Saya makan banyak waktu itu, sayangnya waktu minta nambah, si penjual menolaknya. "Buat relawan yang lain," kata ibu penjual. Sependek pengalaman saya makan di kedai nasi, itu adalah penolakan nasi tambah pertama yang saya alami.
Di sela-sela aktivitas tanggap darurat itu saya juga menyitir rumor truk logistik yang dibajak para pengungsi yang kelaparan. Para relawan yang hampir-hampir dipukuli warga kota karena terlalu sibuk berswafoto ria. Juga perihal para anggota GAM yang mati kecemasan--ingin turun dari hutan-gunung untuk menolong sanak-keluarganya--tetapi cemas akan berkonflik dengan TNI. Siapa sangka, dari kehancuran besar itulah proses perdamaian Aceh tumbuh menjulang. Konflik berakhir sejak penandatanganan Perjanjian Helsinki, Finlandia, 15 Agustus 2005.
Belakangan, pengalaman di Aceh mendorong saya buat menuliskan cerpen; saya beri judul "Ketika Dua Boneka Perang Bertemu". Berkisah tentang persahabatan terpaksa antara TNI dan GAM paska Aceh diguncang gempa dan tsunami. Cerpen ini diganjar Juara Utama Sayembara Menulis Cerpen Lustrum V Fakultas Sastra Universitas Andalas. Hadiahnya berupa uang tunai yang kemudian saya belikan cincin emas buat kado ulang tahun Ibu saya.
Sejak hari itu, sudah tiga kali saya menjejak Meulaboh kembali. Ketiganya, urusan pekerjaan. Dan setiap kali datang, saya saksikan perubahan menyeluruh di Meulaboh. Infrastruktur yang terbangun, perekonomian yang berputar, serta masyarakatnya yang ramah senyum. Kedai-kedai kopi tumbuh menjamur, terang-benderang, dan buka hingga tengah malam. Satu dua insiden masih terdengar---biasanya urusan politik---tapi sependek pandangan saya, semua sudah jauh lebih baik.
Ini pertanda bahwa konflik telah berhasil diselesaikan secara damai dan bermartabat. Aceh kembali hidup tenang bersama keluarga besar bangsa Indonesia. Aceh telah berada dalam keadaan yang makin aman dan damai, maka jangan sia-siakan pencapaian ini untuk membangun Aceh sekali lagi, menuju masa depan yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H