Mohon tunggu...
Hendriko Handana
Hendriko Handana Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa, menulis suka-suka

Pria berdarah Minang. Seorang family man humble. Hobi membaca, menulis, dan berolahraga lari. "Tajamkan mata batin dengan mengasah goresan pena"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Asrama Tua Menuju Istana Merdeka (10): Perseteruan Meraih Posisi

19 Agustus 2019   09:37 Diperbarui: 23 Agustus 2019   20:20 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tarikan ini ada rumusnya. Empat puluh tarikan disesuaikan dengan lirik lagu Indonesia Raya. Jika penggerek kehilangan tarikan satu tempo saja, maka pengerak pusing bukam kepalang. Bendera bisa terlambat berkibar di atas tiang.

Nah, bagaimana mengukur panjang tali di setiap tarikan? Biar Paskibraka saja yang tau dan mengerti.

Sedangkan pembentang, berposisi di sebelah kanan. Ia membentang bendera dengan gerakan sigap dan tangkas saat kain selebar 2x3 meter itu siap untuk dikibarkan. Bahkan sebelum upacara dimulai, ia harus memastikan bahwa bendera itu dilipat dengan lipatan yang benar. Pembaca mungkin pernah melihat bendera terpelintir saat dibentangkan? Nah, itu akibat lipatan tidak dipastikan dengan benar.

Ketangkasan dan momen yang tepat dalam membentang juga perlu jadi perhatian. Saat dibentang, bendera berbunyi seperti robekan. Empat sudut bendera mesti ditarik kencang. Satu sisi sampai lepas maka... gagal.

"Bendera, siap!" begitu teriakan khasnya saat bendera dibentangkan vertikal.

Nah, ada tiga momen paling mendebarkan saat pengibaran. Ini yang jadi indikasi bahwa pengibaran berhasil dilaksanakan. Pertama, proses serah terima bendera dari inspektur upacara kepada pembawa baki. Kedua, proses bendera dibentangkan saat sebelum dikibarkan. Dan ketiga, bendera menyentuh puncak saat lagu Indonesia Raya selesai berkumandang.

Nah apa yang terjadi jika ketiga momen berharga ini gagal? Tangan kanan bentuk posisi satu jari telunjuk, gesekkan ke leher horizontal dari kiri ke kanan. Penggal!!! 

Satu pasukan akan menangis bombay meraung-raung. Lunglai seperti tentara kalah perang. Jangan coba-coba!!!


~~~

"Saya kasih kesempatan kalian yang ingin mencoba posisi Danpok 17?" tantangan pelatih saat hari kedua latihan formasi.

"Siap, saya Kak!" segera kujawab tawaran itu. Tentu tak ingin kusia-siakan. Aku langsung ambil posisi sebelah kanan barisan. Persis di samping komandan pasukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun