Mohon tunggu...
Hendri Nova
Hendri Nova Mohon Tunggu... Jurnalis - wartawan

saya senang membaca apa saja, terutama llmu pengertahuan, sains, agama dan lainnya

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Maksimalisasi QRIS dan QR Code untuk Konektivitas Sistem Pembayaran ASEAN

20 Juni 2023   19:24 Diperbarui: 20 Juni 2023   19:27 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dari bi.go.id 

Berkaitan dengan hal tersebut, AFMGM+3 menyambut baik dan mengakui perkembangan kajian Sistem Pembayaran Lintas Batas di ASEAN+3, khususnya mengenai Penguatan Transaksi Mata Uang Lokal (Local Currency Transactions -- LCT) dalam pembahasan Isu Tematik ASEAN+3.

Jika sistem pembayaran dengan QR code dan QRIS menunjukkan performa positif, bukan tidak mungkin akan menjadi pilot project bagi seluruh negara dunia. Pada akhirnya, ketergantungan pada mata uang tertentu menjadi pudar dengan sendirinya dan setiap mata uang memiliki kekuatan tersendiri.

Penggunaan QRIS dan QR code hendaknya berlaku bagi seluruh transaksi pembayaran, baik kecil maupun besar. Dengan demikian, dominasi Dolar Amerika Serikat (AS) yang selama ini kerap membuat inflasi, tidak akan terjadi lagi.

Indonesia maupun negara ASEAN dan negara-negara lainnya yang ikut mengadopsi, bisa secara perlahan keluar dari tekanan Dolar AS. Tentu akan tiba saatnya, rakyat dunia tidak akan lagi melihat tempat penukaran uang maupun harga jomplang mata uang.

Jika semua mata uang memiliki kekuatan masing-masing, tentu Dolar AS maupun mata uang kuat lainnya seperti Euro maupun Pounsterling, tidak lagi dihiraukan masyarakat dunia. Maka dengan sendirinya akan timbul kesetaraan mata uang, dan demikian inflasi yang disebabkan harga mata uang ini tidak akan terjadi lagi.

Rakyat Indonesia tentu mendukung penuh BI untuk terus memperluas kerja sama ke semua negara yang terhubung dengan Indonesia. Negara lain pastinya juga akan menjadi pertimbangan, karena mereka tentu juga mau lepas dari ketergantungan pada Dolar AS atau lainnya.

Agar semua berjalan mulus, tentu dibutuhkan kepatuhan dan kejujuran pada kerjasama yang telah disepakati. Jika ini terlaksana, maka Indonesia dan negara-negara yang ikut bergabung akan merdeka dari perbudakan mata uang yang selama ini menjadi momok dalam pembangunan dan kemajuan ekonomi suatu bangsa. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun