"Aku akan panggil pengacara hebat."
"Aku akan gunakan uangku."
"Kau egois!"
"Kau juga egois!"
Di balik pintu kamar utama, Arok menguping perdebatan kedua orang tuanya itu. Dia terhenyak. Matanya melotot. Bibirnya bergetar. Dadanya panas. Rasa-rasanya nadi-nadinya hendak meledak satu-satu. Arok kemudian pergi tergesa dengan tubuh bergetar. Melangkah gontai ke kamar adiknya.
"Ayah dan ibu sudah memutuskan..."
"Putuskan apa?" Arda mendengar dengan serius.
"Kita akan digadaikan."
"Hah?"
"Di meja pengadilan."
"Hah?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!