Mohon tunggu...
Hendrin Agus Franciscus Hia
Hendrin Agus Franciscus Hia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Magister Keamanan Maritim Universitas Pertahanan Republik Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perjuangan Kedaulatan : Tantangan Indonesia di Laut China Selatan

1 Mei 2024   12:30 Diperbarui: 1 Mei 2024   13:17 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laut China Selatan telah lama menjadi fokus perhatian global karena sengketa wilayah yang rumit antara beberapa negara di sekitarnya. Klaim atas kepemilikan pulau-pulau, terumbu karang, dan zona ekonomi eksklusif (ZEE) telah memicu ketegangan geopolitik yang terus meningkat di kawasan tersebut. Tiongkok, dengan klaimnya yang luas atas sebagian besar Laut China Selatan, telah menjadi pemeran utama dalam ketegangan ini, sementara negara-negara tetangga seperti Vietnam, Filipina, dan Malaysia juga memiliki klaim yang saling tumpang tindih.

Bagi Indonesia, sebagai negara maritim dengan luas perairan yang melintasi Laut China Selatan, ancaman konflik di kawasan tersebut memiliki implikasi serius terhadap kedaulatannya. Klaim wilayah yang tumpang tindih dengan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia menimbulkan ketidakpastian atas batas-batas maritim yang sah. Hal ini dapat mengganggu aktivitas ekonomi Indonesia di laut, termasuk penangkapan ikan, eksploitasi sumber daya alam, dan keamanan laut secara umum.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa aspek dari tantangan ini dan bagaimana Indonesia meresponnya.

1. Sengketa Wilayah dan Ketegangan Geopolitik

Sengketa wilayah di Laut China Selatan merupakan salah satu konflik paling kompleks dalam politik global saat ini. Melibatkan beberapa negara, termasuk Tiongkok, Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Taiwan, persaingan atas wilayah dan sumber daya alam di kawasan tersebut telah menciptakan ketegangan yang berkepanjangan. Tiongkok, dengan klaimnya yang luas atas sebagian besar Laut China Selatan, telah menjadi pusat kontroversi dengan tindakan reklamasi pulau yang dianggap ilegal oleh banyak pihak. Pendirian instalasi militer di pulau-pulau tersebut oleh Tiongkok juga telah meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi konflik di kawasan tersebut.

Ketegangan geopolitik di Laut China Selatan telah menciptakan tantangan yang serius bagi stabilitas regional dan perdamaian global. Sengketa terkait klaim atas kepemilikan pulau-pulau, terumbu karang, dan zona ekonomi eksklusif (ZEE) telah memicu ketidakpastian dan persaingan yang intens antara negara-negara yang terlibat. Perlombaan untuk menguasai sumber daya alam dan jalur perdagangan laut di kawasan ini semakin memperkeruh situasi, menambah kompleksitas konflik dan meningkatkan risiko eskalasi.

Dalam menghadapi ketegangan ini, penting bagi negara-negara yang terlibat untuk berkomunikasi secara terbuka dan mencari solusi yang adil dan damai atas sengketa wilayah. Diplomasi regional dan internasional memegang peranan penting dalam meredakan ketegangan dan mencegah eskalasi konflik yang dapat membawa dampak negatif bagi stabilitas global. Dengan kerja sama dan dialog yang konstruktif, harapan untuk penyelesaian yang berkelanjutan dan perdamaian jangka panjang di Laut China Selatan masih memungkinkan.

2. Ancaman terhadap Kedaulatan Indonesia

Bagi Indonesia, ancaman terhadap kedaulatannya di Laut China Selatan datang dari klaim wilayah yang tumpang tindih dengan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia. Ketidakpastian mengenai batas-batas maritim yang sah menciptakan gangguan serius terhadap aktivitas ekonomi Indonesia di laut, termasuk penangkapan ikan, eksploitasi sumber daya alam, dan navigasi laut yang lancar. Kehadiran militer asing yang semakin meningkat di kawasan tersebut juga menjadi sumber kekhawatiran, karena dapat mengganggu stabilitas regional dan mengancam kedaulatan Indonesia atas perairannya (Dewanto, 2020).

sumber : timegenie.com 
sumber : timegenie.com 

Permasalahan klaim wilayah yang kompleks dan tumpang tindih di Laut China Selatan menambah risiko terhadap kedaulatan Indonesia. Tiongkok, sebagai aktor utama dalam sengketa wilayah di kawasan tersebut, telah melakukan tindakan kontroversial seperti pembangunan pulau buatan dan instalasi militer di wilayah yang dipersengketakan. Hal ini tidak hanya menimbulkan ketegangan geopolitik, tetapi juga menempatkan Indonesia dalam situasi yang rentan terhadap penyalahgunaan kekuatan dan pelanggaran kedaulatan.

3. Respons Indonesia

Indonesia telah menunjukkan respons yang tegas dalam menjaga kedaulatannya di Laut China Selatan dengan mengambil serangkaian langkah-langkah proaktif. Peningkatan patroli laut dan udara di wilayah tersebut menjadi salah satu strategi utama untuk memantau aktivitas dan memperkuat kehadiran militer di perairan yang dipersengketakan (Kementerian Luar Negeri RI, 2020). Selain itu, kerja sama maritim dengan negara-negara lain, baik regional maupun internasional, telah diperkuat guna memperkuat posisi Indonesia dalam menangani ancaman konflik di kawasan tersebut.

Sumber : Puspen TNI
Sumber : Puspen TNI

Dalam menghadapi tantangan kompleks di Laut China Selatan, Indonesia telah menekankan pentingnya penyelesaian sengketa secara damai dan berdasarkan hukum internasional. Dengan mengacu pada Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) sebagai kerangka kerja, Indonesia telah berkomitmen untuk mencari solusi yang adil dan berkelanjutan atas sengketa wilayah dengan negara-negara tetangga. Pendekatan ini mencerminkan komitmen Indonesia untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut melalui jalur diplomasi dan hukum.

Selain itu, Indonesia juga aktif terlibat dalam forum internasional untuk memperkuat dukungan terhadap upaya penyelesaian damai atas sengketa wilayah di Laut China Selatan. Dengan memanfaatkan diplomasi multilateral, Indonesia berusaha untuk memperluas kesadaran dan dukungan internasional terhadap posisinya dalam mempertahankan kedaulatannya sambil mendukung upaya-upaya untuk membangun kerjasama dan keamanan regional yang berkelanjutan. Respons yang kokoh ini menegaskan peran Indonesia sebagai pemain kunci dalam menjaga stabilitas dan kedaulatan di Laut China Selatan.

4. Perlunya Kerja Sama Regional

Dalam menghadapi kompleksitas dan ketegangan di Laut China Selatan, kerja sama regional menjadi landasan penting untuk mencapai solusi yang berkelanjutan. Indonesia telah memainkan peran yang aktif dalam forum-forum regional seperti ASEAN untuk mendiskusikan dan mencari penyelesaian damai atas sengketa wilayah (ASEAN Secretary, 2019). Melalui dialog dan diplomasi yang berkelanjutan, kerja sama regional dapat menjadi platform untuk membangun kepercayaan antara negara-negara yang terlibat dan mempromosikan perdamaian serta stabilitas di kawasan.

Selain itu, kerja sama dengan negara-negara besar di luar kawasan, seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Jepang, juga penting untuk memastikan kestabilan dan kedaulatan maritim di Laut China Selatan. Negara-negara ini memiliki peran yang signifikan dalam dinamika politik dan keamanan di kawasan Asia-Pasifik, sehingga kerjasama dengan mereka dapat memperkuat posisi Indonesia dalam menangani ancaman konflik dan menjaga perdamaian di Laut Cina Selatan.

Dengan membangun kerja sama regional yang erat, negara-negara di kawasan dapat saling mendukung dalam mengatasi tantangan bersama, termasuk sengketa wilayah dan ketegangan geopolitik. Melalui dialog terbuka, kepercayaan yang dibangun, dan komitmen bersama untuk menjunjung perdamaian dan keamanan, kerja sama regional dapat menjadi alat efektif untuk menyelesaikan konflik serta membangun fondasi yang kokoh bagi stabilitas jangka panjang di Laut China Selatan.

5. Kesimpulan

Ancaman konflik di Laut China Selatan membawa konsekuensi serius bagi kedaulatan Indonesia dan stabilitas regional secara keseluruhan. Dengan mengambil langkah-langkah proaktif, termasuk diplomasi yang kuat dan kerja sama regional yang erat, Indonesia dapat memperkuat posisinya dalam menghadapi tantangan ini. Namun, solusi jangka panjang akan membutuhkan komitmen bersama dari semua pihak yang terlibat untuk menghormati hukum internasional dan mendorong perdamaian dan kerjasama di kawasan ini.

Referensi

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. (2020). Pernyataan Sikap Indonesia Mengenai Sengketa Laut Cina Selatan. Jakarta: Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.

Dewanto, A. (2020). Dinamika Konflik Laut Cina Selatan Dan Implikasinya Terhadap Kedaulatan Indonesia. Jurnal Hubungan Internasional, 10(2), 45-60.

ASEAN Secretary. (2019). ASEAN Outlook On The Indo-Pacific. Jakarta: ASEAN Secretariat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun