siapa yang tidak tahu acara sinetron ''tendangan si madun'' yang di siarkan oleh salah satu stasiun televisi swasta.
Tanpa di sadari acara tv seperti ini memiliki daya minat menonton yang baik untuk memberikan sesuatu contoh setiap manusia penting olahraga tanpa melupakan jenjang pendidikan dan penting-nya saling menolong sesama dalam bentuk pesan agama, kesabaran,menghargai, dan sedikit menyisipkan humor.
Kebetulan saat ini saya berada di kal-bar, sore ini saya menyisir jalan dengan tujuan untuk melihat suasana kampung yang telah lama di tinggal di rantau orang,
Di lapangan sekolah kaki mulai berhenti biasanya lapangan ini hanya di gunakan anak-anak bermain sepak takraw,voli, badminton.
Lalu entah angin apa lapangan tersebut tidak melihat anak-anak bermain olahraga tersebut dan hanya melihat sekumpulan anak-anak umur kisaran 12 s/d 20 bermain dan berlatih bola dengan perlengkapan apa adanya bahkan ada yang tidak memiliki sepatu.
teriakan mereka begitu jelas dengan menyebut flick up si madun, tendangan power full-nya si martin, tendangan macan-nya rizal, permainan bola dengan tangan ala encank, mereka peragakan walau tidak sempurna tetapi dengan tekad mereka berlatih bukan tidak mungkin mereka menguasai trik flick up ala madun. Tanpa di pandu oleh pelatih membuat hati saya tertegun untuk memberikan ilmu bola yang saya dapatkan selama menjadi pemain. Dengan menyisipkan teknis peningkatan fisik di pandu 5 buah bola yang tak layak pakai, dengan memberikan game, tehnik menendang yang baik, membuat suasana begitu meriah, layak nya latihan timnas, kami di tonton oleh masyarakat kampung dari sisi lapangan.
Setelah menjalani sesi latihan selama 1 jam, membuat saya terkejut adalah dengan hadir nya 10 unit bola kualitas no.2 merk adidas tipe ''jabulani'' dan kostum latihan dari kepala desa yang gila bola dan mendengarkan arahan dari kepala desa untuk menghidupkan kembali sejarah mitra 2000 yang pernah menjuarai tarkam antar kecamatan sebanyak 3x, bahwa kepala desa akan menghibahkan tanah milik desa untuk lapangan sepakbola dengan ukuran nasional, di sambut suara ''setuju'' dari warga desa yang menonton latihan anak-anak desa tadi.
Di saat itulah saya di minta untuk menjadi pelatih sementara. Dan membentuk 2 tim sekaligus mitra 2000 u-15 dan u-20
Suatu anugrah yang tak terlupakan, begitu inspiratif si madun mampu memberikan dan menumbuhkan semangat bermain bola.
Namun ada hal yang sangat di sesalkan seorang anak mengalami keseleo tangan saat melakukan akrobatik ala tendangan si madun, dalam sinetron berkaitan olahraga seharusnya jangan di sisipkan tehnik akrobatik karena sangat berbahaya.
Ini sangat di sesalkan di balik kesuksesan tendangan si madun, ada sisi negatif yaitu tehnik akrobatik,
dan itu tidak perlu, karena dalam permainan tim lebih cenderung mengutamakan kerjasama tim bahkan tehnik akrobatik tidak di pakai sama sekali.
Semoga perusahaan film si madun meng-evaluasi kesalahan fatal separti ini.
Saya ucapkan terima kasih si madun yang di siarkan oleh stasiun televisi swasta yang mampu memberikan inspirasi kepada putra bangsa indonesia untuk bakat mereka.
sinetron olahraga seperti ini seharusnya lebih banyak di tayangkan oleh stasiun televisi nasional yang lain. Seperti voli, sepak takraw, bulutangkis dll di kemas secara profesional bukan tidak mungkin akan bermunculan bakat-bakat alami indonesia yang lebih bagus untuk masa depan, jadi kita tidak kehabisan stok atlet.
Thank to MNCTV ''tendangan si madun''
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H