Mohon tunggu...
Agus Hendrik
Agus Hendrik Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Calon Pemimpin Kota Depok : Ingkar Janji dan Teladan Buruk?

27 Oktober 2015   23:11 Diperbarui: 27 Oktober 2015   23:11 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu lalu , kota depok digegerkan oleh berita "Mundurnya Ribuan Relawan Salah Satu Paslon Peserta Pilkada". Hampir semua media kota depok memberitakan dan membuat terkejut banyak orang. Karena keputusan mundur relawan KC (Kalimulya Center) yang memiliki basis massa hingga ribuan ini adalah yang kedua setelah sebelumnya ada tim relawan lainnya yang memiliki jaringan di 63 kelurahan diseluruh depok dengan alasan yang sama yaitu merasa tidak dihargai dan janji janji tidak diperdulikan.

http://wartakota.tribunnews.com/2015/10/26/21-elemen-relawan-dimas-babai-bubar-karena-tak-diakui

Jika bicara masalah jasa , kedua kelompok massa sukarelawan ini sangat besar sekali jasanya dalam membantu mempromosikan program-program yang dijanjikan oleh paslon yang mereka usung. Bahkan acara tablik akbar yang sukses dilakukan secara semarak tanpa sepeser bantuan dari calonpun mereka adakan demi bentuk sumbangsih sebagai relawan. Namun tidak adanya pengakuan sebagai bagian dari relawan , sungguh sangat tidak bijak dan jelas menyakiti hati dan perasaan orang-orang yang terlibat dalam KC.

 

Never Politicking Your Ally

Hal ini mengingatkan pesan dari seseorang profesor politik disebuah seminar politik yaitu "Never Politicking Your Ally". Menurut beliau , didalam dunia politik tidak mungkin seseorang itu besar sendiri dan digariskan pasti butuh jaringan-jaringan kerja untuk menggolkan tujuan politik yang ingin dicapai. Alm. pak suharto itu diikuti perintahnya bukan karena ketegasannya tapi karena beliau tulus kepada orang-orang yang ada di jaringannya namun juga keras dan tegas terhadap pengkhianatan.

Loyalitas tidak bisa dibeli dengan uang karena nilai mata uang akan tergerus oleh nilai inflasi. Loyalitas hanya bisa dicapai melalui suri tauladan dan empati rahsa antara leader dengan titik titik didalam jaringannya. Anda boleh tidak memberi mereka uang tapi jangan pernah melanggar janji kepada mereka , jangan pernah menipu mereka dan jangan pernah mengorbankan mereka. Cacatan perjalanan politik selamanya akan menjadi sebuah aib yang merangkak membesar dan melekat pada citra anda sampai kapanpun tanpa anda sadari. Leadership adalah masalah ketulusan.

Kalimulya Center + 21 Relawan - Kasno Kapok dan Mpun Sunardi CS

Kejadian tidak dihargainya dan mungkin merasa tertipunya relawan kalimulya center pada pilkada depok ini akan menjadi catatan hitam paslon 1 sampai kapanpun terlebih catatan catatan lainnya yang sejenis sudah akrab terdengar di kalangan aktifis maupun akar rumput di masyarakat depok dan sudah menjadi persepsi publik.

Apalagi relawan kalimulya center statusnya adalah sebagai kelompok kedua yang mengundurkan diri dengan alasan yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen kepemimpinan paslon 1 amat sangat buruk. Dan ini akan menjadi pertanyaan dibawah benak banyak orang , jika anda memperlakukan orang orang yang berjuang demi ambisi anda seperti itu bagaimana anda akan memenuhi amanah yang akan anda panggul jika suatu saat jadi pemimpin di kota depok?

Efek ini juga akan merambat ke relawan lainnya , jangan-jangan kami akan diperlakukan sama? sepertinya kami juga diperlakukan sama? pantasa saja kami hanya diberi janji janji surga selama ini? Ketakutan ini akan menjadi simultan attack sehingga sesama relawan akan gontok gontokan sendiri untuk mengamankan posisi mereka agar jika anda menang maka mereka bisa mendapatkan kue yang dijanjikan. Situasi ini akan sangat tidak nyaman dan mengurangi energi yang dibutuhkan untuk bergerak.

Dalam peribahasa jepang diungkapkan "Kekalahan dalam peperangan bisa disebabkan oleh sebuah paku". peribahasa tersebut mengumpamakan bahwa dalam sebuah pertempuran seluruh elemen harus dalam kondisi prima sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing.

Kasus kalimulya center yang berisi 21 jaringan relawan ini mencerminkan persis gambaran peribahasa jepang tersebut. Apalagi pola penanggulangan manajemen konflik yang dilakukan oleh paslon yang ditinggalkan amat sangat buruk.

Habis Manis , Sepah di Buang di Muntahin

Kasno Kapok CS tidak saja dibully oleh bekas kawan seperjuangan mereka sendiri namun benar-benar seperti diludahi dimuntahkan dan tidak dianggap jasanya secuilpun padahal jelas menciptakan tablik akbar yang dihadiri oleh ribuan hingga puluhan ribu orang ini tidak main main besarnya nilai perjuangannya. Bahkan mulai dituduh sebagai pengkhianat , menerima uang , sudah diberi tempat di paslon 2 dan sebagainya hingga ke hal-hal yang menjurus ke fitnah keji. Bahkan tidak tanggung-tanggung , tiba-tiba ntah kebetulan atau tidak rumah kasno kapok dibobol maling dan kehilangan beberapa harta berharganya setelah pernyataan mengundurka diri sebagai relawan.

Kalimulya Center terlihat merasa habis manis sepah dibuang. Dan kini kondisi bahkan semakin berubah , tidak lagi sekedar diakui tapi sudah menjadi tidak dihargai dan seakan-akan dianggap bukan lagi sebagai seorang teman. Sangat disayangkan memang jika pola-pola seperti itu justru yang diangkat bahkan hersong yang bisik bisiknya juga ingin mengikuti jejak kasno tiba-tiba tampil seperti seorang pahlawan bagi kalangan relawan db. Mungkin ini efek dari potensi konflik terpendam diantara relawan akibat situasi tidak terkendali yang mungkin terjadi didalam bawah sadar para relawan.

Suri Tauladan Buruk Kepemimpinan dan Ingkar Pemenuhan Janji

Bagi orang yang melakukan pengamatan dari luar , hal ini akan memiliki dampak persepsi lebih dalam lagi. Dimulai penilaian "Buruknya Penanganan Manajemen Konflik" didalam tim mereka sendiri. Hal ini sekaligus menunjukkan kualitas kepemimpinan calon yang berkompetisi. Karena kemunduran KC tentu bukan tiba-tiba melainkan melalui sebuah proses panjang. Dan itu artinya , penyepelean terhadap 21 jaringan relawan ini sudah terjadi dalam waktu lama sehingga mendorong para pimpinan relawan memutuskan untuk mengundurkan diri.

Ini jelas suri tauladan yang sangat buruk dari dimas babai sebagai pentolan tim relawan mengingat hal seperti ini adalah hal yang kecil dan bisa diselesaikan dengan cepat tanpa perlu terdengar dari luar apalagi sampai heboh seperti saat ini.

Tidak hanya suri tauladan buruk , hal ini juga menjadi preseden bahwa dimas babai bukanlah orang yang komitmen dengan janji. Logika dasarnya adalah KC berjuang dengan komitmen kecil meski masing-masing paslon menolak mengakui untuk kenal tapi jelas bukti otentik foto-foto mereka yang kemudian digunakan oleh KC sebagai image figur propaganda adalah bukti kuat yang sulit disangkal. Sumbangsih tablik akbar adalah cara KC menunjukkan keseriusan mereka untuk mendukung dan tentunya sudah ada kalkulasi yang mereka pertimbangkan meski secara lisan sehingga mereka berani keluar modal diawal.

Tidak saja para calon pemilih akan menilai bahwa dimas babai adalah calon yang mudah ingkar janji dengan contoh kasus kalimulya center dan relawan JK yang mundur duluan. Tapi juga membuat khawatir para relawan yang saat ini mencoba bertahan meski dapur empot-empotan mengebul asapnya. Kasak kusuk sudah santer terdengar bahkan jauh beberapa sebelum pengumuman kemunduran KC , beberapai relawan sudah berinisiatif duluan untuk mundur.

Mungkin ada baiknya segera dilakukan... semua sudah tahu sama tahu kondisi yang sebenarnya sudah terjadi. Elektabilitas idris pradi nomer urut 2 sudah tidak mungkin terkejar karena waktu tinggal sebulan lagi sementara amunisi yang dijanjikan tidak kunjung datang. Idris pradi bekerja secara rapih hingga ke level pengurus RT RW tanpa terdeteksi bahkan kantong-kantong kekuatan cipayung - sawangan - panmas sudah dijebol diam diam tanpa diketahui oleh lawan.

Sebagai seorang politikus meski level relawan , harus memiliki insting kuat tentang kondisi politik yang terjadi. Perubahan itu bukan apa yang ada diluar sana , tapi apa yang ada didalam diri anda sendiri yaitu berubah dukungan ke pihak yang lebih realistis untuk memenangkan pertarungan. Sudah menjadi budaya politik , siapa yang menemani sang calon diakhir pertandingan maka dia yang akan mudah teringat dan terkenang jasanya. Karena seorang politikus butuh ruang untuk mengapresiasikan gagasan dan ide-idenya bagi jaringan mereka sendiri agar bisa terimplementasi melalui mekanisme kepemerintahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun