Mohon tunggu...
hendri setiawan
hendri setiawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Perikanan yang berkreasi di bidang periklanan

Hidup adalah anugerah, nikmati dan syukuri hidup ini dengan gembira menjadi hambaNya

Selanjutnya

Tutup

Worklife

CPNS Mode On-2021, Toko Buku Diserbu

10 Agustus 2021   06:53 Diperbarui: 10 Agustus 2021   06:57 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pengumuman kelolosan berkas/administrasi CPNS dan PPPK sudah keluar. Sebelum diumumkan beberapa hari yang lalu (sebelum tanggal 2-3 Agustus 2021) para pendaftar masih enggan untuk beli buku tentang TES CPNS, SKD, SKB dan sejenisnya. Setelah terbukti lolos administrasi baru, mereka mulai bergerak untuk berburu buku. 

Di seluruh Indonesia hanya tersedia formasi CASN sejumlah 676.733 (isinya : CPNS 128.016 dan PPPK 548.717) dengan berbagai latar belakang pendidikan dan lokasi penempatan. Sementara total jumlah pendaftar yang menyelesaikan submit data adalah 4.542.798 

Dengan jumlah pendaftar sebanyak itu yaitu 1,67 % populasi negeri ini, ketersediaan buku tentang CASN sekiranya bisa ludes dalam satu bulan menjelang dilaksanakannya SKD CASN. 

"Lho, bukankah tesnya itu online dengan sistem CAT? Mengapa buku fisik tetap laris? Harusnya barang-barang online dong yang mereka butuhkan."

Ya, memang betul tesnya pure digital, tetapi fakta di lapangan menunjukkan bahwa :) : .................

1. Tes CPNS ada TIU (Tes Inteligensia Umum), yang mana tes ini akan memaksa peserta untuk mencoret-coret di kertas, bukan di excel, apalagi kalkulator. Karena yang dicoret-coret tidak hanya angka. 

2. Membaca di layar LED baik smartphone maupun komputer tidak akan bertahan lama dibandingkan dengan membaca tulisan di kertas.

3. Di buku kertas, Anda bisa langsung menuliskan catatan penting, highlight (stabillo) dengan cepat dan tepat. Akan berbeda sekali nuansanya dengan menambahkan catatan atau highlight di PDF walau sudah ada aplikasi yang mendukungnya.

4. Ga butuh listrik bahkan sinyal. Ya, perbedaan ini memang telak. Baik digital maupun fisik, buku tetap penting adanya, dan tetap akan menjadi jendela dunia. 

5. mau pindah halaman tinggal bolak balik kertas, tanpa scroll panjang dan lupa "tadi yang itu di halaman mana yaa..??"

6. Turut sumbangsih dalam rantai ekonomi perbukuan nasional. Wuihh,, yang satu ini memang keren. Dalam produksi cetak buku Tes CASN, bukan hanya penulis yang kecipratan rezeki, tetapi juga penerbit, pencetak, tukang finishing buku, marketing buku, hingga toko buku dengan sederet jumlah karyawan mereka.

7. Buku fisik lebih dapat dipertanggungjawabkan. Ada beberapa buku digital (PDF atau apapun itu) yang tim penulisnya tidak jelas terpampang. Kesalahan informasi sangat mudah terjadi, apalagi di buku digital yang tidak melalui proses panjang. Pada buku kertas, penerbit dan tim penulis biasanya mencantumkan kontak agar para pembaca dapat menyampaikan kritik dan saran, sehingga lebih jelas secara akuntabilitas karya. 

Itulah, alasan-alasan mengapa toko buku tetap diserbu ditengah pivot besar-besaran ke arah digital. Meski cukup banyak Bakal CPNS & PPPK yang belajar melalui video, tutorial kelas online, dan bahkan nekad hanya membaca PDF, tetap saja masih banyak yang menggunakan buku fisik untuk belajar. 

Sesuai jalan sejarah, Buku sudah ada sejak 2400 SM, dan sudah terbukti meningkatkan peradaban, Buku Digital on your screen, rasanya malah menurunkan minat baca. (Personal Argument).

Semoga para pejuang NIP bisa memperoleh hasil yang maksimal dan diberikan keluasan hati dan kesempatan dalam hidup ini. Karena fakta bahwa hampir 4 juta pelamar tidak lolos dan harus tetap kerja di sektor lain atau dengan harapan lagi menunggu buka'an CASN taun berikutnya, kalau ada dan masih lolos umur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun