Mohon tunggu...
Hendrik Wijaya
Hendrik Wijaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

AirKita.id: Pemberdayaan Karang Taruna, Pemurni Air, dan Teknologi Digital

4 Agustus 2021   08:00 Diperbarui: 4 Agustus 2021   08:03 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebutuhan akan air bersih semakin hari semikan meningkat dikarenakan tingginya jumlah dan mobilitas penduduk. Terlebih kondisi pandemi covid-19 mengharuskan masyarakat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan dan menjaga kebersihan. Mencuci tangan menjadi kegiatan yang sering dilakukan sebagai upaya menjaga kebersihan agar selalu terhindar dari penularan virus. Hal ini membuat kebutuhan masyarakat akan air bersih meningkat disamping untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari seperti mandi, mencuci, dan memasak. Sayangnya hal itu berbanding terbalik dengan ketersediaan air bersih di masyarakat. Krisis air bersih juga disebabkan oleh penurunan kualitas air yang diakibatkan pencemaran oleh aktivitas manusia. Situasi ini kerap terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya di wilayah Semarang, Jawa Tengah.

Kelurahan Bandarharjo merupakan salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Semarang Utara yang berbatasan langsung dengan laut Jawa di sebelah utara. Daerah ini merupakan daerah padat penduduk yang bersinggungan dengan aktivitas industri serta aktivitas yang melibatkan mobilitas Pelabuhan karena wilayahnya sangat dekat dengan Pelabuhan Tanjung Mas. Kondisi geografis tersebut mengakibatkan air permukaan di wilayah tersebut tidak dapat dimanfaatkan karena kualitasnya yang buruk bahkan rasanya terasa asin ketika dikonsumsi.

Sebagai upaya meningkatkan kualitas air secara fisika, kimia, serta biologi di Kelurahan Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang, mahasiswa Universitas Diponegoro yang tergabung ke dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat dengan anggota Bernadeta Eka Naftalina, Ayu Putri Lestari, Michael MGP Simatupang, Savero Pakavi Zahrudin, dan Hendrik Wijaya membuat sebuah inovasi yang mengintegrasikan filter air sederhana dengan Internet of Things yang diusung dengan nama program AirKita.id.

Program AirKita.id merupakan sebuah program pemberdayaan karang taruna Kelurahan Bandarharjo dalam pengimplementasian pemurni air sederhana berbasis aplikasi digital. Program tersebut merupakan program peningkatan kualitas air secara fisika, kimia, maupun biologi bagi masyarakat Kelurahan Bandarharjo. Program AirKita.id terdiri dari dua jenis kegiatan utama yaitu program pelatihan pembuatan sistem pemurni air sederhana dengan memanfaatkan aplikasi digital untuk memonitoring kualitas air dan program penyuluhan berupa edukasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai air bersih.

"Programnya bagus, dan diharapkan akan bermanfaat untuk masyarakat ke depannya" Ujar Bagus, Ketua Karang Taruna Bandarjaya.

Sistem pemurni air sederhana ini terdiri dari dua komponen bagian alat yang diintegrasikan. Komponen pertama adalah filter air sederhana yang di dalamnya terdiri dari Karbon Aktif, Manganese Zeolite, Pasir Silika, Bio Ceramic RO Ball. Bio Alkaline Ball, dan Kerikil. Komponen kedua merupakan komponen sensor yang terdiri dari sensor pH dan sensor TDS kemudian diintegrasikan menggunakan Internet of Things yang dapat dipantau langsung melalui aplikasi.

"Melalui program ini kami berharap masyarakat menjadi lebih paham mengenai air bersih dan menjadi solusi untuk kurangnya sumber air bersih yang parameter baku mutunya dapat ditinjau langsung melalui handphone", Ujar Bernadeta.

Kelebihan dari teknologi yang dibuat oleh lima mahasiswa ini adalah dalam hal pemantauan kualitas air. Dimana pemantauan kualitas air secara langsung dapat dilihat melalui aplikasi yang dapat diunduh melalui Google Play Store. Parameter yang dipantau dalam aplikasi tersebut adalah derajat keasamaan air atau pH serta TDS yang menjadi parameter kekeruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun