Mohon tunggu...
Hendroo Lapantuju
Hendroo Lapantuju Mohon Tunggu... Guru - Berbagi inspirasi

Belajar bersyukur dan menikmati hidup

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran - Aksi Nyata 3.1

12 Oktober 2021   11:02 Diperbarui: 12 Oktober 2021   11:06 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aksi Nyata 3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Latar Belakang 

Mencoba sesuatu yang baru untuk diterapkan disekolah perlu untuk dicoba agar kegiatan sekolah tidak monoton dan sesuai dengan tuntutan zaman. Namun kerap kali gagasan-gagasan yang diluar kebiasaan di sekolah biasanya akan mendapat tantangan dari rekan guru, dan komunitas sekolah, Dibutuhkan strategi agar gagasan yang baru tersebut dapat diterima dan perlu adanya komunikasi yang baik dengan seluruh dewan guru dan kepala sekolah agar program program kita tepat sasaran dan bisa dijalankan secara bersama sama. Program yang dirancang tentunya perlu mempertimbangkan sarana dan prsarana atau aset maupun kemampuan yang dimiliki sekolah.

Diijinkannya kembali sekolah untuk menggelar pembelajaran tatap muka tentunya menjadi angin segar baik bagi guru maupun siswa. Situasi yang telah lama kami rindukan.  Pembelajaran di sekolah kami saat ini adalah campuran antara PTM dan daring. Dimana siswa yang tidak mendapat jatah berangkat sekolah melakukan pembelajaran daring di siang hari, bergantian setiap harinya.

Dalam menghadapi PTS kepala sekolah merencanakan  kegiatan dilakukan secara secara daring menggunakan google form. Para guru  membuat program PTS dengan menggunakan daring di sekolah, program ini harus segera disosialisaikan terhadap peserta didik karena waktu yang sudah mepet. Tentu hal ini menjadi masalah yang cukup serius terutama untuk siswa kelas 7 yang baru saja masuk. Sebagian besar dari mereka belum pernah kenal dengan yang namanya mengerjakan soaal melalui google form karena selama pembelajaran daring di SD tidak menggunakan google form. Namun demikian, kepala sekolah memberikan alasan bahwa anak anak harus mampu belajar mempergunakan gawai dengan baik karena PTS akan dilaksanakan secara daring.

 b.Alasan aksi nyata

Dalam kasus ini memuat dilema etika, karena menghadapi situasi dimana para guru harus memilih apakah menuruti perintah kepala sekolah dengan PTS secara daring atau menolak karena siswa dirasa belum siap. Hal ini sesuai dengan paradigma jangka pendek lawan jangka panjang,dimana program kepala sekola itu sangat bagus untuk diterapkan disekolah melihat bahwa banyak seakali anak anak jaman sekarang yang sudah menggunakan gawai ,namun anak-anak belum siap untuk PTS dengan menggunakan aplikasi  Sementara untuk jangka panjang kedepan siswa harus selalu siap dan mampu mengikuti dan menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dan zaman.

Hal ini bagus untuk paradigma jangka Panjang karena anak akan siap dengan perkembangan teknologi, namun untuk jangka pendek belum tepat karena semua program yang bedampak kepada murid harus melibatkan setiap unsur sekolah, komunitas sekolah bahkan orang tua.

Jika murid ini mengerjakan PTS secara daring saat ini maka nilai nilai yang dikerjakan bisa salah, dan jika murid murid diberikan pembekalan, sosialisasi dan melibatkan semua dewan guru dan wali murid untuk jangka panjang tentunya nilai yang mereka kerjakan akan lebih bagus

Jika kita kembangkan dengan mengambil keputusan dengan mempertimbangkan 4 paradigma etika, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujuan keputusan. Paradigma dilema yang saya gunakan adalah paradigma jangka pendek lawan jangka panjang dan Prinsip pengambilan keputusan yang saya ambil adalah berpikir berbasis hasil akhir. Adapun 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dilakukan dengan :

  • Nilai-nilai yang bertentangan dalam hal ini adalah jangka pendek lawan jangka panjang
  • Yang terlibat dalam situasi ini, kepala sekolah , guru-guru -murid disekolah .
  • Mengumpulkan fakta yang relevan : Murid belium mampu mempergunakan aplikasi dalam menghadapapi ujian belajarnya, sebagian murid belum memiliki HP
  • pengujian benar atau salah dengan uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan Koran dan uji panutan. Kesimpulannya tidak ada pelanggaran hukum maupun moral tetapi saya tidak merasa nyaman jika hal ini menjadi konsumsi masyarakat.
  • Pengujian paradigm benar lawan benar jangka pendek lawan jangka panjang
  • Melakukan prinsip resolusi dengan berpikir berbasis rasa peduli
  • Investigasi opsi trilema : memberikan dan mengadakan bimbingan pembiasaan selanjutnya
  • Buat keputusan : tetap melakukan PTS secara daring, namun disiapkan printout soal bagi yang belum mampu atau tidak punya hp
  • Lihat lagi keputusan dan refleksikan. Meminta rekan sejawat untuk bersama-sama melakukan refleksi terhadap kasus dilema etika tersebut

Perasaan

Pengambilan keputusan terkait rencana kegiatan PTS bagi murid alangkah baiknya menggali informasi tentang  kemampuan murid sebagai objek kegiatan. Komunikasi dan sosialisasi denga seluruh warga sekolah dan orang tua murid sangat penting untuk dilakukan supaya program dapat berjalan dengan baik. Pengambilan keputusan yang berhubungan dengan murid bagi saya harus mengutamakan murid itu sendiri, bagaimana dampak bagi murid? apakah murid mampu? Ya meskipun saat ini mempelajari sebuah aplikasi dalam HP bukanlah hal yang sulit bagi murid dan membutuhkan waktu yang lama. Namun tetap saja perasaan khawatir   selalu muncul.

Pembelajaran

Setiap program tentunya akan berakhir kepada bagaimana program itu sesuai dengan kebutuhan murid saat ini, program juga harus berawal dari bagiamana mengelola dan menggali kekuatan  yang dimiliki disekolah, mengambil keputusan tidak bisa berdasarkan kepentingan pribadi atau berdasarkan aturan saja, atau secara tiba tiba tanpa rencana yang matang tetapi kita perlu mempertimbangkan kemampuan dan kondisi riil yang dialami oleh murid-murid kita.

Penerapan Ke Depan

Untuk perbaikan kedepannya, sekolah perlu merencanakan kegiatan dengan lebih terencana dan matang. Kemudian melakukan sosialisasi kepada dewan guru dan melakukan pelatihan bila diperlukan. Murid sebagai objek kegiatan perlu mendapatkan perhatian utama dan memiliki peranan penting dalam pengmabilan keputusan tentang kegiatan sekolah. Perlu adanya identifikasi terhadap kemampuan peserta didik, sosialisasi kegiatan dan memberikan pelatihan kepada murid sebelum kegiatan dilaksanakan oleh murid. Selain itu kemampuan dan kondisi sekolah juga perlu dipertimbangkan.

Demikianlah refleksi aksi nyata saya terkait dengan kondisi objektif disekolah kami. semoga mampu melakukan perubahan dan keberpihakan terhadap murid murid disekolah.

Dokumentasi Kegiatan

Gambar 2. PTS menggunakan google form (Dokpri)
Gambar 2. PTS menggunakan google form (Dokpri)

Gambar 3. PTS dengan kertas bagi peserta didik yang tidak memiliki HP (Dokpri)
Gambar 3. PTS dengan kertas bagi peserta didik yang tidak memiliki HP (Dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun