Kami lanjut ke penyeberangan pertama/ pos IV yaitu Pos Pohon Embun (disebut pohon embun karena di area tersebut ada pohon cemara dimana kalau pagi daun itu berembun) jam 14.30. Mandi, spa, dan memanjakan diri. Hampir lupa waktu kami untuk lanjut, kami ingat ini bukan “sorga” sesungguhnya. Maka kami moved on dan lifted up ransel untuk track berikutnya.
Rangkaian panjang anggota kami yang menyeberangi sungai ini mengingatkan kami akan umat Israel yang menyeberangi laut…dipimpin 2 hamba Tuhan. Namun hamba Tuhan yang biasanya sanggup menadahkan tangan untuk menahan jatuh hujan kali ini seperti tak kuasa menahan derasnya aliran air sungai dan menyeberangi lompatan batu terakhir sehingga jatuh diiringi dengan gelak tawa miris rekan2 nya.
Sejak itu “perasaannya menjadi lain”. Tempat ini unik!!! Selalu ada yang harus direlakan, bila tempo hari powerbank kali ini sandal jepit….
Bersama kelompok kedua dengan sisa moral yang ada dan suntikan semangat “30 menit lagi sampai” akhirnya bisa menyusul kelompok 1 di penyeberangan kedua menuju basecamp.
Tiba di basecamp sekira jam 5 sore. Bagi tugas pasang pukat-tajur, pasang tenda dome, cari kayu bakar dan masak.
Dengan semangat 1945 kami makan malam dengan suguhan sarden dan mie berhubung ikan tangkapan pukat belum rela tertangkap. Malam hari kami memancing dan pasang tajur. Baru jam 9 malam kami bisa menikmati beberapa pilihan ikan sungai untuk dibakar dan di sayur tempoyak plus “asam gandhis” andalan koki kita-Juki.
Tim Unga berjumlah 8 orang dan memilih jalur sungai mulai berjalan jam 8.30 pagi.
Beberapa bulu burung ruai, penampakan sekelompok burung Enggang “sang helikopter hutan”, pohon gaharu dan jejak babi hutan adalah sebagian temuan menarik selama perjalanan. Bekas papan slogan kami bertuliskan “jangan coret batu” juga masih tertancap dekat gua kecil sebelah riam tak bernama.