Ia menambahkan, jembatan gantung ini juga berdampak meningkatnya nilai jual hasil pertanian masyarakat. Ia mencontohkan, dulu sebelum ada jembatan gantung, buah petai di kebun milik warga dibiarkan begitu saja sehingga habis dimakan hama karena harganya tidak seberapa. Namun beberapa hari yang lalu setelah jembatan ini dibangun, ada orang luar datang dan menawarkan uang senilai satu juta rupiah untuk membeli buah petai kami, lalu mereka memanennya sendiri.
“Kami sangat bersyukur dengan dibangunnya jembatan ini, harga hasil tani meningkat, anak-anak kami dapat bersekolah, layanan kesehatan dan pasar dengan mudah dapat dijangkau,” ujar Madani.
Kilasan cerita diatas merupakan kisah warga yang merasakan manfaat pembangunan jembatan gantung yang dibangun melalui PNPM Mandiri Perdesaan di sejumlah desa. Selama 2013, sebanyak 2.292 unit jembatan di perdesaan dibangun melalui PNPM Mandiri Perdesaan, dengan dana sebesar Rp.191,7 M dan swadaya masyarakat Rp.5.2M. PNPM Mandiri Perdesaan merupakan salah satu program pro rakyat unggulan Pemerintah. Berbagai kegiatan peningkatan kapasitas, pembangunan infrastruktur perdesaan dan dana bergulir yang dilaksanakan oleh PNPM Mandiri Perdesaan mendapat sambutan hangat dari masyarakat di perdesaan.

Semua itu disebabkan PNPM Mandiri Perdesaan menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat, dimana masyarakat yang merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan menikmati hasil berbagai pembangunan yang dibiayai PNPM Mandiri Perdesaan. Sumber utama dana PNPM Mandiri Perdesaan berasal dari APBN dan APBD. Selain itu korporasi dan pihak swasta juga turut mendukung membiayai pembangunan melalui PNPM Mandiri Perdesaan di sejumlah daerah.

PNPM Mandiri Perdesaan selain menumbuhkan dan memelihara semangat gotong-royong juga membuka lapangan pekerjaan bagi warga desa di perdesaan. Hingga 2013 PNPM Mandiri Perdesaan telah dilaksanakan di 5.146 kecamatan yang tersebar di 392 kabupaten dan 32 provinsi.

Sumber : Ali Sadri, FT Jambi, Padang Ekpres & Antaranews.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun