Mohon tunggu...
Hendro Adrian
Hendro Adrian Mohon Tunggu... Insinyur - Penggemar 'Dream Theater'

Pecinta cerita 'mountaineering'

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Strategi Baru Meksiko Melawan Kartel Narkoba yang Efektifitasnya Segera Diuji

11 Januari 2019   00:43 Diperbarui: 18 Januari 2019   11:58 2266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Forensik Kepolisian sedang melakukan penyelidikan di lokasi penembakan reporter Javier Valdez. Photo inzet : Javier Valdez (Sumber :https://www.gotoground.com/)

Kemenangan Obrador dalam pemilu 2018 ini merupakan kemenangan dengan margin terbesar dalam sejarah demokrasi modern Meksiko. Dari lima kandidat, Obrador menang meyakinkan 53.2% atas peringkat kedua, Ricardo Anaya, yang hanya mengantongi 22.3% suara. Sebelumnya, pada pemilu 2006, Obrador dikalahkan Felipe Calderon dengan selisih angka tipis (35.9% vs. 35.3%) dan tahun 2012 dikalahkan oleh Pena Nieto (38.2% vs. 31.6%). 

"Strategi dengan kekerasan telah terbukti gagal, itu akan segera kita ubah", katanya dalam pidato kemenangannya. "Kita tidak bisa melawan kekerasan dengan kekerasan. Kita harus memulai dengan membahas akar permasalahannya" katanya lagi. 

Janji kampanye yang selalu diulang dalam melawan kartel narkoba adalah 'strategi perdamaian'. Sebagai cara untuk menghentikan segala macam bentuk kekerasan, Obrador berjanji akan menarik militer kembali ke barak, memberikan amnesti bagi sebagian penjahat kartel, meningkatkan kualitas lapangan kerja dan program-program sosial lainnya untuk mencegah lebih banyak anak muda terlibat dalam kejahatan kartel. 

Dalam penegakan hukum, dia berjanji tidak akan ada lagi toleransi terhadap korupsi. "Sistem korup di semua lini akan kita bersihkan dari atas ke bawah seperti membersihkan anak tangga", katanya dalam salah satu kampanye. Selain itu, dia juga berjanji akan meningkatkan profesionalime polisi agar segera dapat menggantikan posisi militer yang selama ini melakukan pekerjaan polisi. 

Bagi masyarakat awam yang sudah lelah dengan segala macam bentuk kekerasan, janji-janji Obrador memang terdengar seperti suara gemercik air di tengah gurun. Itu sebabnya dia menang meyakinkan dalam pemilu. Sebaliknya bagi kalangan kelas menengah, semua janji Obrador justru menimbulkan skeptisisme karena cenderung menyederhanakan masalah. 

Banyak yang menilai bahwa janji memberikan amnesti kepada anggota kartel itu seperti memberi jaminan kekebalan hukum kepada para penjahat. "Mereka itu bisa menembak orang hanya karena beradu pandang di jalan. Mereka juga bisa menggorok leher musuhnya sambil menikmati makan siangnya. Lalu sekarang kita berharap orang-orang seperti itu bisa kembali hidup normal di masyarakat ?" komentar Jose yang berasal dari Tampico, kota di negara bagian Tamaulipas, di pantai timur Meksiko. 

"Meningkatkan profesionalime polisi itu juga omong kosong" kata Jose lagi dengan kesal. Meksiko saat ini memang kekurangan sekitar 120.000 personil kepolisian. Alasan utamanya adalah karena gaji yang rendah, rata-rata sekitar 460 USD (6.4 juta Rupiah) per bulan, lebih rendah dari UMR nasional. "Siapa yang mau berdiri di garis depan melawan kartel jika tidak mendapat gaji yang pantas ?" sambung Jose lagi.   

Seorang politisi senior Meksiko secara khusus juga pernah berkomentar mengenai strategi presiden Obrador dalam melawan kejahatan kartel ini. "Kita hidup bertetangga dengan konsumen narkoba terbesar di dunia, sekaligus penjual senjata terbesar yang tidak sungkan memasok senjata pada penjahat kartel. Kalau kita ingin mulai dari akar permasalahannya, undanglah tetangga kita itu duduk minum kopi dan ajak bicara" katanya, dalam suatu wawancara dengan media nasional. 

Realisasi janji kampanye Obrador tampaknya memang akan sulit terwujud tanpa memperhitungkan Amerika sebagai pangsa pasar narkoba terbesar mereka. Masalah ini justru tidak pernah disinggung dalam kampanyenya. Seperti diketahui, hampir semua narkoba illegal yang beredar di Amerika berasal dari Meksiko. Sepanjang permintaan pasar dari Amerika tetap tinggi, dengan nilai bisnis yang mencapai puluhan milyar USD, maka hanya Tuhan yang tahu bagaimana cara menghentikannya. 

Ditengah harapan besar masyarakat awam dan skeptisisme kalangan menengah, para pengamat umumnya masih menahan diri untuk tidak terlalu banyak berkomentar. Presiden Obrador baru dilantik sebulan yang lalu dan segalanya masih bisa berubah. Obrador sendiri optimis bahwa dalam tiga tahun pertama masa pemerintahannya, perubahan positip akan segera bisa dirasakan masyarakat. 

Namun, teman saya Jose punya pendapat berbeda. "Kecuali terjadi keajaiban, saya yakin strategi Obrador tidak akan berhasil" katanya. Ketika saya tanya strategi seperti apa yang menurut dia mempunyai tingkat 'kemungkinan keberhasilan' paling tinggi untuk melawan bisnis narkoba di Meksiko, Jose terdiam agak lama, lalu menjawab "I don't know man.....you tell me". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun