Mohon tunggu...
Hendrik Munthe
Hendrik Munthe Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Sadarlah bahwa dalam ketidaktahuan, terbuka lebar ruang bagi segala kemungkinan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Setelah Badai - Bab 1: Jejak yang Terlupakan

5 Desember 2024   12:00 Diperbarui: 5 Desember 2024   12:05 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Winda hanya mengangguk pelan, wajahnya terlihat lebih rapuh dari biasanya. Rendra merasa seolah seluruh dunia mengerut di sekelilingnya. Ada sesuatu yang sangat dalam yang terjadi antara mereka, dan dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk mengubahnya.

Dia ingin bertanya lebih banyak, ingin tahu lebih banyak tentang perasaan Winda, tetapi dia tahu bahwa Winda tidak akan mudah membuka dirinya. Sejak mereka menikah, hubungan mereka selalu diwarnai dengan kebisuan yang penuh dengan ketegangan, tetapi kali ini, Rendra merasa ada yang lebih besar yang menghalangi mereka. Sesuatu yang sudah lama terkubur dalam hati Winda, dan Rendra tidak tahu apakah dia bisa menemukannya.

"Winda, kita harus menemukan cara untuk menghadapinya," kata Rendra akhirnya, meskipun dia tidak tahu dari mana harus memulai. "Aku tidak ingin kehilanganmu."

Winda menunduk, menghela napas panjang. "Aku tidak tahu apakah kita bisa kembali seperti dulu, Rendra. Aku merasa terperangkap," jawabnya, suara itu begitu penuh dengan penyesalan.

Rendra merasakan dadanya semakin sesak. Apa yang harus dia lakukan? Apa yang harus dia katakan? Dia merasa terperangkap dalam kebisuan yang semakin dalam, dan setiap kata yang dia ucapkan semakin terasa tidak berarti.

Tiba-tiba, suara ponsel di meja makan menarik perhatian mereka berdua. Rendra melihat layar ponselnya dan menemukan sebuah pesan singkat dari Amira, putri mereka yang sudah lama tidak pulang ke rumah.

"Papa, aku akan pulang minggu ini. Bisa kita bicara?"

Pesan itu cukup mengganggu pikiran Rendra. Amira yang sudah dewasa dan jarang pulang, ingin berbicara. Ada sesuatu yang tidak bisa dia jelaskan dalam dirinya. Mengapa Amira ingin bertemu? Ada sesuatu yang mengganjal, dan Rendra merasa ada misteri yang mulai terungkap.

Winda menatap ponsel itu sejenak, dan Rendra bisa melihat bahwa wajahnya berubah sedikit. "Apa yang dia inginkan?" tanya Winda, suaranya lebih tajam dari yang Rendra harapkan.

"Aku tidak tahu," jawab Rendra, merasakan ketegangan yang kembali muncul di udara. "Tapi aku rasa kita harus bertemu dengannya. Mungkin dia tahu sesuatu."

Rendra merasa ada sesuatu yang lebih besar sedang mengintai. Sesuatu yang lebih gelap dari kebisuan mereka. Apa yang akan terjadi jika Amira tahu lebih banyak dari yang mereka bayangkan? Atau apakah Amira hanya ingin berbicara tentang hal lain?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun