"Tahun lalu terjadi ratusan kali perampokan kereta" kata Jose, teman kerja saya yang berasal dari Meksiko. "Bukan cuma kereta barang, kereta penumpang juga mereka rampok. Mereka masuk ke setiap gerbong dan merampas barang berharga milik penumpang, seperti di film wild-wild-west" katanya lagi.Â
Menurut catatan Ferromex, PT KAI-nya Meksiko, di tahun 2018 telah terjadi lonjakan intensitas perampokan kereta hingga hampir lima kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Tahun 2017 tercatat 'hanya' terjadi sekitar 600 kali perampokan, tahun 2018 melonjak menjadi 2976 kali perampokan (!!!). Â Â
Korban terbunuh di tahun 2018 juga mencapai rekor terburuk sejak kekacauan akibat ulah kartel melanda Meksiko; mencapai lebih dari 33.000 orang, 14% lebih banyak dari tahun 2017. Tragisnya, lebih dari separuh jumlah korban adalah masyarakat yang tidak memiliki sangkut paut langsung dengan aktifitas kartel.Â
Jose bercerita bahwa saat perayaan hari kemerdekaan Meksiko di kota Morelia tahun lalu, tanpa alasan jelas seseorang melempar granat ke tengah-tengah keramaian, belasan orang terbunuh. Beberapa bulan sebelumnya, sebuah bar diberondong oleh beberapa orang yang diduga anggota kartel karena kasir menolak memberi uang, puluhan pengunjung terbunuh.Â
Kalangan wartawan pun tidak luput menjadi sasaran. Sejak tahun 2000 sudah lebih dari 200 orang wartawan terbunuh. Awal tahun lalu seorang reporter, Miroslava Breach, ditembak mati setelah melaporkan aktifitas kartel di surat kabar lokal. Selang beberapa hari reporter lain, Javier Valdez, juga ditembak mati di depan kantornya setelah membela Breach dengan cuitan di twitter "Jangan diam. Jangan takut. Biarkan mereka membunuh kita semua kalau memang itu konsekwensinya". Â Â
Dari rangkaian peristiwa di atas, terlihat bahwa pemerintah telah kehilangan kendali terhadap sepak terjang kartel. Tatanan sosial telah mereka injak-injak. Masyarakat yang sudah lama kehilangan rasa aman makin tidak percaya lagi dengan efektifitas Operasi Michoacan yang sudah berlangsung selama dua masa pemerintahan presiden yang berbeda. Â Â
Lepasnya kendali pemerintah terhadap kartel dan terutama hilangnya kepercayaan masyarakat di 'tahun politik' itu benar-benar dimanfaatkan dengan baik oleh kandidat presiden Lopez Obrador.Â
Dengan mengusung slogan Abrazos no balazos, Becarios si sicarios no dan No puedes apagar el fuego con el fuego yang arti harafiahnya adalah 'Pelukan, bukan tembakan', 'Sarjana ya, pembunuh tidak' dan 'Api tidak dapat dipadamkan dengan api', Obrador berhasil melenggang dengan mudah ke kursi kepresidenan. Obrador yang nama lengkapnya Andres Manuel Lopez Obrador, populer dengan panggilan AMLO (akronim namanya), sebelumnya pernah dua kali gagal dalam pemilihan presiden.Â
Presiden Baru Strategi BaruÂ
Obrador dilantik sebagai presiden pada 1 Desember 2018, menggantikan Pena Nieto. Sistem demokrasi Meksiko hanya memperbolehkan presiden memerintah satu kali dengan masa jabatan selama enam tahun.Â