Mohon tunggu...
Hendrik Kurniawan Wibowo
Hendrik Kurniawan Wibowo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Biasa, Pembelajar Yang Terbiasa, Orang Bodoh yang Luar Biasa

Ayah yang selalu berusaha belajar menjadi manusia

Selanjutnya

Tutup

Money

Kesatuan Imaji ASEAN dan Regional Connectivity Payment : Sebuah Refleksi

20 Juni 2023   23:20 Diperbarui: 20 Juni 2023   23:26 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : ASEAN sebagai Kawasan Startegis. (Foto :  Unsplash / By Z)

Dalam konteks ASEAN yang memiliki akar politik dan agama yang beragam, ekonomi dapat menjadi salah satu media yang dapat menyatukan imajinasi masyarakatnya menjadi satu. ASEAN memiliki keragaman agama dan budaya yang unik. Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam didominasi oleh bangsa Melayu dan Islam. Laos, Myanmar, Kamboja dan Thailand mayoritas adalah Indocina dan pemeluk agama Budha. Vietnam dengan historis komunismenya yang kuat menjadikan masyarakatnya kebanyakan atheis. 

Keketuaan Indonesia untuk ASEAN pada periode ini sepertinya dimanfaatkan dengan baik. Bank Indonesia sebagai Bank Sentral Indonesia menginisiasi Regional Payment Connectivity atau konektivitas pembayaran lintas kawasan ASEAN. Inisiatif Bank Indonesia ini pada awalnya disepakati pada pertemuan dan penandatanganan MoU lima negara ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Singapura di Nusa Dua Bali pada 14 November 2022 lalu. Selanjutnya pada KTT ke 42 ASEAN 2023 di Labuan Bajo RPC ini menjadi kesepakatan dalam pilar ekonomi. 

Sistem pembayaran RPC ini berdampak luas untuk menembus batas-batas identitas negara ASEAN. Dengan semangat efisiensi, aman dan inklusif, praktik dari RPC ini diharapkan dapat membawa dampak besar pada pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN. Pelaku UMKM yang menjadi salah satu kekuatan ekonomi rakyat di Indonesia harapannya dapat memanfaatkan peluang ini.

Secara teknis RPC ini menggunakan QR Code sebagai basis pembayaran. Lalu dikembangkan pula sistem Local Currency Transaction (LCT) agar mata uang lokal tetap dapat berlaku. LCT merupakan transaksi antar negara yang dilakukan dengan mata uang masing-masing. Indonesia dengan QRIS dapat menjadi media transaksi yang mudah dengan Thailand dan Malaysia. Orang Indonesia tidak perlu mengkonversi Rupiahnya dengan Ringgit Malaysia maupun Baht Thailand secara konvensional ke money changer. Cukup dengan QRIS mereka dapat bertransaksi dengan mudah, begitu juga sebaliknya. 

Meskipun hari ini masih terbatas pada beberapa negara di ASEAN, harapannya hal ini dapat menjadi pelebur batas identitas masyarakat ASEAN. Ini mungkin hanya salah satu metode agar cita-cita ASEAN untuk satu visi, satu identitas dan satu komunitas dapat terwujud. Agar masyarakat ASEAN semakin merasa satu terhadap saudara satu kawasan. Serta kebangkitan ASEAN dengan kesatuan ekonominya ini mampu memberikan warna baru bagi dunia. 

Ke depan rasa saling memiliki dengan kesatuan visi, kesatuan komunitas dan identitas semoga tidak hanya menjadi simbol dan semboyan pasif belaka. Melainkan menjadi energi aktif yang membakar produktivitas dan kreativitas masyarakat ASEAN guna siap berdaya saing di tengah perubahan zaman yang semakin cepat dan tidak terduga. Berawal dari langkah ekonomi dan praktis yang bermuara pada semangat perubahan bersama yang dinamis. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun