Di Balik Cerita Paskibraka: Asrama Tua...
Sekapur Ajaib - Kata Pengantar
Tulisan berseri ini hanya usaha seorang penulis amatir bin abal-abal untuk mengabadikan kisah lalu. Menyamarkan misinya belajar menggores pena tanpa tinta, melantunkan kenangan irama tanpa suara, pun juga mengalunkan lagu lama tanpa dawai nada.
Terimakasih dan apresiasi mendalam untuk pada sahabat dan kolega, telah membuang waktu berharga dengan membaca cerita curhat masa lalu yang mungkin tak berguna.
Beberapa bulan lalu, bagian-bagian awal cerita ini hanya saya simpan di note ponsel. Tak terpublikasi. Hanya diperuntukkan sebagai dongeng pengantar cerita buat istri tercinta, dan pesan pembuka wacana rindu dari seorang anak untuk kedua orang tua.
Setelah terpublikasi, saya cukup surprise. Karena cukup banyak sahabat yang meluangkan waktu membaca. Bagian 7, bagian sementara dengan pembaca terbanyak, pada minggu kedua sejak publikasi ternyata telah dibaca 700 kali. Swbagai penulis pemula, saya merasa diapresiasi.
Selain itu, saya mohon maaf. Cukup banyak nama sahabat dan kolega yang saya cantumkan secara spontan. Sebagian tidak saya mintakan izin terlebih dahulu. Kalau ada isi yang kurang tepat bisa kita koreksi. Masukan, kritik, dan saran baik teknis kepenulisan maupun isi sangat saya hargai.
Saya cantumkan kembali tautan cerpen berseri ini:
https://www.kompasiana.com/tag/atmim
Terimakasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H