Mohon tunggu...
Hendrin Agus Franciscus Hia
Hendrin Agus Franciscus Hia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Magister Keamanan Maritim Universitas Pertahanan Republik Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bahaya Nuklir di Semenanjung Korea sebagai Ancaman bagi Stabilitas Dunia

30 Agustus 2024   07:14 Diperbarui: 30 Agustus 2024   07:32 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dr. Joel Wit, seorang ahli kebijakan Korea Utara dari Stimson Center, menyoroti bahwa "sanksi yang ada saat ini sering kali tidak cukup untuk memaksa perubahan signifikan dalam kebijakan Korea Utara karena adanya dukungan dan pelanggaran yang dilakukan oleh aktor luar." Dalam artikelnya yang diterbitkan pada Foreign Affairs (2024), Wit menyarankan perlunya pendekatan yang lebih inovatif, termasuk melibatkan lebih banyak negara dalam upaya penegakan sanksi dan menciptakan insentif yang dapat mengarahkan Korea Utara ke jalur diplomasi (Permana, 2022). Upaya diplomatik yang lebih terkoordinasi, bersamaan dengan penguatan sanksi dan mekanisme pemantauan, dinilai krusial untuk menghadapi tantangan yang dihadapi dalam menanggulangi program nuklir Korea Utara secara efektif.

Kesimpulan

Ancaman nuklir di Semenanjung Korea adalah ancaman serius terhadap stabilitas global. Meskipun upaya diplomasi dan sanksi telah dilakukan, ketegangan di kawasan ini terus memicu kekhawatiran. Pendekatan kolektif melalui diplomasi multilateral dan penguatan sanksi perlu terus ditingkatkan untuk mencegah eskalasi lebih lanjut. Pada akhirnya, hanya melalui pendekatan kolektif dan diplomasi yang kuat ancaman nuklir ini dapat diatasi, demi memastikan stabilitas dan perdamaian dunia yang berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun