Mohon tunggu...
Hendrik Munthe
Hendrik Munthe Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Freelance

Saya hobi membaca dan menulis tentang tokoh-tokoh dan kisah-kisah besar di masa lalu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Andrew Carnegie: Pebisnis Sukses yang Dermawan

9 Oktober 2024   15:00 Diperbarui: 9 Oktober 2024   15:12 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pengejaran kekayaan yang tak kenal lelah oleh Carnegie harus dibayar dengan harga yang mahal. Ia terkenal karena kekejamannya dalam mengeksploitasi para pekerjanya, membayar mereka dengan upah yang sangat kecil tapi disaat yang sama menuntut mereka bekerja dengan durasi jam kerja yang panjang dan dalam kondisi lingkungan kerja yang berbahaya.

Aksi mogok dan aksi demo pekerja di Homestead pada tahun 1892, yang mengakibatkan kematian sembilan pekerja pabrik dan tujuh penjaga Pinkerton, adalah bukti nyata tentang besarnya harga yang harus dibayar dalam perjalanan Carnegie mengejar kekayaan.

Filantropi dan Penebusan Dosa

Akan tetapi Carnegie mengambil langkah drastis pada tahun 19010. Carnegie menjual perusahaan bajanya kepada JP Morgan seharga $480 juta, menjadikannya orang terkaya di dunia. Dia kemudian pensiun dari dunia bisnis dan mendedikasikan hidupnya untuk kegiatan filantropi, menyumbangkan lebih dari $350 juta untuk berbagai kegiatan amal, termasuk pembangunan lebih dari 2.500 perpustakaan dan pendirian Carnegie Corporation.

Perubahan yang drastis dan tiba-tiba ini tentu saja kemudian menimbulkan pertanyaan tentang motivasi Carnegie dan harga  sebenarnya dari kesuksesan yang diraih Carnegie selama ini.

Kesimpulan penulis

Kehidupan Andrew Carnegie adalah paradoks kontradiksi. Dia adalah seorang pengusaha kejam yang tanpa belas kasihan mengeksploitasi para pekerjanya, namun di sisi yang lain, dia juga adalah seseorang yang dermawan yang menyumbangkan sebagian besar kekayaannya untuk kepentingan amal.

Warisannya adalah pengingat untuk kita, bahwa kesuksesan tidak hanya diukur dari kekayaan, tetapi dari dampak yang kita berikan pada dunia di sekitar kita. Saat kita merenungkan perjalanan hidup Andrew Carnegie, kita dibuat bertanya-tanya perihal motivasi di balik semua tindakannya dan makna kesuksesan yang sebenarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun