Mohon tunggu...
Hendri Ma'ruf
Hendri Ma'ruf Mohon Tunggu... lainnya -

Hobi "candid photo," suka traveling, dan senang membaca plus menulis. Pernah bekerja di perusahaan, sekarang berkarya mandiri. Meminati masalah kepemimpinan, manajemen, dan kemasyarakatan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Selamat untuk Yogyakarta

3 Januari 2016   13:34 Diperbarui: 3 Januari 2016   19:08 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat untuk para guru dan siswa-siswi SLTP-SLTA Yogyakarta. Ada dua berita yang sepertinya tak berhubungan, tetapi keduanya sangat mungkin berkaitan erat.

Di satu sisi para guru di propinsi Yogyakarta meraih nilai UKG (Uji Kompetensi Guru) tertinggi secara nasional. Di sisi lain para siswa/siswi SLTP-SLTA di kota Yogyakarta  meraih angka indeks integritas tertinggi dalam mengikuti Ujian Nasional 2015. Menarik tentunya, bahwa guru dan murid sama-sama mencapai tingkatan tertinggi secara nasional (meski untuk guru pada tingkat propinsi sedangkan murid pada tingkat kota).

Berikut ini uraiannya.

Guru-guru di seluruh 34 propinsi harus mengikuti Uji Kompetensi Guru dalam dua bidang, yaitu pedagogik (cara mengajar) dan profesional (topik ajaran yang dibawakan). Kombinasi nilai dari kedua bidang itu menentukan skor capaian kompetensi guru. Guru-guru Yogyakarta memperoleh nilai tertinggi, yaitu mencapai rata-rata 62,58. Disusul oleh guru-guru di propinsi Jawa Tengah dengan nilai 59,10 dan DKI dengan nilai 58,44.

Nah bagaimana dengan para siswa/i?

Untuk memahami indeks integritas para siswa/i SLTP dan SLTA, perlu dilihat diagram yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang menerangkan matrik indeks integritas dan capaian angka UN di bawah ini. Diagram ini menjelaskan pola umum yang terjadi pada siswa/i baik SMP/MTs maupun SMA/SMK/MA. MTs adalah Madrasah Tsanawiyah yang setara SMP dan MA adalah Madrasah Aliyah yang setara SMA.

Diagram 1

Kuadran 1 menjelaskan tentang indeks integritas tinggi dan capaian nilai UN juga tinggi. Dalam kata-kata yang gampang, dalam kuadran 1 inilah berkumpulnya siswa/i SMP/SMA yang relatif jujur dalam menjawab soal ujian nasional dan sekaligus berhasil mencapai nilai minimal tertentu.

Sekarang kita ambil satu contoh saja, yaitu siswa/i SLTP, baik SMP maupun MTs (Madrasah Tsanawiyah), yang negeri dan yang swasta.

Jika ada pembaca yang mengira bahwa anak-anak SMP (negeri maupun swasta) berada di kuadran 1 ini sebanyak separuhnya atau 50 %, wah sayang sekali perkiraan ini keliru. Kalau ada pembaca memperkirakan besarannya 40%, tetap masih keliru. Bahkan jika mengira 30% pun, juga masih keliru. Angka yang benar benar adalah 19% untuk anak SMP swasta dan 10% untuk anak SMP negeri.

Lalu berapa persenkah siswa/i Madrasah Tsanawiyah swasta yang berada di Kuadran 1 ini? Dan berapa persenkah siswa/i Madrasah Tsanawiyah negeri yang berada di Kuadran 1 ini? Jawabannya adalah masing-masing 10% dan 5%.

Itu adalah jumlah siswa/i SLTP dalam persentase secara secara Nasional. Adapun indeks integritas rata-ratanya secara nasional adalah 63,28. Indeks integritas terendah adalah 32,80 (maaf tak perlu disebutkan nama kotanya). Nah, bagaimana dengan Yogyakarta sebagai kota yang rata-rata indeks integritasnya tertinggi dari semua kota di Indonesia?

Siswa/si SLPT Kota Yogyakarta mencapai angka Indeks Integritas Ujian Nasioan (IIUN) tertinggi dari semua kota di Indonesia (yang terdaftar sebanyak 98 kota). Angkanya adalah 82,37. Disusul oleh Pangkalpinang dengan indeks 81,32, Magelang 81,26, Bontang 80,21, dan Tarakan 80,07.  

Dari segi nilai UN-nya, disayangkan bahwa meski relatif jujur, para siswa/i Pangkalpinang dan Tarakan tak mencapai nilai rata-rata 55.  Dalam kelompok IIUN tertinggi itu, siswa/i Magelang mencapai rata-rata nilai 64,62, sementara siswa/i yang di Yogyakarta mencapai rata-rata nilai 64,51. Sangat tipis bedanya. Sementara siswa/i Bontang mencapai rata-rata nilai 57,56.

Di manakah letaknya kaitan antara kompetensi guru dan indeks integritas siswa dalam mengikuti UN? Secara mudahnya kaitan yang bisa dilihat adalah guru-guru yang berkompeten dapat diperkirakan bakal mendidik siswa/i mereka pada integritas yang semestinya.

Meski masih dibutuhkan kajian lebih lanjut yang memastikan kaitan atau korelasi pada tingkat yang dipercaya, sementara dapatlah dikatakan ini suatu berita gembira bahwa guru-guru di propinsi Yogyakarta berada pada tingkat kompetensi baik (atau sangat baik) sementara siswa/i mereka mempunyai karakter terpuji dan nilai UN yang cukup baik.

Mungkin begitu ya kira-kira. Dan kalau begitu, maka tentu wajarlah kita mengucapkan “Selamat kepada Yogyakarta.”

Sumber:

  1. http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/sites/default/files/HASIL%20UN%20SMP%202015.pdf
  2. http://www.republika.co.id/berita/koran/didaktika/15/12/31/o07q886-guru-yogyakarta-raih-nilai-ukg-tertinggi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun