Pro-Kontra Pekerjaan Rumah
Pekerjaan rumah biasanya didefinisikan sebagai tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa yang dimaksudkan untuk diselesaikan di rumah atau di luar jam sekolah.Â
Pekerjaan rumah dalam dunia pendidikan telah menjadi topik perdebatan yang sudah lama terjadi. Tanggapan kasus ini pun terus berubah dan seperti siklus seiring dengan berjalannya temuan hasil penelitian (Gill & Schlossman, 2000).
Sepanjang beberapa dekade pertama abad ke-20, para pendidik umumnya percaya bahwa pekerjaan rumah membantu menciptakan pikiran yang disiplin bagi siswa.Â
Pada tahun 1940, kekhawatiran yang berkembang bahwa pekerjaan rumah mengganggu dengan kegiatan rumah lainnya memicu reaksi terhadapnya.Â
Tren ini terbalik pada akhir-akhir ini 1950-an ketika peluncuran Sputnik oleh Soviet menimbulkan kekhawatiran bahwa pendidikan AS kurang teliti; sekolah memandang pekerjaan rumah yang lebih ketat sebagai solusi parsial untuk masalah tersebut.
Pada tahun 1980, tren telah terbalik lagi, dengan beberapa ahli teori pembelajaran yang mengklaim bahwa pekerjaan rumah bisa merugikan dan berdampak buruk terhadap kesehatan mental siswa. Sejak itu, argumen terus bergejolak hingga saat ini, ada yang mendukung dan adapula yang menentang pekerjaan rumah.
Meskipun dukungan penelitian untuk pekerjaan rumah sangat menarik, kasus tidak menyetujui adanya pekerjaan rumah juga semakin populer.Â
Penelitian Kralovec dan Buell (2000), menemukan bahwa pekerjaan rumah berkontribusi pada gaya korporat atau budaya yang terlalu menghargai pekerjaan sehingga merugikan kesejahteraan pribadi dan keluarga.
Bennett dan Kalish (2006) dalam The Case Against Homework mengkritik baik kuantitas maupun kualitas pekerjaan rumah.Â
Mereka memberikan bukti bahwa terlalu banyak pekerjaan rumah dapat membahayakan kesehatan siswa dan waktu keluarga, dan mereka menegaskan bahwa guru tidak terlatih dengan baik dalam cara memberikan pekerjaan rumah.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!