Idul Adha  10 zulhijah 1444H.  Ribuan kantong Daging di bagikan Di Hari Tasyrik. Pengepul Kulit Hewan Qurban Menuai Berkah.
Hari Tasyrik merupakan hari raya umat Islam yang jatuh pada setelah Idul Adha yaitu hari ke 11,12 dan 13 pada bulan zulhijjah menurut kalender Islam. Pada hari tersebut jamaah yang menunaikan ibadah haji sedang berada di Mina. Pada tanggal tersebut, para jamaah haji melempar jumrah.
Namun. Tentu berbeda di tanah air, gema takbir dan tahmid di hari Tasyrik tetap di kumandangkan di setiap sesudah sholat Jemaah lima waktu di masjid dn surau.
Di hari itu ribuan Daging Qurban di bagaikan dengn ukuran menurut patut dan mungkin.  Tergantung pada budaya  setempat di tanah air .
Di ranah Minang kabau (Piaman) budaya pembagian daging qurban selalu mengacu pada rasa, bukan pada ukuran.
"Sedikit bagi becacah. Banyak bagi baonggok"
Artinya semua dapat merasakan daging qurban (bantai kabau) baik yang ikut qurban maupun yang tidak.
Pembagian yang rata, tentu menjadi tolak ukur , Â termasuk juga untuk para pekerja dan panitia qurban di bagi dengan ba onggok. Namun apabila ada nama tambahan akan di kurangi dengan istilah "saketek bagi bacacah" yang penting semua dapat.
Idul adha tidak hanya Ritual agama melaksanakan rukun Islam yang ke Lima. Â Namun lebih bermakna pada kata "Berqurban" Â untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT atas perintah Yang maha kuasa di dalam Alquran di ceritakan atas ketakwaan Nabi Ibrahim as kepada Allah rela mengorbankan anak Nabi Ismail as yang lagi lucu-lucunya untuk di sembelih yang akhirnya ganti oleh Allah ta'ala dengan seekor Domba yang besar.
Di sinilah mulainya perintah qurban dalam ajaran Islam , Â dalam parukun (syari'at) satu kambing /domba untuk satu orang dan satu ekor lembu/ onta untuk 7 orang dan menjadi wajib bagi yang mampu. Â
Hari raya qurban. Merupakan berkah tersendiri bagi pengepul kulit sapi, kerbau dan kambing untuk di olah menjadi makanan khas Minangkabau. Seperti, Â
"gulai jangek dan karupuk jangek" Â
Gulai jangek yang bahasa lain "kikil" yang di olah dari kulit sapi dan kerbau sering temui di pasar dan
Rumah makan Padang maupun di warung nasi lainnya. Â
Dengan pengolahan yang sangat sederhana, menjadikan menu yang satu ini menjadi makanan khas Rang Minang kabau  "Gulai Jangek" .
Di samping gulai jangek. Â Karupuak (kerupuk) Jangek juga di olah dari kulit sapi, kerbau dn kambing. Yang beli dari tempat pemotongan hewan ternak maupun di Momen idul Adha/hari raya qurban. Â
Tentu di hari raya qurban. Â Menjadi berkah tersendiri bagi pengempul kulit sapi ,kerbau dan Kambing. Â Di samping harga bisa di patok berapa saja sama panitia, yang kadang juga berikan Secara cuma-cuma oleh pengelola atau panitia qurban itu sendiri.
Inilah berkahnya idul Adha "banyak bagi baonggok. Sedikit bagi bacacah" Â semua mendapat berkah. Semua merasakan nikmatnya berbagi. Nikmatnya kebersamaan yang terselip sikap pengorbanan untuk mencapai ketakwaan kepada Allah Subhana wa taala. Â
Selamat hari raya idul Adha 1444H /2023 M.  Semoga kita menjadi hamba hamba yang suka berkorban  untuk agama dan umat.. (Mm)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H