Saat itu pukul 15:30, sudah menjelang sore. Bashkirov tiba di puncak. Apa - entah kenapa - kembali lagi ke puncak, yang langsung saya suruh turun untuk menyiapkan camp-5. Misi telah berhasil. Sekarang waktunya untuk segera turun.
Kami hanya menghabiskan waktu 10 menit di puncak. Vinogradski yang tinggal beberapa meter dari puncak saya perintahkan untuk turun. Sekarang semua harus turun.
Sebelum turun saya melakukan evaluasi fisik. Saya merasa baik-baik saja, masih cukup tenaga tersisa. Bashkirov dan Vinogradski kelihatan masih cukup kuat dan bisa berpikir dengan jernih. Tapi 3 pendaki Indonesia kelihatan sudah hampir 'habis', mereka bergerak secara 'autopilot'. Kami berada di ambang situasi berbahaya.
Vinogradski berbalik dan menghampiri Iwan, yang berjarak sekitar 80 m dari puncak. Saya menghampiri Misirin, yang masih ambruk di atas salju dan tinggal berjarak 30 m dari puncak. Saya jongkok di sampingnya, saya bisikkan bahwa dia telah mencapai puncak. Misirin langsung berdiri, mengumpulkan kekuatannya dan mulai berjalan turun.
Benar-benar sulit meminta orang-orang ini untuk berbalik turun. Itu karena puncak sudah ada di depan mata. Bukan hanya ketiga pendaki Indonesia ini. Hampir semua klien akan menolak untuk diminta turun saat puncak sudah sedemikian dekat.
Tetapi sekarang saya bersikeras. Setiap menit sangat beharga. Jika tidak turun sekarang - saat hari masih terang - perjalanan turun bisa berubah menjadi perjuangan untuk bertahan hidup.
Kami tiba di Puncak Selatan pada jam 5 sore, para anggota team bergerak perlahan di depan saya. Dawa Sherpa sudah menunggu di sana. Tali-tali bekas ekspedisi lain yang disatukan kembali oleh Apa memudahkan kami saat beringsut perlahan melintas di igir punggungan.
Camp-5
Saat turun dari Puncak Selatan, Misirin yang berjalan terhuyung-huyung, sempat terjatuh beberapa kali. Iwan menggunakan oksigen milik Vinogradski, juga sempat terjatuh saat bermaksud memindahkan 'carabiner' di simpul tali pengaman. Jika Vinogradski tidak meraih dan menariknya ke atas, dia akan jatuh lebih dari 100 m. Asmujiono bergerak dengan baik, dikawal Dawa Sherpa.
Saya berjalan paling depan, menggunakan 'head lamp' untuk menerangi jalur yang mulai tidak terlihat. Pukul 19:30 Misirin, Asmujiono, Iwan dan saya tiba di camp-5. Bashkirov dan Vinogradski tiba sekitar satu jam kemudian. Apa dan Dawa ingin langsung turun ke 'South Col', saya mengijinkan.
Tenda kami ternyata dua tiang talinya hilang, sehingga fungsinya menjadi seperti karung tidur yang besar. Di dalam tenda sudah ada kompor, panci, gas dan dua tabung oksigen yang masih penuh. Hanya ketiga pendaki Indonesia yang sekarang menggunakan oksigen.
Ini bukan camp 'emergency' yang ideal. Kami ber-enam berdesakan di dalam tenda. Tapi di dalam tenda tetap jauh lebih nyaman. Di luar, meski tidak ada angin, suhunya sudah turun hingga di bawah nol. Terima kasih Tuhan, malam ini tidak ada angin, di luar sangat tenang. Malam ini Everest telah berbelas kasih kepada kami.
Setiba di camp-5, Vinogradski langsung menyeduh air panas dan terus melakukannya sepanjang malam. Bashkirov dan Vinogradski tidak lagi menggunakan oksigen sejak turun menuju camp-5. Saya baru berhenti memakai saat tiba di camp-5.
Sekarang mulailah apa yang digambarkan Bashkirov sebagai malam yang penuh drama. Bashkirov dan saya menggilir 2 masker oksigen bergantian untuk 3 pendaki Indonesia yang kelelahan. Kami mencoba mengatur alirannya supaya 2 tabung oksigen ini cukup hingga besok pagi bagi mereka bertiga.
Bila ada yang terlalu lama tanpa oksigen - karena kami terlambat memindahkan masker - langsung mengingatkan kami dengan setengah berteriak. Bashkirov, Vinogradski dan saya bekerja keras sepanjang malam untuk memastikan semuanya bisa melewati malam yang panjang itu dengan baik.
Dan akhirnya, pagi hari datang dengan cuaca yang amat cerah. Tidak ada angin. Kami keluar dari tenda disuguhi pemandangan yang menakjubkan : Lhotse, Makalu dan Kanchenjunga di timur dan selatan. Puncak Everest terlihat penuh dengan kemegahan saat diterpa sinar matahari pagi yang menyilaukan.
Sekarang, sepanjang semuanya berhati-hati saat turun, semuanya akan selamat. Keberhasilan mencapai puncak akan menjadi kemenangan sejati, hanya bila semua anggota team dapat mencapai base camp dengan selamat.
Vinogradski menyeduh air lagi dan semuanya minum untuk terakhir kalinya di camp-5. Semua berkumpul sebelum bergerak turun. Evaluasi kondisi masing-masing. Tidak ada yang terkena 'frostbite'. Oksigen sudah habis, tapi ketiga pendaki Indonesia sudah bisa mengurangi ketergantungan pada oksigen.
Next : Menunaikan Agenda Pribadi
** Terjemahan bebas dari 'The Return to Everest' yang dimuat dalam 'The Climb' karya Anatoli Boukreev dan Weston deWalt
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H