Mohon tunggu...
Hendro Susilo
Hendro Susilo Mohon Tunggu... Buruh Harian Lepas -

ANDIKA Oleh: Hendro Susilo Mengeja berirama bermulai Andika Terbawa terbakar basah bayang Mengasing terberontak rapuh sisa Menangis tertawa mencari Andika Pemancungan, Juli 1999

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Aku 'Jatuh Puisi' Lagi

29 Maret 2015   23:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:49 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam sahabat,


Akhir 2013--tepatnya September--aku menemukan sesuatu yang seharusnya di fb ini. Berawal dari mengikuti sebuah lomba menulis puisi dalam rangka ultah anaknya teman fb, dan dari 200-an peserta yang menghasilkan 500 lebih puisi aku berhasil masuk daftar untuk nominasi. Lumayan buat awal, dan pemula seperti aku di dunia maya para pujangga fb. Jadi modal tambahan juga untukku berbagi karya puisi ke grup-grup sastra fb yang aku ikuti.


Berikut 2 buah puisi yang aku ikut sertakan pada lomba tersebut:

DI ANTARA PERJALANAN RASA

Karya: HENDRO SUSILO

Tawa ini masih

Terbata-bata, berlipur lara

Dan duka ini pun

Selalu menyimpul walau sekali-kali menangis

Aku

Masih bergema


Mendekatlah kesini

Ya, kemarilah

Ada sebuah cerita

Tapi jangan bilang

Siapa-siapa


Ada sesuatu

Biar kulihat dulu

Ah, ternyata biasa saja


Seolah-olah, ya

Karena kamu

Dia, kalian semua

Rahasianya


Ya, begitulah

Sejatinya maafku untuk semua

Ronaku adalah semua

Tapi nestapa

Maaf

Hanya untukku menjaga

Adanya bersama


Aku masih di sini

Untuk melihat ada

Tak kubiar ada

Di antara rasa

Maaf


Padang, 16 September 2013 - 2015

Ujung Malam September (3)


***


DANG, ANI INGIN SEMUANYA ADA

Karya: HENDRO SUSILO


Tapi

Tidak semudah itu sayangku

Terlalu banyak logika yang membuat rindu semu

Langkah-langkah menjadi

Jejak di hamparan debu


Tetap tidak semudah itu, sayangku

Walau pernah mimpimu berkisah

Kepadaku bahwa

Akulah sang penentu

Akulah sang waktu

Akulah sang rindu


O duhai belahan jiwaku

Kuukir hingga

Cintamu tahu

Bersimpuh rayu di kalbu

Karena cinta ini

Adalah dirimu


Dan, merekalah

Rindu itu


Pemancungan, 15 September 2013 - 2015

Ujung Malam September (3)


*puisi di atas telah mengalami revisi sejalan dengan proses yang dilalui


O, ya, aku memang suka menulis dan hobi menulis puisi. Akan tetapi, untuk menghasilkan karya yang memuisi dan memuasi, aku harus selalu berproses ke arah itu. Seperti puisi di atas yang kurevisi ulang serta puisi-puisiku yang lain; masuk dapur pengendapanku kembali dan terkadang berkali-kali, lagi dan lagi.


Salam Berbagi.

Padang, Maret 2015

Hendro Susilo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun