Mohon tunggu...
Hendrik Lamenty
Hendrik Lamenty Mohon Tunggu... -

Saya adalah seorang mahasiswa teknik di salah satu universitas swasta di Kota Malang. Lahir di tanah Adonara, Flotim, NTT.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Fragment

23 November 2011   03:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:19 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku akan panggil pengacara hebat."

"Aku akan gunakan uangku."

"Kau egois!"

"Kau juga egois!"

Di balik pintu kamar utama, Arok menguping perdebatan kedua orang tuanya itu. Dia terhenyak. Matanya melotot. Bibirnya bergetar. Dadanya panas. Rasa-rasanya nadi-nadinya hendak meledak satu-satu. Arok kemudian pergi tergesa dengan tubuh bergetar. Melangkah gontai ke kamar adiknya.

"Ayah dan ibu sudah memutuskan..."


"Putuskan apa?" Arda mendengar dengan serius.

"Kita akan digadaikan."

"Hah?"

"Di meja pengadilan."

"Hah?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun