Jika sejumlah informan pangkal atau masyarakat umum menyebut siapa yang pantas menjadi informan kunci, barulah peneliti bisa mengadakan pendekatan dan wawancara dengan orang tersebut.
b. RespondenÂ
Responden adalah  orang yang memberikan pandangan atau sikap pribadi terhadap pokok yang diwawancarai. Selain perlu membedakan antara informan dan responden, aspek lain yang perlu dipertimbangkan adalah penentuan sampel yang benar-benar mewakili orang-orang yang diinterview.
Responden yang diwawancarai sebaiknya ditentukan secara random. Dalam mengambil sampel, aspek keterwakilan dipertimbangkan.
2. Pendekatan terhadap individu yang diinterview
Tidak gampang mewawancarai seorang informan, jika ia sibuk, tidak mau diwawancarai dan bersikap tidak kooperatif. Karena itu, perlu suatu pendekatan yang baik dan memahami konteks hidup responden/ informan. Misalnya, ketika melakukan penelitian di kota akan berbeda dengan penelitian yang dilakukan di desa. Untuk itu perlu mempelajari jadwal kerja orang desa maupun kota, agar tahu waktu luang mereka.
Teknik Bertanya dalam WawancaraÂ
Terknik bertanya sangat bergantung pada bentuk-bentuk wawancara. Ada tiga macam bentuk wawancara, yakni:
Pertama: Wawancara terencana (standardized interview). Semua pertanyaan dalam jenis wawancara ini sudah tersusun dengan rapih.
Kedua: Wawancara tak terencana (unstandardized interview). Dalam wawancara ini tidak siapkan daftar pertanyaan terlebih dahulu. Wawancara tidak terencara dibagi lagi menjadi dua yakni wawancara terfokus (focused interview) yang terpusat pada pokok tertentu dan wawancara bebas (free-interview) yang tidak terfokus dan tidak terpusat pada topik tertentu.
Ketiga:Â Wawancara sambil-lalu (casual interview): wawancara dengan informan yang kebetulan dijumpai; tak terencana. Di sini bisa dilakukan wawancara berstruktur, terfokus, atau bebas.
Seorang yang akan mengadakan wawancara perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
- Hindari kata-kata bermakna ganda
- Hindari pertanyaan panjang yang mengandung beberapa tujuan.
- Pertanyaan harus konkret dengan menunjuk waktu dan lokasi yang konkret.
- Ajukan pertanyaan yang berhubungan langsung dengan pengalaman responden/informan.
- Gunakan istilah yang halus dan netral menyangkut hal yang sensitif atau menimbulkan rasa malu pada responden/informan.
- Dalam hal responden/informan menilai orang lain, sebaiknya pertanyaan bersifat positif dan negatif.