Mohon tunggu...
Hendrik Lamenty
Hendrik Lamenty Mohon Tunggu... -

Saya adalah seorang mahasiswa teknik di salah satu universitas swasta di Kota Malang. Lahir di tanah Adonara, Flotim, NTT.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Timnas U-23: Kesuksesan yang Pantas Berada di Atas Nilai Sebuah Medali

25 November 2011   04:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:13 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Maafkan saya, karena tidak bisa memberikan lebih seperti yang diinginkan publik. Kita menginginkan emas, tapi nyatanya cuma bisa samapi pada titik ini. Kita hanya tidak beruntung." (Rahmad Darmawan, dalam sebuah wawancara setelah Final Sepakbola SEA GAMES)

DIMULAI DARI RAHMAD DARMAWAN: SOSOK YANG UNIK

Membaca potongan wawancara itu membuat saya terharu. Seorang Rahmad Darmawan, pelatih Timnas U-23 Indonesia yang kharismatik dan cerdas meminta ma'af kepada publik bola sepak Indonesia untuk "kesalahan" yang bukan miliknya. "Kesalahan" yang seharusnya menjadi milik semua pencinta sepakbola Indonesia itu "dipikul" sendiri oleh RD - panggilan akrab Rahmad Darmawan - bukan untuk mengalihkan perhatian publik pada sebuah pencitraan yang mengharu-biru, tapi seutuhnya mau menegaskan bahwa RD sepenuhnyabertanggung jawab sebagai head coach Timnas U-23 Indonesia. Pada titik ini RD menampilkan dirinya sebagai pelatih hebat yang rendah hati, bukan pelatih hebat yang arogan dan memaki-maki anak asuhnya hanya kerana gagal. Di kesempatan ini RD mau menyampaikan kepada publik bahwa, ketidakberuntungan bukan semata-mata jawaban, tapi lebih dari itu kepedulain - rasa tanggung jawab yang besar terhadap animo publik terlebih pada beban anak asuhnya yang sudah "berdarah-darah" di lapangan hijau. Bang RD juga menjadi sosok yang menjadi pengubah arah pandang masyarakat setelah sekian lama tidak lagi percaya pada pelatih lokal setelah masa Beny Dollo. Dia membuktikan bahwa pelatih lokal tidak bisa diremehkan kualitasnya.

Rahmad Darmawan adalah salah satu pelatih dengan visi permainan yang mengesankan yang pernah dimiliki oleh Indonesia. Permainan menyerang, bertahan, counter attack, umpan pendak dan kombinasi pemain capat dan stylish, merupakan ramuan yang ampuh dari seorang RD. Dia tau kapan harus menyerang habis-habisan, kapan harus bertahan, kapan harus mengcounter attack, kapan harus bermain cepat dan kapan harus bermain lambat. Itulah RD, tidak peduli seberapa kuat Tim yang dilawan, baginya sebuah pertandingan sepakbola adalah permainan menyerang dan bertahan dengan sama bagusnya. Harus ada kemungkinan yang tercipta yang hadir lewat skema yang terstruktur dari bawah,  ke tengah,  lalu ke depan lantas mengancam gawang lawan. Itu sebuh karakter sepakbola yang dibangun oleh RD di Timnas U-23 Indoensia. Hasilnya adalah menceploskan 14 gol ke gawang lawan dan hanya memungut bola 3 kali dari gawang sendiri (tanpa menghitung gol adu pinalti di final). Sebuah prestasi yang luar biasa, mengingat lawan-lawan Indonesia adalah kumpulan raksasa ASEAN (Malaysia, Singapura, Vietnam dan Thailand).

Rahmad Darmawan juga adalah seorang motivator hebat. Buktinya saat melawan Vietnam, Timnas U-23 sulit sekali menembus pertahanan Vietnam sampai babak pertama usai. Namun setelah rehat, Timnas U-23 berhasil membobol gawang Vietnam dua kali melalui aksi yang memukau. Terlepas dari kualitas anak-anak asuhnya, sosok RD tetap menjadi motivasi penyokong yang hebat. Sikap RD yang tenang dan kalem membuat Tibo cs sangat segan padanya dan sikapnya yang bersahabat membuat mereka seperti menemukan sahabat, motivator, sekaligus ayah yang baik. Mereka mau mendengarkannya, karena mereka juga didengar. Tibo cs merasa nyaman sehingga dengan "santai" mereka bisa melibas semua lawan mereka. RD adalah pelatih dengan jiwa motivator yang hebat.

Sosok RD adalah sebuah keunikan yang langka di dunia sepakbola Indonesia. Dia melihat pemain karena kualitasnya, bukan karena sentimentalisme yang sering menghantui pelatih-pelatih lokal. Prinsipnya nyata ketika dia mencoret bintang muda sepakbola Indonesia Irfan Bachdim yang mangkir dari latihan tim berulang kali tanpa izin yang jelas. Dia juga mencoret beberapa pemain naturalisasi karena dianggap tidak cukup baik dan menyisakan Diego Michels di sisi kiri pertahanan Timnas U-23. Dia bahkan tidak memasukan Syamsir Alam, rising star Indonesia, yang bermain untuk Penarol U-19, klub paling sukses di liga Uruguay. Semua itu merupakan pertimbangannya dengan segala resiko yang sudah ia ketahui. Ia tidak serta-merta memilih pemain tanpa pertimbangan. Meskipun banyak mungkin kurang puas dengan keputusannya itu, tapi semuanya terbungkam ketika dia menunjukan bahwa Tim yang dia bangaun adalah yang terbaik saat ini.


Sosok yang unik, tegas, berwibawa, bersahabat, dan rendah hati sudah cukup menempatkan RD sebagai pelatih lokal terbaik saat ini. Dia mungkin belum memberi gelar. Tapi dengan "pertunjukan" awalnya dia telah menunjukan bahwa Timnas Indonesia itu harusnya ditakuti. Tentunya.

KEMUDIAN STARTING ELEVEN YANG FANTASTIK!

Memang Timnas U-23 Indonesia kalah di laga final sepakbola SEA GAMES kemarin. Tapi tanpa mengesampingkan rasa ingin pada medali emas, ini tetaplah tim yang fantastik! Kenapa?


  1. Dalam setiap pertandingan rata-rata penguasaan bola di atas 50%
  2. Menyarangkan 14 bola ke gawang lawan dan hanya 3 kali memungut bola dari gawang sendiri
  3. Selalu bermain dengan pola yang indah
  4. Memiliki deretan striker yang mematikan: Tibo, Patrick, Ferdinand, Yongki.
  5. Memiliki deretan pelatih yang luar biasa
  6. Memiliki selling point yang tidak dimiliki oleh Timnas-Timnas U-23 sebelumnya


Timnas U-23 memang tidak dibentuk dalam waktu lama, semisal Tim Malaysia yang dibentuk selama 2 tahun di Eropa. Meskipun demikian Timnas U-23 bukanlah tim yang sederhana. Kompleksitas tim ini menjadikannya sangat berbahaya, sperti kata pelatih Vietnam: "Indonesia bukan lawan yang sepadan dengan Vietnam. Mereka sangat bagus."

Pernyataan itu menegaskan bahwa sepak terjang Timnas U-23 selama SEA GAMES benar-benar mengejutkan publik ASEAN. Bagaimana tidak: dengan tidak pernah beruji coba dengan tim-tim berbahaya karena problem keuangan, Timnas U-23 menjelma menjadi tim yang komplit: skil tinggi, determinasi tinggi dan produktivitas gol yang tidak sedikit. Lantas apakah ini menjadi jawaban bagi Timnas Senior Indonesia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun